Saturday, December 29, 2018

Saham: Bagaimana Deviden Tunai Dibagikan?

Sempat dibahas pada tulisan sebelumnya, bahwa dengan membeli saham, ada dua keuntungan yang bisa didapatkan, yakni Capital Gain dan juga Deviden. Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai cara untuk memperoleh deviden. Untuk mengetahui pengumuman mengenai pembagian deviden tunai, bisa dilihat dari Kostudian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada tautan sebagaimana berikut

Pada kesempatan kali ini, kita akan tengok jadwal pembagian deviden INDY yang dilakukan pada Desember 2018. Adapun, surat resminya bisa dilihat pada tautan berikut. Kita lihat pada surat tersebut dikeluarkan pada tanggal 5 Desember 2018. Setelah surat keluar biasanya para broker akan menginfokan perihal informasi ini pada para trader atau ada juga broker yang menginformasikan hanya pada saat tanggal Cum Date. Istilah-istilah ini akan kita bahas selanjutnya. 

Jika dilihat pada surat tersebut, maka akan bisa dilihat jadwal pembagian deviden tunai sebagaimana berikut:

Jadwal Pembagian Deviden Tunai
Hal yang perlu diperhatikan pada lampiran jadwal pembagian deviden tunai tersebut adalah tanggal Cum Date, Ex Date, pembayaran deviden dan juga jumlah deviden.

Cum Date adalah tanggal akhir periode perdagangan saham dimana para pemegang saham memperoleh hak deviden. Sebaliknya, Ex Date adalah akhir periode perdagangan saham dimana para pemegang sahamnya tidak mendapatkan hak deviden

Pada contoh diatas, Cum Date adalah pada tanggal 11 Desember dan Ex Date pada 12 Desember. Jadi, siapapun yang memiliki saham INDY hingga jam bursa berakhir pada periode 11 Desember akan mendapatkan deviden. Meskipun, ia baru membeli saham pada saat jam penutupan bursa dan menjual saham tersebut pada keesokan harinya. Inilah yang sering kali membuat harga saham langsung anjlok pada hari bursa pada hari Ex date yang jatuh satu hari setelah Cum Date. Hal ini disebabkan banyak orang yang mengincar keuntungan dari deviden. Artinya, ia membeli saham pada saat Cum Date dan menjualnya pada saat Ex Date, yang mengakibatkan panic selling. Apalagi jika deviden yieldnya tinggi. Namun, membeli saham hanya mengandalkan untuk mendapatkan deviden, juga memiliki konsekuensi yang bisa sangat merugikan, seprti dicontohkan pada kasus MERK

Pasar bursa yang aktif diperdagangkan adalah pasar bursa reguler. Yang lainnya, bisa dihiraukan saja. Selanjutnya, yang perlu kita lihat adalah tanggal pembayaran deviden. Pada contoh pembagian deviden INDY, tanggal pembayaran deviden adalah pada tanggal 28 Desember 2018. Jika kita adalah pemegang saham INDY pada tanggal Cum Date, maka kita akan menerima deviden tersebut pada tanggal 28 Desember 2018, yang diinfokan oleh broker kita. Berikut adalah contoh e-mail yang penulis dapatkan dari broker terkait pembayaran deviden.

Email Perihal Pembagian Deviden dari Broker 
Bisa dilihat diatas, nominal yang penulis dapatkan dari pembagian deviden INDY, berdasarkan dari jumlah saham dikalikan dengan nilai deviden/ saham. Tentu saja nilai tersebut akan dikurangi pajak. Hak yang diterima penulis seperti ditunjukkan diatas sudah merupakan nilai bersih dan langsung dimasukkan ke dalam Rekening Dana Investor penulis yang bisa dilihat di Online Trading System (OTS) bawaan broker.

Demikian cara untuk mendapatkan deviden dari saham. Mudah-mudahan informasi ini bisa menambah kepercayaan Sobat Net yang sedang berusaha untuk terjun dalam dunia pasar modal.
 

Friday, December 28, 2018

Shopback: Klaim Jika Cashback Tidak Tercatat

Sobat Net, pada tulisan terdahulu kita telah membahas bagaimana cara yang bisa kita lakukan agar cashback masuk ketika menggunakan Shopback. Tulisan tersebut bisa dilihat pada tautan berikut.

Namun, apabila cara diatas telah dilakukan, tetapi cashback kita tidak tercatat di sistem Shopback. Satu cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan meng-klaim transaksi yang kita lakukan, agar cashback bisa masuk ke akun Shopback kita.

Bagaimana klaim transaksi ini dilakukan di Shopback?
Hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan bahwa memang transaksi yang Sobat Net lakukan tidak tercatat di "Rincian Saldo" akun Shopback. Untuk hal ini, beri jeda waktu dua-tiga hari sebelum melakukan pengecekan. 

Jika memang setelah dua-tiga hari, transaksi yang Sobat Net lakukan tidak tercatat di "Rincian Saldo", maka Sobat Net bisa melakukan klaim Cashback yang hilang. Caranya adalah masuk ke dalam akun Shopback dan klik gambar "tanda tanya", untuk masuk ke bagian "Cashback Hilang".

Menu Klaim Cashback Hilang
Pada bagian tersebut, pilih "Toko" dan juga "Tanggal" untuk menunjukkan waktu dan tempat transaksi yang Sobat Net lakukan. Jika tidak ada pilihan yang sesuai, maka berarti Sobat Net tidak masuk ke Online Shop tersebut melalui tautan dari Shopback. Oleh sebab itu, maka Cashback tidak terekam.
Pilihan transaksi yang ingin diklaim
Jika sudah, klik "Lanjut" dan isi semua pertanyaan yang berhubungan transaksi yang Sobat Net lakukan. Jika sudah selesai, maka akan muncul e-mail dari Shopback yang menyatakan bahwa cashback kita sedang diperiksa dan pada "Rincian Saldo", akan keluar jenis transaksi yang kita lakukan, namun dengan status "Investigasi" seperti ditunjukkan oleh gambar dibawah.

Investigasi cashback yang hilang di "Rincian Saldo"
Setelah itu, kita tinggal menunggu saja investigasi tersebut, jika memang transaksi kita valid, maka cashback akan kita dapatkan dengan status "Tertunda", yang bisa ditarik pada waktu yang telah ditentukan. Namun, jika memang transaksi kita tidak valid karena suatu alasan tertentu, maka akan muncul status "Ditolak" pada transaksi yang kita lakukan.

Hasil investigasi: Tertunda/ Ditolak
Demikian posting ini dibuat. Semoga posting ini bisa memberikan penjelasan pada Sobat Net yang sering melakukan belanja online lewat Shopback. Namun, transaksi tidak tercatat. Jangan ragu untuk meng-klaim apabila cashback Sobat Net tidak tercatat dengan melakukan hal yang diterangkan diatas. Penulis telah membuktikan bahwa cara ini terbukti telah mengembalikan cashback penulis karena transaksi yang tidak tercatat.     

Thursday, December 27, 2018

Investree (1): P2P Lending- Bagaimana Jika Telat Bayar?

Sobat Net, pada kali ini akan kembali dijelaskan mengenai P2P Lending, yaitu platform Investree. Sebagaimana, diketahui P2P Lending merupakan sebuah jenis investasi alternatif yang memiliki bunga yang cukup tinggi. Yakni, hingga bisa mencapai 20%. Nilai ini lebih besar jika dibandingkan yang bisa kita dapat di reksadana. Tentu saja, dengan faktor resiko yang juga sebanding.

Resiko dalam menggunakan P2P lending adalah resiko wan prestasi atau gagal bayar. Resiko ini ditanggung sendiri oleh pemberi pinjaman. Hal ini harus selalu diungkapkan P2P Lending. Ini adalah contoh yang dijelaskan oleh Investree dalam setiap e-mail pembiayaan yang Sobat Net lakukan di Investree.

Disclaimer Resiko P2P Lending

Bagaimana untuk mengatasi atau meminimalisir gagal bayar ini agar tidak kita alami ketika berinvestasi melalui P2P lending? Hal ini sudah pernah dijelaskan pada Seri Investasi P2P Lending dan bisa disimak kembali melalui tautan berikut.

Pada posting kali ini, kita akan membahas mengenai pengalaman penulis mengalami telat bayar pada P2P lending di Investree. Hal ini semata-mata untuk memberi kita informasi mengenai faktor risk dan juga reward ketika berinvestasi pada instrumen keuangan, yang dalam hal ini khususnya adalah P2P lending.

Bunga yang sudah didapat penulis di Investree
Selama menggunakan Investree selama tiga bulan, tercatat penulis telah mendapatkan bunga hampir satu juta. Dimana, bunga tersebut penulis tanamkan pada reksadana yang ada pada Investree dan pokok pembayarannya, penulis masukkan kembali untuk pemberian pinjaman. Untuk mengetahui, fasilitas yang dimiliki oleh Investree, bisa dilihat kembali pada tautan berikut.

Jika terjadi telat bayar, sesuai dengan pengalaman penulis, maka Investree akan memberitahukan perihal tersebut melalui e-mail. Dibawah adalah contoh pemberitahuan telat bayar yang diinformasikan oleh Investree melalui e-mail

Informasi telat bayar Investree
Bisa dilihat bahwa, meskipun loan grade tersebut memiliki resiko yang rendah yakni A2, tidak menjamin bahwa pengembalian pinjaman yang dilakukan bisa tepat waktu. Tidak perlu khawatir, pengembalian pinjaman nantinya akan diinfokan melalui e-mail selanjutnya. Untuk melihat ringkasan dan seberapa lama telatnya pengembalian pinjaman kita di Investree, bisa dilihat di halaman utama Investree, sebagaimana berikut:

Halaman muka Investree untuk melihat debitur telat bayar
Jadi, segala informasi bisa dilihat secara lengkap di platform Investree, berikut juga dalam hal keterlambatan pembayaran. Adapun, dalam kasus tersebut, pada akhirnya pembayaran dilakukan oleh peminjam dalam bentuk parsial, yang juga diinfokan melalui e-mail. Dan, hal ini bisa diketahui juga dari situs Investree dengan mencari pada bagian funding information pada debitur yang telat melakukan pembayaran tersebut. 

Informasi pembayaran debitur 
Pada bagian tersebut, secara jelas disebutkan berapa jumlah pinjaman, berapa yang sudah dibayar, sisa pokok yang belum dibayar, bunga/ujroh dan juga pajak. Semuanya disajikan secara transparan di Investree. Adapun dana yang sudah terbayarkan, bisa langsung kita gunakan kembali. 

Informasi tersebut diatas, tentu saja penting untuk diketahui ketika kita berinvestasi dalam sebuah P2P lending, yang dalam hal ini yang dicontohkan adalah Investree. Resiko dan reward akan selalu ada dalam tiap investasi. Pilihlah investasi dengan menimbang resikonya terlebih dahulu, baru kemudian rewardnya. Keunggulan di Investree sendiri, jika kita belum memiliki kriteria yang pantas dalam sebuah debitur, sesuai track-recordnya, kita bisa menyimpan uang kita terlebih dahulu di fasilitas reksadana yang disediakan supaya tetap mendapatkan bunga. Untuk kemudian, jika telah menemukan debitur yang cocok, kita bisa langsung melakukan pembiayaan langsung dari reksadana tanpa harus mencairkannya terlebih dahulu. Cara ini akan dibahas pada tulisan selanjutnya.

Keep Stay Tuned.  

Wednesday, December 26, 2018

Saham: Pilih Deviden atau Capital Gain? (Kasus Saham MERK)

Salah satu hal yang menjadi topik yang menarik dalam dunia pasar modal adalah apakah kita ingin mengejar Capital Gain atau deviden. Untuk diketahui Sobat Net, Capital Gain adalah selisih harga jual dikurangi harga beli. Sedangkan, Deviden adalah pembagian laba kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki.

Tentu saja, sebagai sebagai seorang investor, kita ingin mendapatkan kedua-duanya. Namun, masalahnya tidaklah sesederhana itu. Biasanya ketika Sobat Net mengincar deviden dengan membeli saham pada saat hari pencatatan deviden (Cum Date), tak jarang harga saham tersebut malah jatuh. Kesempatan deviden ini, biasanya dimanfaatkan oleh bandar untuk me-mark-up harga setinggi mungkin, sehingga tak jarang pada saat Cum Date, investor ritel yang tergerak untuk membeli saham karena keinginan untuk memperoleh deviden, malah mendapatkan harga yang tinggi. Esoknya, tidak bisa dipungkiri, harga akhirnya jatuh, karena peristiwa panic selling.

Salah satu contoh peristiwa menarik yang berhubungan dengan hal diatas adalah pembagian deviden Merk pada Desember 2018.

Pada tanggal 11 Desember 2018, para investor ritel/ kecil memperoleh informasi bahwa Emiten Merk akan membagikan deviden interim, dengan Cum Date yakni 14 Desember.

Pengumuman Pembagian Deviden Merk
Mari kita lihat background harga dari Merk sebelum pengumuman deviden, yakni sebelum tanggal 11 Desember 2018.

Pergerakan Harga Saham Merk Selama 2018
Bisa dilihat, bahwa harga pada sepanjang tahun 2018, saham Merk mengalami penurunan. Hal ini tentu saja membuat saham ini tidak diminati oleh ritel. Namun, begitu mendekati bulan Desember. Mari kita lihat gambar selanjutnya.

Perubahan Harga Saham Merk Selama Desember (Akibat Deviden)
Bisa dilihat pada tanggal 5 Desember 2018, tiba-tiba, harga Merk terkerek naik secara signifikan. Naiknya Merk ini tanpa disertai dengan volume transaksi yang tinggi. Artinya adalah, saham ini tidak likuid. Hanya dengan jumlah volume transaksi yang relatif kecil, begitu mudah harga akan bereaksi. Ini adalah peringatan pertama adanya manipulasi terhadap saham ini. Dalam tempo waktu tujuh hari, yakni mulai tanggal 5-11 Desember, saham ini naik secara signifikan dari mulai harga awal 5190 menjadi 7730, atau naik sekitar 50%. Dengan kata lain, Jika Sobat Net, memiliki uang 5 juta, maka dalam tujuh hari, uang anda akan bertambah menjadi 7,5 juta. Tentu saja, publik baru mengetahui pembagian deviden pada tanggal 11 Desember, yakni ketika harga 7730.

Dan, lihat yang terjadi setelah pengumuman deviden pada tanggal 11 Desember tersebut. Harga langsung turun. Para ritel secara tidak langsung telah dipaksa membeli saham dengan harga yang sudah tinggi dengan iming-iming Deviden Jumbo. Disinilah, permainan bandar untuk memainkan perasaan fear and greed dari para pelaku pasar.

Drama berlanjut, karena adanya revisi cum date dari yang semula 14 Des ke 20 Des dan juga revisi jumlah deviden yang dibagikan.

Revisi Tanggal Pencatatan Deviden dan Jumlah Deviden Merk
Harga terakhir pada saat pencatatan deviden, yakni pada tanggal 20 Desember 2018 adalah 7300. Dua hari setelah deviden, harga terakhir anjlok menjadi 4680. Harga ini lebih rendah daripada harga pada saat mark-up pertama kali pada tanggal lima, yakni 5190.

Hal yang membuat drama ini makin menarik adalah pada harga 4680 tersebut, masih tidak ada yang mau membeli Merk. Hal ini terlihat pada papan bid-offer Merk yang kosong pada bagian Bid. Dibawah adalah bid-offer Merk pada tanggal 26 Desember 2018

Bid-Offer Merk Dua Hari Bursa Setelah Cum Date
Jadi, tidak ada penjual yang bisa menjual sahamnya. Nilai 4680 adalah nilai minimum yang diperbolehkan dalam satu hari bursa pada hari tersebut. Ada aturan mengenai nilai maksimum suatu saham bisa bergerak dalam satu hari bursa, yang disebut auto rejection. Selengkapnya, bisa dibaca melalui tautan berikut.

Jadi, bayangkan, bila kita membeli saham tersebut ketika melihat devidennya yang jumbo, yakni pada saat diumumkan pada tanggal 11 Desember, kita akan memperoleh harga 7730, atau taruhlah pada saat menit terakhir penutupan bursa pada tanggal 20 Desember, yakni 7300. Safety margin kita adalah jumlah deviden. Supaya bisa tetap impas, yakni harga maksimal diman kita harus menjual saham Merk tersebut adalah

7300 (harga beli pada penutupan bursa di hari cum date) - 2565 (deviden ) = 4735. Maka, minimal kita harus menjual pada harga tersebut agar tetap untung pada hari bursa setelah cum date. Namun apa yang terjadi? Tidak ada yang mau beli pada hari bursa setelah tanggal cum date Merk. Ini terjadi dua hari berturut-turut. Maka peritel yang sudah beli di harga atas tidak bisa menjual barangnya. Mereka terkunci.

Harga setelah dua hari bursa setelah Cum Date adalah 4680. Artinya, mereka yang mengejar deviden, tetap rugi. Dan, pada harga 4680 tersebut, bisa lebih turun lagi, karena tidak ada yang mau membeli pada harga tersebut. Inilah salah satu sebab mengapa kita harus jelas dalam membuat keputusan dalam suatu pasar saham. Apakah demi mengejar deviden, atau capital gain. Satu hal yang perlu kita ingat adalah adanya manipulasi pada pasar bursa.

Jika melihat pada contoh diatas, kita sepertinya, sudah harus tahu, bahwa sebelum pengumuman pembagian deviden pada tanggal 11 Desember, harga sudah dikerek naik hingga mencapai 50%.

Tidak ada untung yang bisa begitu mudah didapat di pasar modal. Semua membutuhkan usaha dan juga waktu. Jadi, hal pertama yang harus kita camkan baik-baik ketika membeli saham adalah apakah kita membeli demi mengejar capital gain ataukah deviden.

Sunday, December 23, 2018

Seri Investasi (17): Sekolah Pasar Modal

Sobat Net, kita telah membahas tuntas mengenai reksadana. Rangkuman posting-posting mengenai reksadana di blog ini bisa dilihat melalui tautan berikut. Beberapa rekan-rekan, setelah terjun ke dalam dunia investasi reksadana, diantaranya ada yang ingin terjun langsung ke dalam dunia pasar modal. Mereka beranggapan bahwa, reksadana saham khususnya, kurang memberikan keuntungan yang maksimal, jika dibandingkan dengan membeli saham secara langsung. Sayangnya, mereka masih kurang mengetahui tentang dunia pasar modal. Tulisan kali ini, kita akan diajak untuk berkenalan dengan dunia pasar modal.      

Salah satu cara untuk mengenalkan dunia pasar modal adalah dengan mengikuti Sekolah Pasar Modal. Sekolah Pasar Modal ini adalah bentuk sosialiasi yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melibatkan broker yang merupakan anggota dari BEI. Perlu diketahui, kita tidak bisa membeli langsung saham di BEI, namun harus melalui perantara (broker) yakni perusahaan sekuritas. Untuk pendaftaran Sekolah Pasar Modal sendiri, bisa dilihat melalui situs berikut. 

Ada dua jenis kelas yang ditawarkan, online maupun tatap muka. Dan, ada dua level pengajaran yang dilakukan, level satu dan level dua:
- Level Satu: Menjelaskan mengenai investasi dan mekanisme dalam dunia pasar modal  
- Level Dua: Menjelaskan mengenai analisa fundamental dan teknikal yang digunakan sebagai dasar untuk membeli suatu saham perusahaan

Level satu diperuntukkan untuk pemula yang sebaiknya belum pernah mendaftar di sekuritas. Pada level satu, selain materi, para peserta juga didaftarkan ke dalam suatu sekuritas yang menjadi pengisi pada waktu tersebut. Biaya uang pendaftaran 100 ribu (Agustus, 2018) yang dikeluarkan oleh peserta, akan dikembalikan ke dalam rekening dana investor (RDI) di bawah sekuritas yang dimaksud. Jadi, selesai acara, Sobat Net tinggal menunggu RDI selesai untuk kemudian bisa melakukan aktivitas jual-beli saham.

Target Sekolah Pasar Modal ini memang merupakan masyarakat yang belum mengenal dunia pasar modal. Istilah yang sering digunakan adalah investor ritel. Tentu saja, bagi Sobat Net, yang ingin mengenal dunia pasar modal bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk terjun langsung di dunia pasar modal. Tinggal mendaftar saja di situs sekolah pasar modal diatas.

Tentu saja, akan banyak sekali hal yang harus dipelajari di dunia saham sebelum akhirnya Sobat Net bisa benar-benar mengetahui cara ber-trading maupun investasi yang benar di dunia pasar modal. Namun, di dunia dimana informasi mudah didapat seperti sekarang ini, saya kira segala sesuatu menjadi gampang untuk dipelajari. 

Untuk Sobat Net yang penasaran dengan materi presentasi Sekolah Pasar Modal, bisa dilihat pada tautan dibawah:

Demikian tulisan ini dibuat. Sobat Net bisa melayangkan komentar melalui kotak dibawah untuk menanyakan lebih jauh mengenai topik yang dibahas diatas.  

Friday, December 21, 2018

Seri Investasi (16): Trading Reksadana (Bagian-2)

Seperti dijanjikan pada tulisan sebelumnya, posting kali ini, kita akan mencoba untuk mempraktekkan cara ber-trading reksadana saham. Platform yang digunakan adalah investing.com. Platform ini gratis, namun untuk bisa mengaksesnya, Sobat Net harus membuat akun terlebih dahulu. 

Setelah membuat akun di investing.com. Langkah selanjutnya adalah mencari reksadana yang ingin kita analisa. Caranya adalah mengetikkan nama MI di kolom "Search"

Halaman awal situs Investing.com 
Perlu diingat, hanya reksadana tertentu saja yang terdapat di investing.com. Jadi, yang akan dianalisa juga terbatas. Namun, meskipun terbatas, reksadana yang ada di investing.com merupakan reksadana yang memiliki rating yang bagus dari Morningstar, sebuah lembaga riset investasi ternama. Jadi, tak perlu kuatir.

Setelah di-klik reksadana yang dipilih, maka informasi reksadana akan muncul sebagaimana berikut:

Informasi RD Sucorinvest Equity
Bisa dilihat rating reksadana tersebut adalah lima bintang dari morningstar. Maka, bisa disimpulkan memiliki fundamental yang bagus. Klik "Technical Chart" untuk membuka grafik histori harga dari reksadana saham tersebut. Selanjutnya, akan keluar grafik sebagaimana berikut:

Technical Chart Sucorinvest Equity
Diatas adalah grafik dari reksadana saham "Sucorinvest Equity" dalam bentuk garis. Klik simbol paling kanan atas untuk melihat grafik untuk memperbesar tampilan.

Full page Technical Chart
Ubah tampilan grafik diatas menjadi "Heikin Ashi" sehingga pergerakan harganya mudah untuk dipahami. Hasilnya adalah sebagaimana dibawah 

Heikin Ashi Chart

Untuk Sobat Net yang baru pertama kali berurusan dengan dunia trading mungkin akan sedikit kebingungan melihat grafik seperti ini. Namun, tidak usah khawatir karena akan dijelaskan pada tulisan ini dan dengan sedikit pembiasaan, maka kita akan cepat mengerti cara memahami grafik tersebut.

Pada sumbu horizontal adalah menyatakan WAKTU, sedangkan pada sumbu vertikal menyatakan HARGA. Bisa dilihat pada grafik diatas bahwa temponya adalah 1D atau satu hari. Maka, tiap persegi panjang berjajar yang membentuk garis adalah menandakan perubahan harga pada satu hari.

Sobat Net bisa menggunakan pola grafik yang lain sesuai dengan yang diinginkan. Kali ini, kita akan coba untuk menganalisa pergerakan harga reksadana tersebut. Satu hal yang perlu diingat adalah analisa grafik ini bukan merupakan ilmu eksakta, namun lebih daripada sebuah seni. Jadi, tidak ada batasan dimana Sobat Net harus tepat meniru apa yang disampaikan pada posting ini. Tujuan dari posting ini adalah sekedar memberikan pedoman bagaimana menaruh posisi pada sebuah reksadana. Dimana poin-poin sebaiknya kita harus JUAL, BELI, maupun TAHAN sebuah reksadana. Mari lihat contoh berikut :
Analisis Sucorinvest Equity
Bisa dilihat pola pergerakan reksadana tersebut adalah sideways. Maka, kita bisa menggambar garis support dan resistance dengan trading range 1900-2100. Beli ketika 1900, jual ketika 2100. Tahan atau jual sebagian ketika mencapai angka 2000. Inilah fungsi daripada grafik, yang memberikan kita sebuah peta informasi kapan harus melakukan aksi. Jangan sampai kita malah beli di harga 2100. Contoh lainnya, bisa dilihat pada grafik dibawah:

Analisis Simas Saham Unggulan 
Nah, pada grafik tersebut kita bisa mengetahui pola dari sebuah pergerakan harga, bisa dilihat sebuah pola yang hampir berulang dengan area supply dan demand yang berada di tengah. Diprediksi, bahwa harga akan naik sampai mencapai Target Point. Di poin sekaranglah, kita bisa melakukan aksi beli. Namun perlu diingat, rasio risk dibanding reward. Jika gagal naik, maka harga akan terjun ke support. Namun, dengan melihat grafik tersebut, kita yakin bahwa rewardnya lebih besar jika dibandingkan risk. 

Analisis BNP Paribas Pesona
Pada gambar tersebut, bisa dilihat grafik reksadana tersebut meniru pola daripada index IHSG. Grafik ini lebih mudah untuk dianalisa karena kita tidak perlu secara khusus melakukan analisa grafik. Tinggal lihat pergerakan IHSG harian saja karena sudah mencerminkan pergerakan harga reksadana.

Analisis Sucorinvest Sharia Equity
Contoh yang terakhir adalah sebuah pergerakan harga dengan trend menukik dibawah. Dari gambar tersebut kita bisa memperkirakan dimana posisi beli. Dan, pola seperti ini bisa jadi memiliki konsekuensi yang sangat besar. Ketika ia keluar dari pola trendnya atau biasa disebut dengan break-out, maka pergerakan harganya akan menjadi berubah secara signifikan. Ada jenis trader yang senang mengincar pola grafik seperti ini.

Demikian penjelasan mengenai cara trading reksadana yang bisa memberikan kita informasi mengenai timing untuk melakukan aksi BUY, SELL ataupun HOLD. Posting ini bukan sebagai anjuran untuk melakukan jual ataupun beli terhadap grafik reksadana saham yang diperlihatkan. Segala resiko kembali lagi kepada diri kita sendiri. Oleh karena itulah, ilmu Money Management menjadi begitu penting dalam dunia investasi. Tidak kalah penting daripada analisa fundamental maupun teknikal.

Thursday, December 20, 2018

Seri Investasi (15): Trading Reksadana (Bagian-1)

Agak aneh mungkin dengan judul posting kali ini. Bagaimana mungkin reksadana di-tradingkan. Trading, sebagaimana Sobat Net ketahui, biasa dilakukan dalam dunia pasar modal. Istilah trading itu sendiri adalah sebuah pertukaran yang dilakukan oleh para pelaku pasar modal antara modal (uang) dengan berbagai macam instrument keuangan karena memiliki potensi bahwa nilainya akan naik di masa depan. Jika dalam bursa efek, maka yang dibeli adalah hak kepemilikan sebuah usaha (saham). 

Pahami Reksadana
Kita telah mengenal berbagai macam jenis reksadana. Beberapa tulisan mengenai reksadana telah dibuat dalam blog ini. Silahkan tengok kembali tulisan - tulisan terdahulu melalui tautan dibawah: 
- Mengenal Reksadana: Bagian-1, Bagian-2 dan Bagian-3
- Strategi Investasi Reksadana: Bagian-1 dan Bagian-2

Tulisan kali ini akan mengupas sekali lagi mengenai "Strategi dalam Investasi Reksadana". Dalam hal ini adalah reksadana saham. Dari namanya, bisa diketahui bahwa reksadana ini memilih saham sebagai isi portofolio. Hal ini berarti bahwa pergerakan harganya akan mengikuti pergerakan harga saham di pasar modal. Tentu saja, karena dalam satu produk reksadana saham memiliki beberapa saham sekaligus, maka harganya tidak akan se-fluktuatif jika dibanding dengan memiliki satu saham saja. Pergerakan harga reksadana tersebut adalah pergerakan rata-rata yang dibuat oleh semua saham yang dimuatnya. Lebih jelasnya mari simak gambar dibawah ini:

Perbandingan IHSG dengan beberapa RDS
Diatas adalah grafik dari beberapa produk reksadana saham (RDS) dari Manager Investasi (MI) yang berbeda yang dibandingkan dengan Composite. Composite adalah IHSG atau nilai rata-rata dari semua saham di Indonesia. Jika dilihat naik-turunnya nilai produk reksadana tersebut meniru pergerakan dari Composite, meskipun dengan tingkat kenaikan dan penurunan yang berbeda. Maka dari itulah, bisa dikatakan bahwa tujuan sebenarnya yang ingin dikejar oleh MI dalam produk RDS-nya adalah untuk mengalahkan IHSG. Hal lain yang penting untuk diketahui adalah karena RDS merupakan nilai rata-rata dari berbagai saham, maka tentu saja resikonya lebih rendah jika dibandingkan ketika Sobat Net terjun langsung dalam ber-trading saham. Oleh karena itulah, RDS bisa dijadikan sebagai sebuah latihan sebelum Sobat Net terjun langsung dalam dunia saham

Selain karena harganya mengikuti IHSG, RDS ini penurunan dan kenaikannyanya tidak se-drastis jika dibandingkan dengan satu harga saham. Ini memberikan keuntungan bahwa kita tidak perlu khawatir hal yang mungkin terjadi jika kita trading dalam satu saham, yakni harga yang bisa turun drastis secara tiba-tiba karena RDS mencerminkan nilai rata-rata dari berbagai saham yang biasanya dipilih saham yang memiliki fundamental bagus dan karakteristik antara satu saham dengan saham lainnya dalam satu porto RDS memiliki hubungan yang bisa saling menyeimbangkan.

Jadi, bagaimana cara trading RDS ini dilakukan? 
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut dijawab, maka terlebih dahulu hal yang harus diketahui adalah prinsip dasar dalam dunia trading. Salah satunya adalah pengertian mengenai pivot dan kondisi sideways

Kondisi sideways adalah keadaan dimana harga sebuah instrument keuangan berada dalam kondisi naik-turun dalam sebuah range harga. Mari lihat gambar berikut untuk lebih jelasnya:

Support dan resistance 
Bisa dilihat dalam gambar diatas, bahwa harga naik turun dalam sebuah kisaran harga yang tetap. Ketika menyentuh harga bawah, maka otomatis, ia akan memantul keatas. Begitupun, setelah diatas dan menyentuh harga tertentu, maka ia otomatis turun. Seolah ada palang tidak terlihat yang membuat pergerakan harga menjadi terbatas. Inilah yang dimaksud sebagai kondisi pasar sideways dan kondisi pasar ini, hampir akan selalu kita temui sepanjang waktu di berbagai macam instrument keuangan yang diperdagangkan. 

Batas bawah disebut sebagai SUPPORT atau FLOOR. Batas atas disebut sebagai RESISTANCE atau CEILING. Disebut lantai dan juga atap karena dua hal ini bisa berpindah bergantian. Ibarat dalam sebuah gedung, yang menjadi atap dari ruangan di tingkat pertama adalah lantai dari tingkat kedua. Titik dimana yang menjadi poin pembalikan dari sebuah pergerakan dari turun menjadi naik dan kebalikannya, disebut sebagai PIVOT. Pivot pada gambar diatas ditandai dengan tanda panah.   

Dalam kondisi pasar sideways, merupakan kondisi yang sangat bagus untuk memasang posisi dengan resiko yang sangat rendah. Dengan memasang garis pada pivot-pivot, kita bisa mengetahui kapan harus beli dan kapan harus menjual portofolio kita.    

Penjelasan diatas bisa kita terapkan dalam RDS dan memberikan kita sebuah peta, dimana titik-titik kita harus mengambil untung dan titik-titik dimana kita harus menambah porsi kepemilikan RDS.

Pada kesempatan selanjutnya, akan kita bahas mengenai contoh konkrit penerapan trading RDS ini.

Keep Stay Tuned. 

Popular Posts