Sobat Net, pada edisi ke-10 ini akan dibahas mengenai strategi dalam berinvestasi reksadana. Setelah sebelumnya, kita membahas mengenai teori reksadana, kemudian dilanjut dengan fintech reksadana, maka saat ini, akan dilanjutkan dengan strategi berinvestasi reksadana.
Sudah banyak tulisan yang membahas mengenai cara berinvestasi melalui reksadana. Beberapa diantaranya bisa kita temukan: lewat situs https://reksadanauntukpemula.com/, tulisan dari Wibie G dan lain sebagainya. Kali ini, kita akan coba untuk merangkum dari beberapa sumber tersebut dan coba untuk mengaplikasikan apa yang menjadi prinsip dalam berinvestasi melalui reksadana.
Hal yang pertama untuk kita ketahui adalah mengenai karakter reksadana. Ini pernah dibahas pada tulisan mengenai teori reksadana dan akan kita tampilkan lagi grafik indeks untuk semua jenis reksadana.
Hal yang sangat penting untuk diketahui dari grafik tersebut adalah bahwa reksadana pasar uang adalah satu-satunya tipe reksadana yang paling aman. Nilainya akan terus naik, tidak peduli hal apapun yang tengah terjadi di pasar modal. Ini bisa dilihat dari garis grafik reksadana pasar uang yang terus naik dan tetap stabil. Ia bersifat defensif terhadap kondisi pasar modal. Tahan segala cuaca. Berinvestasi pada reksadana pasar uang, Sobat Net bisa tidur dengan nyenyak, tanpa harus was-was berpikir apakah nilai reksadana saya akan naik atau turun pada keesokan harinya. Sudah bisa dipastikan nilainya akan naik, kecuali jika mengandung obligasi.
Namun, hal yang berbeda malah ditunjukkan oleh ketiga jenis reksadana yang lainnya. Jika merujuk dari faktor ganjaran (reward) dan resiko (risk), antara ketiga jenis reksadana yang tersisa, maka kira-kira manakah yang Sobat Net pilih?
Naik-turunnya sebuah harga reksadana ditentukan oleh likuiditas portofolionya. Likuiditas adalah tingkatan seberapa banyak sebuah efek ditransaksikan oleh para pelaku pasar. Dalam hal ini, kita bisa melihat reksadana pasar saham adalah yang paling liquid karena saham adalah instrumen yang ditransaksikan setiap hari kerja di bursa. Oleh, karena itu, ia akan lebih volatil atau frekuensi pergerakan harganya cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan ketiga jenis reksadana lainnya. Meskipun demikian, jika dilihat dari sudut pandang investor reksadana, reksadana saham adalah reksadana yang paling tidak likuid dikarenakan pembayaran penjualan reksadana ini memerlukan waktu lebih lama dikarenakan penyelesaian transaksi saham yang memakan waktu hingga lebih dari sehari.
Jika dilihat pada indeks diatas, maka diantara reksadana saham, campuran dan juga pendapatan tetap, dilihat dari segi pergerakan harga, maka yang rewardnya melebihi risk adalah reksadana saham. Sebagai konklusi, reksadana yang kita pilih, jika menghendaki keamanan meskipun returnnya sedikit, yang dipilih adalah reksadana pasar uang. Sebaliknya, jika memilih reksadana yang memiliki return lebih tinggi namun beresiko, maka yang dipilih adalah reksadana saham. Sobat Net tidak dilarang untuk memilih reksadana yang berada ditengah-tengah, yaitu reksadana pendapatan tetap ataupun campuran, namun resikonya bisa lebih besar dibandingkan reward. Dan, hal ini bisa dilihat secara jelas pada grafik diatas.
Untuk memilih produk reksadana pasar uang sangatlah mudah. Carilah reksadana yang nilai returnya lebih besar jika dibandingkan deposito atau dibandingkan indeks reksadananya. Namun, jika ingin memilih reksadana saham, bagaimana cara memilihnya?
Sebenarnya, hal yang lebih penting bukanlah memilih reksadana saham mana yang cocok, namun yang pertama kali harus dilakukan adalah memeriksa kondisi dari pasar modal saat ini. Jadi, lebih condong ke arah timing, sebelum memutuskan untuk masuk ke dalam reksadana saham.
Hal ini akan dikupas pada tulisan selanjutnya.
Keep Stay tuned
No comments:
Post a Comment
Leave your comment !