Tujuan posting kali ini adalah mengetahui apa yang membuat kita memilih sebuah keputusan dari beberapa pilihan. Beberapa Bank di Indonesia sebagaimana diketahui memiliki sebuah program yang dinamakan tabungan jangka panjang. Dimana, nasabah menyetorkan uang dalam jumah tertentu. Pihak Bank akan memblokir tabungan tersebut dalam jangka waktu tertentu. Biasanya dalam hitungan tahun dengan bunga fix yang rendah, kisaran 0.5% per tahun. Sebagai imbalannya, nasabah berhak mendapatkan hadiah sesuai dengan banyaknya modal yang disetor.
Nah, kita akan membandingkan dua buah program Bank yang menawarkan jasa tersebut, kemudian anda akan menerka manakah pilihan yang paling rasional. Bank yang menjadi obyek disini adalah Bank yang riil dan progamnya pun juga riil diadakan di tahun 2020 ini.
Berikut adalah, penawaran dari dua bank tersebut untuk satu barang yang sama:
Nah, satu contoh ini kita anggap adalah basis dari keseluruhan hadiah yang ditawarkan. Bank A menawarkan hadiah yang sama dengan Bank B dengan persyaratan yang berbeda.
Manakah yang anda pilih?
Jika memilih Bank A, maka anda harus menyetorkan uang sebanyak 320juta untuk ditahan selama 1 tahun, jika memilih Bank B, maka anda hanya perlu menyetorkan uang 15 juta pada awal tabungan, namun ditahan selama lima tahun dan tiap bulan anda harus menyetorkan 3juta rupiah dan total proyeksi dana anda pada tahun kelima adalah 199juta. Kita anggap bunga yang ditawarkan dari dua program tersebut adalah sama yakni 0.5% pertahun dan deposito sebanyak 6% pertahun.
Manakah yang anda pilih, Bank A atau Bank B?
Bayangkan anda memiliki uang 200 juta. Pilihannya adalah Bank A: Penempatan 110 juta selama tiga tahun dan 90 juta di rekening deposito dengan bunga 6% pertahun. Cara yang sama juga dilakukan di Bank B.
Hasilnya adalah sebagaimana berikut:
Ketika anda punya memiliki uang 200 juta dan sisanya anda tabungkan ke deposito, maka in the long run, Bank A akan menghasilkan return yang lebih besar, jika dibandingkan dengan Bank B. Hal ini karena bunga tabungan jangka panjang tersebut sangat keci sekali jika dibandingkan dengan return deposito.
Bisa dilihat ketika tahun ke-4, Bank A sudah bisa menarik uang yang diblokir. Maka, kemudian saya masukkan return sesuai dengan deposito. Maka, hasil returnya adalah sekitar 6,6 juta rupiah. Bandingkan dengan periode sebelumnya yang selisihnya sendiri lebih dari 10 kali lipat.
Kelihatannya memang Bank B lebih menguntungan karena dana awal yang disetor lebih kecil jika dibandingkan dengan Bank A. Namun, dalam jangka waktu yang lebih panjang, terbukti Bank A maah lebih menguntungkan. Selisihnya adalah 15 juta rupiah.
Pada akhirnya kita memilih Bank A. Berikut adalah salah satu pilihan yang ditawarkan oleh Bank A dimana kita bisa mengetahui langsung harga hadiahnya karena berbentuk voucher.
Bayangkan anda ingin membeli laptop seharga 5 juta dan kemudian anda lihat tawaran sebagaimana diatas. Beberapa pilihan yang mungkin timbul:
1. Beli dengan uang anda sendiri, sisanya ditabung.
2. Mengendapkan uang 24 juta, untuk mendapatkan voucher 1 juta dan 4 juta sisanya pakai uang pribadi.
3. Memilih untuk mengendapkan uang 123 juta langsung selama satu tahun agar dapat voucher 5 juta. Hal ini menandakan anda tidak perlu mengeluarkan uang secara pribadi. Cukup dengan voucher untuk membeli barang tersebut.
Kelihatannya pilihan tiga sangat masuk akal untuk dipilih. Iming-iming gratis lebih mengena di pikiran kita. Diskon, sale dan lain sebagainya setidaknya bisa mempengaruhi pikiran orang untuk membeli suatu barang tanpa pikir panjang. Di otak kita, barang yang di diskon itu ibarat sebuah kesempatan yang tidak datang dua kali. Padahal, harga barang setelah diskon juga bisa jadi masih mahal. Namun, kita merasa senang karena pikiran kita masih terikat pada harga yang lama.
Nah, mari kita lihat faktanya, misal kita memiliki uang 125 juta rupiah. Sisa uang yang tidak kita gunakan akan ditabung. Manakah yang paling ekonomis.
Hasilnya adalah sebagaimana diungkapkan diatas.
Pilihan 1 ==> Beli langsung, potong lima juta. 120 juta ditabung di deposito 6%, hasilnya setelah satu tahun adalah 127 juta rupiah.
Pilihan 2 ==> Ambil voucher 1 juta, 24 juta ditahan. Bayar kekurangan 4 juta sehingga deposito 97 juta hasilnya adalah 126 juta
Pilihan 3 ==> Ambil voucher langsung 5 juta, ditahan 123 juta. Hasil investasinya malah sangat rendah sekali 125 juta.
Nah, dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa beli sendiri dan sisa uangnya ditabung bisa menghasilkan return yang lebih gede ketimbang kita ikut program tersebut. Segala sesuatu yang gratis bisa jadi menyimpan hidden cost yang kita tidak tahu kedepannya.
Mudah-mudahan cerita ini bermanfaat bagi kita semua khususnya yang saat ini memiliki pilihan yang berhubungan dengan sektor keuangan.
Sekian.
Nah, kita akan membandingkan dua buah program Bank yang menawarkan jasa tersebut, kemudian anda akan menerka manakah pilihan yang paling rasional. Bank yang menjadi obyek disini adalah Bank yang riil dan progamnya pun juga riil diadakan di tahun 2020 ini.
Berikut adalah, penawaran dari dua bank tersebut untuk satu barang yang sama:
Penawaran tabungan jangka panjang dari dua Bank yang berbeda |
Manakah yang anda pilih?
Jika memilih Bank A, maka anda harus menyetorkan uang sebanyak 320juta untuk ditahan selama 1 tahun, jika memilih Bank B, maka anda hanya perlu menyetorkan uang 15 juta pada awal tabungan, namun ditahan selama lima tahun dan tiap bulan anda harus menyetorkan 3juta rupiah dan total proyeksi dana anda pada tahun kelima adalah 199juta. Kita anggap bunga yang ditawarkan dari dua program tersebut adalah sama yakni 0.5% pertahun dan deposito sebanyak 6% pertahun.
Manakah yang anda pilih, Bank A atau Bank B?
Bayangkan anda memiliki uang 200 juta. Pilihannya adalah Bank A: Penempatan 110 juta selama tiga tahun dan 90 juta di rekening deposito dengan bunga 6% pertahun. Cara yang sama juga dilakukan di Bank B.
Hasilnya adalah sebagaimana berikut:
Perhitungan return pilihan A dan B |
Bisa dilihat ketika tahun ke-4, Bank A sudah bisa menarik uang yang diblokir. Maka, kemudian saya masukkan return sesuai dengan deposito. Maka, hasil returnya adalah sekitar 6,6 juta rupiah. Bandingkan dengan periode sebelumnya yang selisihnya sendiri lebih dari 10 kali lipat.
Kelihatannya memang Bank B lebih menguntungan karena dana awal yang disetor lebih kecil jika dibandingkan dengan Bank A. Namun, dalam jangka waktu yang lebih panjang, terbukti Bank A maah lebih menguntungkan. Selisihnya adalah 15 juta rupiah.
Pada akhirnya kita memilih Bank A. Berikut adalah salah satu pilihan yang ditawarkan oleh Bank A dimana kita bisa mengetahui langsung harga hadiahnya karena berbentuk voucher.
Dua pilihan dengan nominal berbeda |
1. Beli dengan uang anda sendiri, sisanya ditabung.
2. Mengendapkan uang 24 juta, untuk mendapatkan voucher 1 juta dan 4 juta sisanya pakai uang pribadi.
3. Memilih untuk mengendapkan uang 123 juta langsung selama satu tahun agar dapat voucher 5 juta. Hal ini menandakan anda tidak perlu mengeluarkan uang secara pribadi. Cukup dengan voucher untuk membeli barang tersebut.
Kelihatannya pilihan tiga sangat masuk akal untuk dipilih. Iming-iming gratis lebih mengena di pikiran kita. Diskon, sale dan lain sebagainya setidaknya bisa mempengaruhi pikiran orang untuk membeli suatu barang tanpa pikir panjang. Di otak kita, barang yang di diskon itu ibarat sebuah kesempatan yang tidak datang dua kali. Padahal, harga barang setelah diskon juga bisa jadi masih mahal. Namun, kita merasa senang karena pikiran kita masih terikat pada harga yang lama.
Nah, mari kita lihat faktanya, misal kita memiliki uang 125 juta rupiah. Sisa uang yang tidak kita gunakan akan ditabung. Manakah yang paling ekonomis.
Hasilnya adalah sebagaimana diungkapkan diatas.
Pilihan 1 ==> Beli langsung, potong lima juta. 120 juta ditabung di deposito 6%, hasilnya setelah satu tahun adalah 127 juta rupiah.
Pilihan 2 ==> Ambil voucher 1 juta, 24 juta ditahan. Bayar kekurangan 4 juta sehingga deposito 97 juta hasilnya adalah 126 juta
Pilihan 3 ==> Ambil voucher langsung 5 juta, ditahan 123 juta. Hasil investasinya malah sangat rendah sekali 125 juta.
Nah, dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa beli sendiri dan sisa uangnya ditabung bisa menghasilkan return yang lebih gede ketimbang kita ikut program tersebut. Segala sesuatu yang gratis bisa jadi menyimpan hidden cost yang kita tidak tahu kedepannya.
Mudah-mudahan cerita ini bermanfaat bagi kita semua khususnya yang saat ini memiliki pilihan yang berhubungan dengan sektor keuangan.
Sekian.
No comments:
Post a Comment
Leave your comment !