Fintech |
Kita perlu menyimak tulisan yang dibuat oleh Pak Dahlan Iskan pada 25 September 2017 berjudul "Angpao pun Dikirim dengan WeChat". Tulisan tersebut bisa dilihat disini. Arah bisnis Start-Up di masa depan bisa jadi meniru apa yang dituliskan oleh Pak Dahlan tersebut.
Sekarang, kita telah diperkenalkan dengan istilah Fintech 3.0. Fintech adalah kepanjangan dari financial technology, yakni sebuah perusahaan teknologi berbasis aplikasi untuk layanan keuangan. Direktur Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Fithri Hadi menjelaskan fintech 3.0 dapat didefinisikan sebagai perusahaan yang tidak mempunyai lisensi jasa keuangan, tetapi mampu memberikan layanan keuangan untuk konsumen.
"Rata-rata mereka adalah perusahaan teknologi atau perusahaan telekomunikasi," ungkap Fithri. Sumber : Kompas
Nah, fintech 3.0 inilah yang banyak dirambah oleh perusahaan start-up sekarang ini. Mereka menyediakan platform layanan keuangan masing-masing, misalkan : GoPay untuk Go-Jek, TokoCash untuk Tokopedia, dan masih banyak lagi. Jika seperti itu, kita bisa melihat bahwa perkembangan yang akan terjadi akan kurang lebih sama seperti yang telah dituliskan oleh Pak Dahlan.
Pengguna Smart Phone Indonesia |
Tentu saja hal ini adalah buah dari kemajuan teknologi yang semakin massif. Dari katadata, diprediksikan pada tahun 2017, jumlah pengguna smartphone di Indonesia adalah sebesar 74,9 juta. Bisa dikatatan, smartphone sudah menjadi hal yang sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat zaman modern. Inilah yang akhirnya menjadi pasar bagi bisnis berbasis aplikasi yang dikembangkan oleh banyak start-up. Dengan dukungan investor, para pengembang start-up tidak akan kesulitan dalam hal pendanaan untuk bisa mengedukasi masyarakat dalam hal mengenalkan produk yang mereka kembangkan. Upaya untuk menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya inilah yang mungkin bisa menelan biaya hingga milyaran rupiah. Jadi, jangan heran dengan banyaknya bonus atau diskon yang ditawarkan oleh banyak toko e-commerce maupun start-up lainnya. Cepat atau lambat, manusia akan berubah menuruti cara yang menurut mereka paling praktis dan ekonomis.
Bisnis berbasis aplikasi yang menggunakan platform layanan keuangan kebanyakan memang didominasi oleh bisnis e-commerce, meskipun tidak menutup kemungkinan jenis start-up lain juga menyediakan layanan ini, misalnya perusahaan aplikasi simpan-pinjam dsb. Dalam perkembangannya sendiri, e-commerce di Indonesia memiliki jenis model bisnis yang berbeda. Dengan demikian, kita tidak bisa serta merta membandingkan satu e-commerce dengan yang lainnya sebagai sebuah saingan.
Menjamurnya bisnis e-commerce juga merupakan sebuah fenomena yang cukup unit. Secara tidak langsung, bisa jadi adanya bisnis e-commerce ini juga berpengaruh terhadap total penjualan yang dilakukan oleh bisnis ritel konvensional. Tak pelak, bisnis ritel yang semula mengandalkan cara konvensional, juga mulai merambah menggunakan e-commerce.
Bagaimanakah model-model bisnis e-commerce yang ada di Indonesia dan pengaruhnya terhadap bisnis ritel konvensional? Kita simak penjelasannya pada tulisan berikutnya.