Sobat Investor, bagaimana caranya melakukan trading namun tetap bisa beraktivitas sebagaimana biasanya? Jika Sobat Investor belum bisa membagi waktu dengan baik, maka tulisan ini bisa menjadi sebuah referensi bagi Sobat Investor untuk memulai trading khususnya bagi kamu yang pekerja penuh waktu. Sobat Investor paling tidak harus mengerti terlebih dahulu basic trading, mulai psikologi, money management dan juga menguasai pengoperasian dari perangkat trading bawaan dari sekuritas.
Jika ketiga hal diatas sudah dikuasai, maka cara selanjutnya adalah melakukan analisa terhadap emiten yang akan dipilih. Tulisan ini terinsipasi dari KakDr. Bisa dilihat situsnya disini.
Analisa fundamental dan historikal yang wajib diketahui:
- Shareholder composition, baca tulisan terdahulu, management atau insider perusahaan harus memiliki jumlah kepemilikan yang besar jika dibandingkan dengan kepemilikan publik. Artinya, jika perusahaan itu bagus, tentunya management tidak akan menjual kepemilikannya di perusahaan tersebut.
- PBV atau harga buku, jika nilainya kurang dari satu, maka jika perusahaan itu bangkrut, masih akan ada sisa modal. Perusahaan yang PBVnya lebih dari satu, belum tentu perusahaan yang jelek, malah bisa saja perusahaan yang bagus karenanya dihargai premium oleh pasar.
- DER atau perbandingan antara utang dengan sisa modal. Nilai ini harus sekecil mungkin, artinya perusahaan tersebut tidak memiliki utang.
- ROE atau tingkat pengembalian modal. Nilai ini harus lebih besar jika dibandingkan dengan DER. Setiap perusahaan biasanya memiliki utang sebagai salah satu upaya untuk mendongkrak kinerjanya. Nah jika ROE lebih besar dari DER, maka perusahaan berkembang.
- Deviden, laba yang dibagi ke pemegang saham. Artinya perusahaan tidak pelit. Kalau kamu nyangkut, maka tiap tahun masih dapat deviden.
Lima elemen diatas merupakan ciri perusahaan yang sehat. Tidak butuh waktu lima menit untuk melakukan analisa tersebut. Anda bisa menggunakan RTI business untuk mencari informasi tersebut. Berikut adalah salah satu contoh, kita ambil emiten UNVR atau Unilever Indonesia Tbk.
Berikut adalah rincian fundamental dan historikalnya.
Dari segi kepemilikan OK. Masyarakat hanya memiliki 15% saham. Kita lanjutkan ke segi valuasinya.
Dari segi deviden, UNVR membagikan deviden. PBV = 48x. Sudah mahal. ROE, modal yang dikeluarkan investor tumbuh 2x dalam setahun (106%). Wow. Pantas saja PBVnya tinggi. Namun, sayangnya DERnya juga tinggi sekali. Jika modal kita balik 2x karena ROEnya >100%, maka semuanya impas buat bayar utang.
UNVR ini tipe perusahaan premium, yang dilihat dari segi valuasinya sudah sulit tumbuh lagi, dilihat dari valuasinya diatas. Mari, kita lihat dari segi perubahan harga sahamnya di pasar modal.
Yups, jika kamu megang saham ini dari tiga tahun yang silam, maka saat ini masih minus 4%. Beda ketika pegang dari lima tahun silam, maka masih cuan sekitar 47%. Artinya, harganya sudah stagnan.
Dilihat dari DPR atau deviden payout ratio, yang nilainya lebih dari 100%, artinya adalah seluruh keuntungan dibagikan ke pemegang saham, dengan deviden yield cuma 2,7%. Masih lebih besar jika dibandingkan dengan deposito bank, artinya perusahaan ini sudah tidak menarik. Tentu saja untuk saat ini.
Jika dilihat dari rumus valuasi Stockbit (program ini berbayar).
Yups, margin of safetynya cuma 6%. Sudah mendekati harga wajar perusahaan.
Ini dari segi fundamental ya kawan-kawan. Tetepi dari segi teknikal bisa berkata lain. Karena harga yang terbentuk di pasar adalah harga yang menurut persepsi masing-masing orang. Orang bisa berkata barang A mahal, sedangkan yang lain berkata itu murah.
Kita sambung mengenai analisa teknikal pada tulisan selanjutnya.
No comments:
Post a Comment
Leave your comment !