Sunday, November 3, 2019

Trading Saham - Lot, Tick and Budget

Money management adalah satu hal yang penting untuk dikuasai supaya bisa bertahan di pasar modal. Beberapa tulisan sebelumnya, juga pernah mengupas mengenai pentingnya money management ini. Tanpa money management yang baik, Sobat Investor hanya akan buang uang saja di pasar modal dan pada akhirnya bangkrut. Dengan money management yang baik, kita bisa menangkap setiap opportunity yang ada dan meminimalisir resiko "nyamgkut". Tidak sedikit trader menjelek-jelekkan, tidak bisa move-on dari suatu saham karena terlanjur percaya bahwa saham itu akan mendatangkan profit bagi mereka. Hal ini membuat mereka melupakan money management, sehingga begitu saham yang diharapkannya naik, tetapi malah turun, mereka menjadi jengkel dan kesal. Apalagi ketika semakin ditahan, saham itu semakin turun. Ketika kesal dan marah tidak menyelesaikan masalah dan malah memperburuk keadaan, maka untuk menanggulangi rasa sakit tersebut, terkadang muncul sikap "denial". Sebuah sikap yang ingin menunjukkan bahwa sebenarnya yang dia lakukan ketika masuk ke dalam saham tersebut adalah sebuah sikap yang benar. Maka ia munculkan beberapa teori untuk mendukung sikapnya tersebut. Biasanya mereka akan menyoroti bahwa perusahaan ini, meskipun harga sahamnya turun, tetapi dari segi fundamental bagus, tidak ada isu miring terkait perusahaan dan lain sebagainya. Hingga pom-pom untuk menarik trader lain masuk ke dalam saham dimana dia nyangkut tersebut. Yups, penderitaan membutuhkan kawan.

Untuk menghindari hal tersebut, tentulah money management dibutuhkan. Dan, metode ini sangatlah spesifik orang-perorang Sobat Investor. Tidak bisa satu orang menerapkan money management yang sama karena style trading dan jumlah modal tiap orang juga berbeda. Lebih dari itu, money management adalah strategi, dimana permainan trading adalah zero sum game. Artinya, tidak ada orang yang bisa memperoleh keuntungan, tanpa yang lainnya mengalami kerugian. Namun, pasar adalah mengenai tentang persepsi. Mahal dan murah sebuah saham adalah persepsi. Dan, untung maupun rugi tidak akan terealisasi sebelum transaksi dilakukan. Tidak ada yang pernah tahu bagaimana nasib perusahaan tersebut di masa depan. Yang bisa kita lihat adalah sejarah angka-angka dan juga pencapaian perusahaan saat ini, tanpa diketahui bagaimana di masa depan. Berita bagusnya, semua hal tersebut sudah bisa diprediksi dan dengan money management yang baik,akan mencegah kejadian yang diceritakan pada paragraf sebelumnya.

Sobat Investor, setelah modal trading kamu siapkan, bagilah uang kamu menjadi tiga bagian sesuai dengan tulisan terdahulu. Tidak harus sama rata dan uang yang dibelanjakan untuk membeli saham disarankan lebih dari satu saham dan tidak berada pada pemilik yang sama maupun jenis usaha yang sama.

Pemilihan saham harus disesuaikan dengan modal kamu dan kemampuan kamu dalam melakukan analisa. Jangan memilih saham yang harga per lotnya sudah mencapai puluhan ribu jika modal kamu cekak. Aturan Lot and Tick berikut akan mempermudah Sobat Investor dalam memilih sebuah saham. Sebagai perhatian, mimin lebih senang menggunakan cara average piramiding dalam membeli sebuah saham. Hal ini untuk menghindari over-trade dan gerakan tipuan yang dilakukan oleh trader besar.

Misalkan, dana untuk satu saham, Sobat Investor tetapkan sebesar lima juta rupiah. Maka, aturan Lot  and Tick adalah sebagaimana berikut:


Tabel diatas menunjukkan fraksi harga tiap tick yang ditunjukkan oleh golongan harga saham. Kita ambil contoh, misalkan untuk harga saham 200-500, fraksi harga yang diperbolehkan dalam bid dan offer adalah kelipatan dua. Misalkan saham SRIL berikut

Nah, semakin kecil harga saham, maka akan semakin kecil tingkat fraksi dalam bid-offer, namun perubahan harga rata-rata menjadi semakin signifikan. Perubahan 4 tick di SRIL, atau 8 rupiah adalah sama dengan gain/loss sebanyak 2%. Kita juga bisa mendapatkan lot yang lebih banyak untuk harga saham yang rendah. Dengan modal lima juta, kita bisa mendapatkan lebih dari 100 lot untuk saham dengan kisaran harga 200-500, sedangkan jika harga sahamnya diatas 10ribu, malah tidak ada yang bisa dibeli. Jumlah lot yang banyak ini penting, karena kita bisa melakukan average. Misalkan, ketika mengetahui harga saham di kisaran 200-500 dan modal 5 juta, Kita bisa melakukan pembelian pertama 20, pembelian kedua 30 dan pembelian ketiga 50. Tentunya bisa disesuaikan, tidak mesti demikian. Piramiding ini penting dalam money management karena misalkan,

- Harga awal saham 1000, kamu beli 10 lot denga harga 1 juta.
- Harga turun menjadi 500, kamu beli 20 lot dengan harga 1 juta (turun 50%)
- Maka, rata-rata harga saham kamu adalah 2juta/30 = 666
- Ketika, harga saham rebound 30% ke harga 667, maka kamu sudah impas. Dan, dari angka 667, masih ada space untuk kenaikan ke 1000 lagi.

Berbeda ceritanya, jika pada saat turun ke 500, cuma beli 10 lot saja. Maka rata-rata adalah 1.5jta/20 = 750. Ketika naik kembali 50%, ke 750, maka baru impas. Satu hal yang perlu dicermati adalah naik 50% tidak sama dengan turun 50%. Maka dari itu, pedoman ketika membeli saham, janganlah jumlah lot, tetapi jumlah modal.

Mimin harap penjabaran kali ini bisa membantu Sobat Investor semua dalam memahami dasar aturan tick and lot dalam money management. Pada kesempatan selanjutnya, akan dibahas mengenai dasar bagaimana melakukan trading khususnya untuk para pekerja kantoran.

Keep Stay Tuned

No comments:

Post a Comment

Leave your comment !

Popular Posts