Wednesday, December 26, 2018

Saham: Pilih Deviden atau Capital Gain? (Kasus Saham MERK)

Salah satu hal yang menjadi topik yang menarik dalam dunia pasar modal adalah apakah kita ingin mengejar Capital Gain atau deviden. Untuk diketahui Sobat Net, Capital Gain adalah selisih harga jual dikurangi harga beli. Sedangkan, Deviden adalah pembagian laba kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki.

Tentu saja, sebagai sebagai seorang investor, kita ingin mendapatkan kedua-duanya. Namun, masalahnya tidaklah sesederhana itu. Biasanya ketika Sobat Net mengincar deviden dengan membeli saham pada saat hari pencatatan deviden (Cum Date), tak jarang harga saham tersebut malah jatuh. Kesempatan deviden ini, biasanya dimanfaatkan oleh bandar untuk me-mark-up harga setinggi mungkin, sehingga tak jarang pada saat Cum Date, investor ritel yang tergerak untuk membeli saham karena keinginan untuk memperoleh deviden, malah mendapatkan harga yang tinggi. Esoknya, tidak bisa dipungkiri, harga akhirnya jatuh, karena peristiwa panic selling.

Salah satu contoh peristiwa menarik yang berhubungan dengan hal diatas adalah pembagian deviden Merk pada Desember 2018.

Pada tanggal 11 Desember 2018, para investor ritel/ kecil memperoleh informasi bahwa Emiten Merk akan membagikan deviden interim, dengan Cum Date yakni 14 Desember.

Pengumuman Pembagian Deviden Merk
Mari kita lihat background harga dari Merk sebelum pengumuman deviden, yakni sebelum tanggal 11 Desember 2018.

Pergerakan Harga Saham Merk Selama 2018
Bisa dilihat, bahwa harga pada sepanjang tahun 2018, saham Merk mengalami penurunan. Hal ini tentu saja membuat saham ini tidak diminati oleh ritel. Namun, begitu mendekati bulan Desember. Mari kita lihat gambar selanjutnya.

Perubahan Harga Saham Merk Selama Desember (Akibat Deviden)
Bisa dilihat pada tanggal 5 Desember 2018, tiba-tiba, harga Merk terkerek naik secara signifikan. Naiknya Merk ini tanpa disertai dengan volume transaksi yang tinggi. Artinya adalah, saham ini tidak likuid. Hanya dengan jumlah volume transaksi yang relatif kecil, begitu mudah harga akan bereaksi. Ini adalah peringatan pertama adanya manipulasi terhadap saham ini. Dalam tempo waktu tujuh hari, yakni mulai tanggal 5-11 Desember, saham ini naik secara signifikan dari mulai harga awal 5190 menjadi 7730, atau naik sekitar 50%. Dengan kata lain, Jika Sobat Net, memiliki uang 5 juta, maka dalam tujuh hari, uang anda akan bertambah menjadi 7,5 juta. Tentu saja, publik baru mengetahui pembagian deviden pada tanggal 11 Desember, yakni ketika harga 7730.

Dan, lihat yang terjadi setelah pengumuman deviden pada tanggal 11 Desember tersebut. Harga langsung turun. Para ritel secara tidak langsung telah dipaksa membeli saham dengan harga yang sudah tinggi dengan iming-iming Deviden Jumbo. Disinilah, permainan bandar untuk memainkan perasaan fear and greed dari para pelaku pasar.

Drama berlanjut, karena adanya revisi cum date dari yang semula 14 Des ke 20 Des dan juga revisi jumlah deviden yang dibagikan.

Revisi Tanggal Pencatatan Deviden dan Jumlah Deviden Merk
Harga terakhir pada saat pencatatan deviden, yakni pada tanggal 20 Desember 2018 adalah 7300. Dua hari setelah deviden, harga terakhir anjlok menjadi 4680. Harga ini lebih rendah daripada harga pada saat mark-up pertama kali pada tanggal lima, yakni 5190.

Hal yang membuat drama ini makin menarik adalah pada harga 4680 tersebut, masih tidak ada yang mau membeli Merk. Hal ini terlihat pada papan bid-offer Merk yang kosong pada bagian Bid. Dibawah adalah bid-offer Merk pada tanggal 26 Desember 2018

Bid-Offer Merk Dua Hari Bursa Setelah Cum Date
Jadi, tidak ada penjual yang bisa menjual sahamnya. Nilai 4680 adalah nilai minimum yang diperbolehkan dalam satu hari bursa pada hari tersebut. Ada aturan mengenai nilai maksimum suatu saham bisa bergerak dalam satu hari bursa, yang disebut auto rejection. Selengkapnya, bisa dibaca melalui tautan berikut.

Jadi, bayangkan, bila kita membeli saham tersebut ketika melihat devidennya yang jumbo, yakni pada saat diumumkan pada tanggal 11 Desember, kita akan memperoleh harga 7730, atau taruhlah pada saat menit terakhir penutupan bursa pada tanggal 20 Desember, yakni 7300. Safety margin kita adalah jumlah deviden. Supaya bisa tetap impas, yakni harga maksimal diman kita harus menjual saham Merk tersebut adalah

7300 (harga beli pada penutupan bursa di hari cum date) - 2565 (deviden ) = 4735. Maka, minimal kita harus menjual pada harga tersebut agar tetap untung pada hari bursa setelah cum date. Namun apa yang terjadi? Tidak ada yang mau beli pada hari bursa setelah tanggal cum date Merk. Ini terjadi dua hari berturut-turut. Maka peritel yang sudah beli di harga atas tidak bisa menjual barangnya. Mereka terkunci.

Harga setelah dua hari bursa setelah Cum Date adalah 4680. Artinya, mereka yang mengejar deviden, tetap rugi. Dan, pada harga 4680 tersebut, bisa lebih turun lagi, karena tidak ada yang mau membeli pada harga tersebut. Inilah salah satu sebab mengapa kita harus jelas dalam membuat keputusan dalam suatu pasar saham. Apakah demi mengejar deviden, atau capital gain. Satu hal yang perlu kita ingat adalah adanya manipulasi pada pasar bursa.

Jika melihat pada contoh diatas, kita sepertinya, sudah harus tahu, bahwa sebelum pengumuman pembagian deviden pada tanggal 11 Desember, harga sudah dikerek naik hingga mencapai 50%.

Tidak ada untung yang bisa begitu mudah didapat di pasar modal. Semua membutuhkan usaha dan juga waktu. Jadi, hal pertama yang harus kita camkan baik-baik ketika membeli saham adalah apakah kita membeli demi mengejar capital gain ataukah deviden.

No comments:

Post a Comment

Leave your comment !

Popular Posts