Salah satu hal paling penting sebelum memulai trading adalah psikologi trading. Tetapi, pembicaraan mengenai psikologi trading ini kurang menarik untuk dibahas sebenarnya. Gerakan naik-turun harga saham adalah sesuatu yang tidak bisa kita kontrol. Cara orang menyikapi naik-turun harga ini merupakan salah satu hal penting yang akan menentukan apakah kita akan berhasil atau tidak dalam menghasilkan cuan ketika sudah masuk dalam sebuah saham. Misalkan, kita sudah pasang posisi di sebuah saham, kemudian harga meluncur turun dengan drastis, kita menjadi panik akan hal tersebut. Lantas, kita menambah porsi kita dalam saham tersebut untuk mengurangi potensial loss kita. Namun, sayangnya harga malah meluncur turun. Hal ini membuat loss kita dalam bilangan jumlah naik berkali lipat karena kita sudah memasang porsi yang cukup tinggi di saham tersebut, dsb.
Cara trading seperti diatas, dengan menimbulkan perasaan fear ataupun greed, sering dialami oleh para pemula. Bagi para trader yang merupakan pekerja kantoran atau penuh waktu, tentu saja trading seperti ini akan sangat counter-productif karena pikiran kita sudah sewajarnya berada di tempat kerjaan kita. Namun, karena perasaan kuatir, kita malah bolak-balik membuka aplikasi trading kita untuk sekedar melihat sampai dimana harga saham yang kita beli. Apakah kamu juga saat ini merasakan hal yang demikian?
Tentu saja hal ini jeli dilihat oleh para trader kawakan, yang biasanya full time trader untuk memberikan potensi profit kepada mereka. Yakni, melalui media berbentuk langganan rekomendasi saham berbayar. Tentu saja tidak ada yang salah dari cara ini,i.e: jualan rekomendasi. Tetapi, kembali ke misi awal kita masuk ke dunia bursa, yakni ingin mendapatkan profit. Tentunya, salah satu caranya adalah kita harus mampu membatasi pengeluaran kita.
Salah satu kunci untuk bertahan di dunia saham adalah modal kita. Berapapun duit kita alokasikan di pasar saham, usahakan tetap memiliki fresh money. Berinvestasi di pasar modal harus dipahami sebagai sebuah bisnis, karena notabene segala sektor finansial itu berhubungan antara satu dengan lainnya.
Antara deposito, inflasi, surat hutang, harga saham, emas, tanah dsb memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Tingkat inflasi yang tinggi karena ekonomi yang berkembang misalnya, akan juga mempengaruhi naiknya suku bunga deposito. Hal ini secara tidak langsung bisa mengurangi harga saham karena banyak orang akan menarik duitnya di pasar bursa dan lebih memilih untuk menempatkannya di Bank kerena return deposito yang tinggi.
Sebaliknya, di saat krisis, harga emas akan cenderung naik, Hal ini dikarenakan nilai mata uang tergerus akibat dampak terjadinya krisis tersebut, misalnya terjadinya perang, force majeure akibat bencana alam dsb. Sehingga mata uang lokal menjadi tak bernilai.
Selain diatas, juga ada kasus spesifik yang berhubungan dengan emiten. Misalnya, pengaruh harga minyak dunia, logam dsb yang bisa jadi mempengaruhi emiten tertentu karena lini bisnisnya berhubugan dengan sumber daya tersebut, misalkan produser, pemasok ataupun konsumen. Contohnya, pengaruh naiknya harga minyak dunia terhadap emiten transportasi, dsb.
Jika semua keadaan bagus, maka sebuah emiten niscaya akan tumbuh dan laba akan datang dengan sendirinya. Inilah yang perlu kita lihat. Kita harus memandang sebuah emiten pasar saham sebagai sebuah makhluk hidup, dimana jika dikasih makan makanan bergizi, diatur oleh managemen yang profesional, tentunya perusahaan akan tumbuh dengan pesat. Semua nantinya akan dipelajari dalam bab fundamental.
Terakhir, jika kita memandang sebuah investasi di bursa saham adalah sebuah bisnis karena kita melihat potensi sebuah emiten di dalamnya. Maka, cara kita membelanjakan uang kita adalah kita mengalokasikannya dalam tiga post sebagaimana berikut:
- Uang untuk pembelian secara normal. Misalkan, untuk transaksi saham secara reguler.
- Uang untuk belanja ketika harga bahan baku murah. Misalkan, saham fundamental bagus, tetapi harganya jatuh.
- Uang untuk keadaan darurat. Misalkan, pasar saham crash, kita masih memiliki uang sebagai jaga-jaga dan menunggu momentum ketika ia siap untuk naik.
Dalam pasar bursa, teknikal adalah sebuah hal yang terlebih dulu didahulukan ketimbang fundamental. Dari fundamental kita mengetahui nilai riil sebuah perusahaan, tetapi dari teknikal kita mengetahui berapa harga beli saham dari para pemain saham. Histori dari harga menunjukkan hal tersebut. Inilah yang pada akhirnya membentuk pola-pola tertentu pada pergerakan harga saham, meskipun kita juga tidak bisa memperkirakan berapa jumlah saham dan modal yang mereka miliki, yang pada akhirnya menentukan nilai beli saham.
Teknikal juga menentukan kapan potensi sebuah saham akan berbalik arah. Hal ini dikarenakan pergerakan harga saham seperti layaknya sebuah kapal tanker. Momentumnya harus dibangun terlebih dahulu agar dia bisa jalan. Jika ia mau berhenti, tidak serta merta begitu saja akan berhenti, tetapi harus ditunggu hingga momentumnya habis terlebih dahulu agar dia bisa berhenti secara sempurna.
Diantara fundamental dan juga teknikal, salah satu hal terpenting lainnya adalah psikologi. Psikologi adalah sebuah hal yang lebih penting jika dibandingkan dengan kedua analisa diatas. Kita akan bahas lebih jauh mengenai psikologi trading dalam tulisan berikutnya.
Keep Stay Tuned.
Salah satu kunci untuk bertahan di dunia saham adalah modal kita. Berapapun duit kita alokasikan di pasar saham, usahakan tetap memiliki fresh money. Berinvestasi di pasar modal harus dipahami sebagai sebuah bisnis, karena notabene segala sektor finansial itu berhubungan antara satu dengan lainnya.
Antara deposito, inflasi, surat hutang, harga saham, emas, tanah dsb memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Tingkat inflasi yang tinggi karena ekonomi yang berkembang misalnya, akan juga mempengaruhi naiknya suku bunga deposito. Hal ini secara tidak langsung bisa mengurangi harga saham karena banyak orang akan menarik duitnya di pasar bursa dan lebih memilih untuk menempatkannya di Bank kerena return deposito yang tinggi.
Sebaliknya, di saat krisis, harga emas akan cenderung naik, Hal ini dikarenakan nilai mata uang tergerus akibat dampak terjadinya krisis tersebut, misalnya terjadinya perang, force majeure akibat bencana alam dsb. Sehingga mata uang lokal menjadi tak bernilai.
Selain diatas, juga ada kasus spesifik yang berhubungan dengan emiten. Misalnya, pengaruh harga minyak dunia, logam dsb yang bisa jadi mempengaruhi emiten tertentu karena lini bisnisnya berhubugan dengan sumber daya tersebut, misalkan produser, pemasok ataupun konsumen. Contohnya, pengaruh naiknya harga minyak dunia terhadap emiten transportasi, dsb.
Jika semua keadaan bagus, maka sebuah emiten niscaya akan tumbuh dan laba akan datang dengan sendirinya. Inilah yang perlu kita lihat. Kita harus memandang sebuah emiten pasar saham sebagai sebuah makhluk hidup, dimana jika dikasih makan makanan bergizi, diatur oleh managemen yang profesional, tentunya perusahaan akan tumbuh dengan pesat. Semua nantinya akan dipelajari dalam bab fundamental.
Terakhir, jika kita memandang sebuah investasi di bursa saham adalah sebuah bisnis karena kita melihat potensi sebuah emiten di dalamnya. Maka, cara kita membelanjakan uang kita adalah kita mengalokasikannya dalam tiga post sebagaimana berikut:
- Uang untuk pembelian secara normal. Misalkan, untuk transaksi saham secara reguler.
- Uang untuk belanja ketika harga bahan baku murah. Misalkan, saham fundamental bagus, tetapi harganya jatuh.
- Uang untuk keadaan darurat. Misalkan, pasar saham crash, kita masih memiliki uang sebagai jaga-jaga dan menunggu momentum ketika ia siap untuk naik.
Dalam pasar bursa, teknikal adalah sebuah hal yang terlebih dulu didahulukan ketimbang fundamental. Dari fundamental kita mengetahui nilai riil sebuah perusahaan, tetapi dari teknikal kita mengetahui berapa harga beli saham dari para pemain saham. Histori dari harga menunjukkan hal tersebut. Inilah yang pada akhirnya membentuk pola-pola tertentu pada pergerakan harga saham, meskipun kita juga tidak bisa memperkirakan berapa jumlah saham dan modal yang mereka miliki, yang pada akhirnya menentukan nilai beli saham.
Teknikal juga menentukan kapan potensi sebuah saham akan berbalik arah. Hal ini dikarenakan pergerakan harga saham seperti layaknya sebuah kapal tanker. Momentumnya harus dibangun terlebih dahulu agar dia bisa jalan. Jika ia mau berhenti, tidak serta merta begitu saja akan berhenti, tetapi harus ditunggu hingga momentumnya habis terlebih dahulu agar dia bisa berhenti secara sempurna.
Diantara fundamental dan juga teknikal, salah satu hal terpenting lainnya adalah psikologi. Psikologi adalah sebuah hal yang lebih penting jika dibandingkan dengan kedua analisa diatas. Kita akan bahas lebih jauh mengenai psikologi trading dalam tulisan berikutnya.
Keep Stay Tuned.
No comments:
Post a Comment
Leave your comment !