Laporan kedua, setelah sebelumnya saya menulis laporan terakhir pada februari 2019. Untuk tautan tulisan terakhir, silahkan klik disini.
Well, berikut adalah gain/loss dari porto saham yang sudah realized dengan cut of date April 2019.
Gain/ Loss yang belum realized (floating), tertanggal 5 Mei 2019 adalah minus (-) 2,576,072. Jadi, kira-kira selama empat bulan cuma cuan 1 juta, jika saya jual semua saham saya perhari ini. Namun, yang menarik adalah hampir setengah loss tersebut berasal dari satu saham. Yakni saham ERAA.
Mari kita lihat, grafik ERAA seperti yang ditunjukkan dibawah:
Yang bisa disimpulkan dari gambar tersebut adalah ERAA terjun bebas. Pelajaran berharga yang bisa saya petik bahwa cukup satu satu saham saja, salah predik, resiko lossnya besar sekali, bisa menghilangkan cuan yang saya raih selama berbulan-bulan. Saya beli di kisaran 2000 dan berharap balik ke 3000. Namun naas, malah anjlok hingga ke 1000. Nilai rata-rata beli saya adalah di sekitar 1700. Masih saya hold. Tentu saja, masih fokus nyari cuan di saham lain, untuk nambah porsi ERAA ketika harganya lebih drop lagi. Tanpa adanya Money Management, tentu saya tidak akan bertahan lebih lama di dunia saham.
Saya masih hold, karena ERAA fundamental bagus dan juga masih memberikan deviden. Ini yang juga penting, kenali perusahaannya. Jadi, kita tidak perlu kuatir terlalu banyak ketika harganya drop. Target harga ERAA menurut stockbit.com adalah sekitar 1900, per tanggal 10 Mei 2019.
Nah, saya akan update terus mengenai ERAA, sampai berapa lama saya bisa lepas dari ERAA. Selain hal tersebut, report kali ini, juga menyinggung mengenai cara trading saya yang juga berubah. Saya adalah trader-investor paruh waktu. Selama ini, saya hanya trading ketika waktu off duty. Saya bekerja di proyek dimana jadwal on-offnya adalah 2 minggu. Ketika masuk kerja, saya jual semua. Dua minggu, ketika libur awal, saya borong saham. Hal inilah yang membuat gain/loss pada bulan Februari 2019, sangat tinggi karena saya jual semua dan pada Maret 2019, sangat rendah karena saya waktunya beli dan saya tidak sempat jual karena indeks IHSG yang merosot. Jika saya jual semua saham saya pada bulan Maret, maka hasilnya realized adalah minus.
Mulai April, saya memakai sistem trading harian. Malam hari, saya pakai order booking otomatis untuk jual beli saham. Dengan cara ini, saya bisa trading tiap hari, meskipun siangnya bekerja. Dan, saya sudah cuan 500 ribu rupiah. Cukup bagus.
Cukup sekian laporan porto saham untuk edisi April 2019. Bisa kita tarik pelajaran, yakni:
- Money Management penting. Cukup satu satu saham saja, salah predik, resiko lossnya besar sekali, bisa menghilangkan cuan yang diraih selama berbulan-bulan.
- Kenali perusahaannya ketika membeli saham. Ketika harga turun, kita tidak terlalu was-was. Bisa kita tambah porsi ketika turun. Artinya, harga sahamnya masih lebih murah jika dibandingkan secara riil bisnis yang dijalankan. Tentu saja kita bisa melakukan cut loss sebagai opsi lain jika kita siap menanggung kerugian.
Selama prinsip Money Management kita pegang, kita masih bisa bertahan di dunia saham. Money Management akan membuat kita tidak kehabisan peluru untuk terus berburu saham yang kita inginkan. Prinsip sukses di dunia saham, menurut keyakinan saya adalah "Jangan Bangkrut" yang dimulai dari kehabisan uang sebagai peluru untuk membeli saham. Jika uang kita habis, pada akhirnya kita akan terpaksa menjual saham yang kita miliki dan naasnya adalah jika saham tersebut dalam keadaan minus. Yang artinya, modal kita berkurang. Kita bisa injek modal lagi, namun jika kita tidak belajar mengelola modal kita yang sudah ditanam di saham dengan money management, siap-siap saja, kita akan semakin terperosok dan modal kita tidak akan bisa kembali.
No comments:
Post a Comment
Leave your comment !