Pilihan cut loss sebuah saham yang kondisinya lagi turun tentu suatu hal yang amat sulit untuk dilakukan. Dalam pikiran kita, ketika kita "cut loss" atau menjual saham yang kita miliki, pasti rugi. Sedangkan, jika kita tetap "hold" maka rugi tersebut belum terealisasi. Bahasa kerennya adalah floating loss. Floating loss akan menjadi floating profit jika harga sahamnya naik. Hal inilah yang kadang membuat kita tidak ingin untuk menjual saham yang kita miliki meskipun harganya turun. Apalagi dengan embel-embel saham berfundamental bagus, blue-chip dan sebagainya.
Tulisan ini bertujuan untuk membuktikan manakah pilihan paling rasional ketika memiliki sebuah saham yang nilainya jatuh secara ekstrim dan berpotensi untuk menguat sesaat. Kita akan buktikan manakah strategi yang paling tepat antara pilihan untuk cut loss atau hold sebuah saham yang sedang turun harganya.
Ibaratkan kita memiliki saham $ABCD sebanyak 10 lot atau 1000 lembar saham dengan harga persahamnya adalah sekitar 1000 rupiah.
Mari kita bayangkan dua skenario yang berbeda:
1. Seumpama harga saham ini jatuh ke angka 500 rupiah dan kita hold
2. Kita cut loss ketika turun ke harga 900 rupiah dan kita melakukan buy back di harga 500 rupiah
Berikut adalah hasilnya:
Pilihan HOLD atau CUT LOSS |
Ketika kita hold maka kita memiliki floating loss sebesar 500ribu rupiah, namun ketika kita cut loss dan beli di harga 500, maka kita rugi di awal 100ribu rupiah namun tidak memiliki floating loss. Bisa dilihat bahwa ketika kita buy back di harga 500, lot yang kita miliki juga menjadi lebih banyak hampir dua kali lipat jika kita hold.
Apa yang terjadi ketika harga rebound ke 650 rupiah misalkan.
Hitungan loss dan profit antara HOLD atau CUT LOSS |
Nah, ketika rebound maka dengan metode cut loss berbalik floating profit sebanyak 170ribu rupiah setelah dikurangi kerugian awal 100ribu rupiah dan yang hold masih rugi sebanyak 350ribu rupiah. Disini membuktikan bahwa cut loss tidak serta merta berakibat jelek seperti apa yang kita pikirkan sebelumnya.
Namun, kita kan tidak pernah tahu masa depan atau seberapa banyak harga akan turun dan kemudian rebound kembali. Nah, cara yang kedua kita coba membuktikan dengan memakai prinsip partial cut loss, dimana kita cut loss sebagian di harga 900, beli di harga 500 dan kemudian harga berbalik naik ke 650. Berikut adalah hitungannya:
Hitungan Partial CUT LOSS |
Hitungannya lebih rumit, namun bisa dipastikan loss yang diterima masih lebih sedikit jika dibandingkan dengan tidak cut loss. Tujuan kita cut loss partial adalah untuk memantau potensi adanya kenaikan saham yang bisa kita gunakan sebagai momentum untuk take profit atau untuk mencari impas.
Bisa dipastikan bahwa cut loss adalah sebuah pilihan yang bijak jika dibandingkan tidak cut loss untuk saham yang dipastikan turun secara ekstrim. Meskipun kita mengalami realized loss pada awalnya, namun ketika kita sanggup buy back harga bawah, maka loss yang kita terima akan lebih kecil ketika saham tersebut mampu untuk rebound.
Hemat mimin, ketika anda memiliki modal cash yang lebih banyak dan tidak takut untuk kehilangan uang tersebut, maka opsi cut loss bisa diabaikan.
Nah, setelah tahu kenyataannya, anda mau pilih yang mana?
No comments:
Post a Comment
Leave your comment !