Mendengar kata "saham gorengan", apa yang terlintas di pikiran anda? Disukai ataupun tidak, pasar berjalan sesuai dengan kaidah supply and demand. Saham gorengan ada karena ada demandnya. Costumer yang menyukai high gain/risk akan cenderung menyukai saham gorengan. Kita berinvestasi di pasar modal, tentunya ingin mendapatkan return yang besar dan juga cepat. Dan, "saham gorengan" merupakan salah satu bentuk supply untuk menjawab jenis demand yang ada tersebut.
Jika secara prinsip, orang tidak menyukai saham gorengan, maka saham gorengan tidak akan banyak diperbincangkan. Supply pun akan turun secara sendirinya
Saham gorengan ini gerakannya liar, kacau, tidak bisa ditebak. Saham yang tidur, dalam hitungan menit bisa langsung lompat kodok mencapai target ARA pada hari itu. Bisa jadi juga, saham yang tadinya ARA, pada waktu menjelang penutupan, dihajar hingga ARB.
Saham gorengan tidak untuk semua orang. Seperti dijelaskan pada paragraf pertama, saham gorengan ini ada karena permintaan terhadap saham ini ada. Jika banyak yang meminta saham dengan fundamental yang bagus, tentunya permintaan terhadap saham gorengan akan menurun. Namun tentunya hal ini akan sangat sulit untuk dilakukan karena orang terjun ke pasar modal tentunya ingin mendapatkan gain semaksimal mungkin.
Ketika terjun ke pasar modal, kita harus bersikap realistis. Semua yang masuk ke pasar modal pasti pernah merasakan untung ataupun rugi. Apapun hasilnya itu adalah bukti bahwa kita telah mencoba. Jikapun rugi, berarti ada sesuatu yang perlu diperbaiki dari metode trading kita. Pergerakan harga saham di pasar modal bukanlah sesuatu yang bisa kita kontrol. Tetapi, tidak semua orang bisa menerima kenyataan bahwa mereka telah "rugi" tersebut secara realistis.
Tidak semua orang bisa lepas dari bayangan kejadian loss yang terjadi pada masa lampau. Hal inilah yang menjadi beban ketika akan memulai trading selanjutnya. Kita menjadi sangat berat untuk mencoba kembali masuk di pasar modal. Kegagalan masa lalu telah menghapus rasa kepercayaan diri kita dan menjadi limiting belief bahwa kita tidak mampu sukses di pasar modal. Jika hal ini terjadi, seberapa banyak teori yang kita gunakan, akan menjadi percuma karena kita tidak memiliki keberanian untuk mengaplikasikannya. Malah, semakin banyak teori, bisa jadi semakin menimbulkan keraguan.
Barangkali, anda pernah loss pada saham gorengan. Anda salahkan saham gorengan, bukan karena metode trading anda di saham gorengan. Padahal, sudah jelas, high reward-high risk. Eksekusi di saham gorengan harus cepat karena gerakannya liar, kacau, tidak bisa diprediksi. Anda membenci saham gorengan karena pernah rugi, dikecewakan. Bukan dari hal yang bersifat prinsip ataupun karena metode yang anda terapkan kurang cocok.
Masuk ke pasar modal dan berharap return yang besar itu tidak salah. Tetapi, jika memulai dari dasar dan ingin langsung berada di puncak dengan meraih gain setinggi-tingginya, maka itu adalah sesuatu hal yang sangat sulit. Perlu dorongan yang besar dan kebanyakan berakhir dengan tidak menyenangkan. Maka dari itu, harus dimulai dari hal yang bersifat kecil. Hal yang biasa lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Dari yang biasa, bisa nanti kita jadikan yang luar biasa.
Jadi, kitalah yang menjadikan hal yang luar biasa tersebut. Tidak peduli sebanyak apapun modal kita, jika kita tidak mampu mengelolanya maka akan habis pula. Masuk ke saham gorengan karena ingin cepat kaya, tanpa mempelajari risk-reward dengan baik, pada akhirnya hanya akan membawa kerugian.
PS: Tidak usah masuk saham gorengan.
No comments:
Post a Comment
Leave your comment !