Thursday, October 31, 2019

Kenali Saham yang Anda Beli - Menyelusuri Pasar Saham

Sobat Investor, mimin harap apa yang telah disampaikan di posting sebelumnya, bisa di-internalisasi dengan baik. Kita akan melanjutkan perjalanan kita mengenai pasar saham. Kali ini akan membahas mengenai apa yang sebenarnya terjadi di bursa saham. BEI sendiri selaku otoritas yang ditunjuk oleh pemerintah sebenarnya sudah menyediakan fasilitas kursus buat kamu apabila ingin belajar pasar saham, lewat Sekolah Pasar Modal. Silahkan tengok tulisan terdahulu yang telah dibuat oleh mimin, melalui tautan berikut, yang juga memuat cara daftar dan materi apa yang diajarkan di Sekolah Pasar Modal.

Yups, dari tautan diatas, mimin sudah tidak perlu lagi menjelaskan panjang lebar mengenai istilah dan juga cara kerja pasar modal. Kita akan langsung terjun ke praktek. Silahkan download aplikasi RTI business karena aplikasi ini gratis, lengkap dan membantu kita untuk memahami akan hal-hal yang sudah dijelaskan di Sekolah Pasar Modal. Untuk kepentingan penulisan, mimin memakai yang versi web, bisa diakses melalui tautan berikut: https://analytics2.rti.co.id/

========================================================================

Mari lihat gambar dibawah: 


Gambar diatas adalah overview dari pergerakan pasar bursa dalam satu hari. Grafik atas, adalah nilai IHSG versus jam. Bisa dilihat bahwa data ini diambil pada jam tiga sore dan menunjukkan IHSG mengalami penurunan sebesar 0,88% atau sekitar 55 poin. Jam 12.00 - 13.30, grafik cenderung datar karena jam makan siang. Dibawahnya adalah grafik volume yang menunjukkan seberapa banyak transaksi terjadi. Amati bahwa transaksi paling banyak terjadi pada fase datar setelah mengalami penurunan

- Berapa uang yang mondar-mandir di pasar saham indonesia? Lebih dari tujuh trilyun rupiah.  
- Berapa banyak emiten saham di IHSG? 125+284+131 =  540 saham 

Melihat begitu besarnya uang yang ditransaksikan, tentu saja ini adalah sebuah kesempatan yang besar. Yang perlu kita lakukan adalah memilih saham yang tepat. Kamu dan mimin, tentunya ingin berada di 125 saham yang naik, bukan berada 284 saham yang turun ataupun 131 saham yang tidak bergerak, karena kunci untuk memperoleh untung adalah saham yang bergerak. Namun, di pasar bursa bisa jadi saham yang turun adalah saham yang bagus. Amati transaksi yang besar ketika harga saham jatuh.

Sebuah emiten, begitu sebelum dilahirkan di pasar bursa melalui Initial Public Offering (IPO) tentunya sudah memiliki "investor besar". Mereka sebagai "penjaga" yang akan melukiskan sejarah kemana harga saham sebuah emiten akan dibawa. Untuk tipe saham-saham dengan pemilik yang sama, ataupun melalui "underwriter" yang sama, biasanya memiliki pola pergerakan yang hampir sama. Karena lagi-lagi, di pasar modal, satu-satunya hukum yang berlaku selain supply-demand adalah hukum siapa yang terkuat. 

Berikut adalah contoh beberapa emiten yang dimiliki oleh Uob Kay Hian Pte. Mari kita lihat, emiten apa saja yang dimiliki oleh Investor tersebut: 

Insider: Uob- Sumber StockBit

Kemudian akan kita ambil, pergerakan harga dari beberapa emiten yang dimiliki oleh Investor tersebut 






Nah, kira-kira sudah tau kan persamaannya dari kelima gambar tersebut. Mengapa bisa terjadi? Kita akan bahas lebih jauh lagi di posting berikutnya, mengenai "emiten saham".

Keep Stay Tuned

Tuesday, October 29, 2019

Cara Memulai Trading - Kenyataan di Pasar Modal

Mimin berharap, Sobat Investor bisa memahami apa yang mimin tulis sebelumnya mengenai psikologi trading yang dibahas pada dua tulisan sebelumnya, yakni mindset bahwa:

Ini adalah contoh riil siklus trading yang mengambil contoh emiten MTDL. Mari simak, pergerakan harganya dari tahun ke tahun:


Yups, dibutuhkan waktu tiga tahun hingga saham ini pada akhirnya mampu melonjak hampir mencapai 200% dari harga awalnya. Tiga tahun, adalah waktu bagi innovator untuk mengakumulasi saham tersebut dan satu tahun selebihnya untk membangun momentum dan masuk ke dalam fase mark-up.   

Jika kita pasang posisi pada awal 2015 dan hold hingga hari ini, estimasikan lima tahun, maka  capital gain kita adalah 200%/5 tahun = 40%/ tahun. Yups, hasil yang sangat besar jika dibandingkan dengan hasil investasi manapun. Namun, apakah Sobat Investor tahan untuk menunggu tiga tahun tanpa mengetahui ke arah mana saham ini akan bergerak? Apalagi, jika mulai bermunculan kabar negatif ataupun banyak para retail di kanan-kiri yang juga mengatakan bahwa saham ini tak layak untuk dikoleksi. Masih banyak lagi contoh lainnya, misalkan adalah deviden trap, yang pernah mimin bahas melalui tautan berikut: 

Tentunya setelah mengetahui hal tersebut diatas, tidak cukup hanya dengan membaca saja, tetapi Sobat Investor harus turun langsung ke pasar bursa saham. Ini untuk membuktikan apakah kita bisa konsisten dengan apa yang telah kita pelajari sebelumnya.

Banyak sekali media untuk kita belajar mengenai saham. Apalagi saat ini, perkembangan telekomunikasi sudah sangat pesat, sehingga penyebaran informasi sudah begitu mudahnya. Berjuta informasi mengenai cara mengungkap rahasia pasar modal banyak sekali ditemui di media internet. Berpuluh-puluh metode analisa banyak dijabarkan. Ratusan rekomendasi saham tiap hari dipublish oleh banyak sekuritas, grup saham, bahkan individu-individu. Tentu saja ini tidak sebanding dengan apa yang mampu kita olah.

Dengan banyaknya informasi yang beredar, tentunya akan membawa kebisingan dan tanpa kita mampu mengolah informasi dengan tepat, maka yang terjadi adalah dampaknya bisa sangat merugikan diri kita. Salah satu hal yang bisa terjadi adalah over-trade. Terlalu banyak melakukan trading. Kita berasumsi, saham A, B, C, ... etc. bagus, dan kita membeli saham itu semua dan tanpa disadari, kita secara tidak sadar memposisikan diri kita di posisi yang rentan. Dengan membelanjakan semua modal kita di pasar saham, kita seperti bertaruh dan memberi harapan bahwa saham itu semua akan naik. Tentu ini adalah sebuah hal yang lazim, namun jika secara berlebihan dan tanpa memperhitungkan bahwa pasarlah yang menentukan bahwa saham ini naik atau turun. Pada akhirnya, kita akan menghabiskan banyak waktu hanya untuk mengkhawatirkan harga saha tersebut. Kita akan menjadi seperti orang kebanyakan, mulai melakukan pom-pom, menjelek-jelekkan satu saham, bolak-balik melihat harga saham dan kegiatan yang kurang produktif lainnya.

Semakin banyak yang dipertaruhkan di pasar saham, maka akan sering kita menghabiskan waktu di pasar saham tersebut. Dan, semakin sering kita melihat pasar saham, akan semakin besar potensi kita untuk melakukan over-trade. Over-trade ini bagus bagi broker karena mereka digaji berdasarkan dari transaction fee.

Untuk menjauhkan dari hal yang tidak diinginkan, maka Sobat Investor, hal-hal yang perlu kamu miliki adalah

1. Miliki tubuh yang sehat. Kenapa? Keputusan kamu untuk masuk ke dalam sebuah saham ditentukan dari daya konsentrasi kamu ketika melakukan analisa. Hal ini didukung dari tubuh yang sehat. Ingat, banyak sekali informasi di luar sana dan mereka punya obyektif masing-masing yang bisa saja berbeda dari apa yang kita inginkan. Jangan sampai kita ter-trigger tanpa sebuah alasan yang jelas.     
2. Pelajari dasar pasar modal. Tidak perlu melakukan analisa sendri. Sudah banyak program maupun aplikasi yang melakukan screening untuk kita. Tinggal kita memilih, mana yang kita pilih sesuai kriteria yang kita buat.
3. Gunakan automatic trade order. Hindari sebisa mungkin menggunakan market order, fast trade. Hal ini untuk menghindari kamu melakukan over-trade ataupun trading berdasar atas emosi. 

Yups, tiga hal diatas adalah adalah cara bermain di pasar modal. Ingat, Sobat Investor, kamu tidak sedang bertaruh di pasar modal dan kamu tidak adu kepintaran di pasar modal. Yang kamu lakukan di pasar modal adalah menginvestasikan modal kamu pada emiten sesuai dengan aturan yang telah kamu buat sebelumnya. Cuan akan datang pada mereka yang telah siap untuk menerimanya.

Tulisan berikutnya, mimin akan membahas mengenai pergerakan harga saham pada saat jam bursa.

See you next time 

Sunday, October 27, 2019

P2P Lending - Kenapa Saya Taruh Dana di Investree?

Hi para calon investor sukses, kali ini mimin akan memberikan testimoni untuk platform p2p lending yaitu Investree. Mimin tertarik untuk mengupas lagi mengenai Investree karena mimin termasuk lender lama di Investree dan puas terhadap fasilitas yang ada di Investree

Sudah lebih dari setahun yang lalu mimin mendaftar di Investree. Total bunga yang mimin dapatkan dari Investree sendiri sudah cukup lumayan. Investree ini menjadi salah satu backbone investasi dari mimin. Maksud dari backbone investasi adalah dimana uang yang didapat dari modal yang mimin keluarkan, dipergunakan kembali untuk investasi. Salah satu hasil investasi lain yang dibiayai dari hasil return Investree ini adalah Koinworks.

Apa yang membuat investasi di Investree ini menarik?

1. Borrower atau pihak yang meminjam adalah kebanyakan dari perusahaan yang bisa dikatakan sudah mapan. Hal ini bisa dilihat dari sistem peminjamannya yang menggunakan invoice financing untuk penagihan ke perusahaan yang sudah terkemuka di Indonesia. Oleh karena itu, bisa dikatakan cukup aman.

2. Jika tidak ada pinjaman yang menarik hati kamu, maka kamu bisa mengalihkan uang yang ada di rekening Investree ke dalam reksadana yang sudah disediakan agar tetap mendapatkan bunga. Tidak ada biaya transfer. Dan, bisa langsung dipergunakan untuk membiayai pinjaman dengan menggunakan reksadana. Secara otomatis, reksadana akan dicairkan dan masuk ke dalam pinjaman yang ingin kamu biayai. Info lebih jauh, tengok tautan berikut.

3. Ada fitur pinjaman berbasis Syariah, jika kamu tidak ingin membiayai pinjaman konvensional. Info lebih jauh, tengok tautan berikut.

4. Merupakan salah satu agen distribusi Surat Utang Negara (SUN) yang ditunjuk oleh pemerintah. Melayani pembelian SUN pada waktu ketika pemerintah melakukan penawaran. Info lebih jauh, tengok tautan berikut.

Dengan banyaknya fasilitas yang ditawarkan, maka Investree ini sangat menarik untuk dicoba. Namun, minimal pembiayaan yang dibutuhkan untuk sekali investasi adalah sekitar 1juta rupiah, berikut kelipatannya. Tentu saja, mengingat klien yang menjadi borrower adalah kebanyakan dari perusahaan yang sudah mapan.

Lagi-lagi, seperti pepatah, ada harga-ada rupa. Tidak dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan pencairan pinjaman dari mulai tanggal listing sebuah pinjaman. Resiko pengembalian pinjaman yang tidak tepat waktu juga sangat sedikit. Jika ada yang telat, maksimum setelah 90 hari, maka pokok pinjaman beserta bunga sudah masuk ke rekening. Pernah saya tulis di tautan berikut, mengenai pinjaman telat bayar.

Tipsnya untuk menghindari hal tersebut adalah dengan mencari pinjaman dengan tenor yang pendek. Hindari pinjaman dengan tenor 12 bulan, meskipun bunganya cukup tinggi karena resikonya juga besar. Dan, selama ini meskipun telat, akan selalu diinfokan melalui mail dan tidak pernah gagal bayar.

Dari uraian yang telah disebutkan diatas, maka sobat sekalian, para calon investor sukses, jadikan Investree ini menjadi salah satu backbone investasi kalian. Dimana, kamu bisa menaruh porsi investasi yang agak tinggi di Investree. Tingkat returnnya juga cukup lumayan- 12%- 20 per tahun. Investasi dan setelah itu tinggalkan. Tidak perlu lakukan hal lain seperti di saham. Tunggu pengembalian pinjaman, investasikan ulang pokok pinjaman, taruh return-nya di reksadana. Jika reksadana sudah mencukupi sekitar 2juta, maka sudah bisa ditaruh di pinjaman Investree. Dengan cara ini, maka kamu sudah menerapkan prinsip bunga-berbunga. Dan, modal anda akan naik tidak secara linear, namun secara eskponensial.

Silahkan daftar di Investree, jika berkenan gunakan referal dari saya dengan cara meng-klik tautan berikut ketika kamu mendaftar di Investree.

Selamat Berinvestasi

Friday, October 25, 2019

Psikologi Trading- The Innovator

Memulai langkah untuk menginjakkan kaki di dunia bursa adalah sebuah lompatan yang cukup besar bagi sebagian besar orang, termasuk saya. Teori saja tidak akan pernah cukup, tanpa diimbangi dengan psikologi yang cukup kuat. Melihat sebuah harga saham meluncur turun dengan sangat drastis, sensasinya sangat berbeda sekali ketika kita telah menaruh posisi di saham tersebut. 

Bayangan hilangnya uang hasil kerja keras kita, apalagi jika dikumpulkan sedikit demi sedikit akan bisa menimbulkan perasaan putus asa. Hari esok tidak ada yang tahu, apakah harga saham tersebut akan terus tergerus ataukah akan naik. Mereka yang optimis, akan tetap menahan, namun apabila harga akan terus-menerus turun, tentu saja akan terlihat seperti memegang bara api. Mau dijual, loss sudah terlalu tinggi, tidak dilepas, kemungkinan harga bisa lebih anjlok lagi.

Maka, kemudian, kelak kita jumpai, baik individu maupun institusi yang melakukan aksi yang jamak dikenal dengan istilah pom-pom. Yakni, sebuah ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Dengan harapan, tentu saja untuk mengubah harga saham demi keuntungannya. Media pun punya peran dalam hal mempengaruhi psikologis kita dalam kegiatan jual-beli saham. Dalam dunia saham, rumor terkadang malah memiliki dampak yang cukup besar jika dibandingkan dengan berita.

Berita yang bagus, tidak serta merta akan meninggikan harga sebuah saham, malah bisa menurunkan. Hal ini bisa terjadi karena kita adalah orang yang terakhir menerima info tersebut. Beberapa individu ataupun institusi telah menerima info terlebih dahulu dan telah memasang posisi sebelum kita. Ketika berita keluar, maka mereka bisa menjual sahamnya karena meningkatnya demand karena timbulnya perasaan optimis para peggiat bursa, padahal sebelumnya harga sudah dimark-up oleh para market maker tersebut. 

Siapakah market maker tersebut? Mereka adalah inovator di bursa saham. Mari kita lihat grafik dibawah;
Banyak yang mengatakan inovator itu adalah bandar, meskipun kita tidak pernah mengetahui hal tersebut persisnya, kecuali di saham-saham gorengan akivitas mereka ini sangatlah kelihatan. Kita memang bisa mengetahui bahwa memang ada institusi yang menaruh dananya dalam sebuah emiten. Tentu saja, dengan penempatannya yang sangat tinggi, mereka bisa saja mengatrol harga saham. Namun, hal itu tidaklah terlalu penting, jika dibandingkan dengan harga pergerakan harga sahamnya tersendiri. 

Ada empat fase dalam pergerakan harga sebuah saham: 

1. Fase Akumulasi ==> Dimana inovator menaruh posisi disebuah saham. Harga cenderung datar. Diikuti oleh banyaknya sentimen negatif sehingga tidak banyak orang mau membeli saham tersebut. Maka dengan mudah, para inovator ini mengisi "barang" di "gudang".
2. Fase Mark-up ==> Fase awal kenaikan harga sebuah saham, dimana momentum dibentuk disini. Dimana, para inovator mulai menjual "barang" di "gudang" diikuti oleh berita-berita positif yang muncul sehubungan dengan emiten tersebut.
3. Fase Distribusi ==> Fase dimana terindikasi jenuh beli. Demand telah banyak berkurang karena tiap orang telah membeli "prospek cerah" saham tersebut.
4. Fase Mark-down ==> Fase kejatuhan harga ketika supply telah mengalahkan demand, diikuti berita buruk yang mungkin muncul.

Sebelum memulai fase mark-up dan fase mark-down, biasanya akan dilakukan market test oleh para market maker untuk mengetahui posisi demand-supply, kecuali jika saham sudah tidak liquid. Dikatakan liquid, jika memang saham yang diperjual belikan dalam sebuah bid harga berjumlah banyak. Dan, tidak liquid jika bid harga hanya sedikit sekali. Saham yang tidak liquid akan mudah sekali dimanipulasi harganya. Maka, hindarilah bertransaksi pada saham yang tidak liquid. Silahkan tebak, saham dibawah termasuk liquid atau tidak?


Tidak ada patokan pasti berapa nominal perdagangan saham dikatakan liquid atau tidak liquid. Namun, bagi mimin, bertransaksilah di saham dengan volume bid atau offer lebih dari 10ribu dan bukan saham gorengan.

Jumlah bid dan offer akan menyesuaikan dengan pergerakan harga saham. Saham yang cenderung datar bid dan offernya akan cenderung tebal ketika mendekati titik support dan resistennya. Untuk saham yang sedang trend, pada saat telah mencapai momentumnya, di fase mark-up maupun mark-down, maka bid dan offernya akan menjadi rendah. Sehingga pergerakan harga saham menjadi sangat signifikan. Hal ini dapat dikatakan saham memiliki volatilitas yang cukup tinggi, hingga pada akhirnya mencapai kondisi jenuh, dimana bid dn offenya akan menjadi tebal kembali. Kira-kira, dari siklus pergerakan harga saham, 30% waktunya ia akan naik ataupun turun dan 70% waktunya ia akan tetap datar/ sideways. Maka sangat penting, ketika kita menaruh posisi pada timing yang tetap. 

Dari, semua yang telah disampaikan diatas, kita telah banyak menyinggung segala hal mengenai dunia bursa dalam sudut pandang psikologis melalui "Life Cycle Model of Crowd Behavior". Kita tidak mungkin bisa menjadi inovator, tetapi paling tidak, kita berada di belakang inovator tersebut dengan menggunakan cara trading yang benar dan menjauhi trading yang dilakukan oleh kebanyakan massa. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas cara mendapatkan informasi untuk mulai masuk ke dalam dunia bursa.

Keep Stay Tuned      

Thursday, October 24, 2019

Psikologi Trading- Investasi di Bursa Saham adalah Sebuah Bisnis

Salah satu hal paling penting sebelum memulai trading adalah psikologi trading. Tetapi, pembicaraan mengenai psikologi trading ini kurang menarik untuk dibahas sebenarnya. Gerakan naik-turun harga saham adalah sesuatu yang tidak bisa kita kontrol. Cara orang menyikapi naik-turun harga ini merupakan salah satu hal penting yang akan menentukan apakah kita akan berhasil atau tidak dalam menghasilkan cuan ketika sudah masuk dalam sebuah saham. Misalkan, kita sudah pasang posisi di sebuah saham, kemudian harga meluncur turun dengan drastis, kita menjadi panik akan hal tersebut. Lantas, kita menambah porsi kita dalam saham tersebut untuk mengurangi potensial loss kita. Namun, sayangnya harga malah meluncur turun. Hal ini membuat loss kita dalam bilangan jumlah naik berkali lipat karena kita sudah memasang porsi yang cukup tinggi di saham tersebut, dsb.

Cara trading seperti diatas, dengan menimbulkan perasaan fear ataupun greed, sering dialami oleh para pemula. Bagi para trader yang merupakan pekerja kantoran atau penuh waktu, tentu saja trading seperti ini akan sangat counter-productif karena pikiran kita sudah sewajarnya berada di tempat kerjaan kita. Namun, karena perasaan kuatir, kita malah bolak-balik membuka aplikasi trading kita untuk sekedar melihat sampai dimana harga saham yang kita beli. Apakah kamu juga saat ini merasakan hal yang demikian? 

Tentu saja hal ini jeli dilihat oleh para trader kawakan, yang biasanya full time trader untuk memberikan potensi profit kepada mereka. Yakni, melalui media berbentuk langganan rekomendasi saham berbayar. Tentu saja tidak ada yang salah dari cara ini,i.e: jualan rekomendasi. Tetapi, kembali ke misi awal kita masuk ke dunia bursa, yakni ingin mendapatkan profit. Tentunya, salah satu caranya adalah kita harus mampu membatasi pengeluaran kita.

Salah satu kunci untuk bertahan di dunia saham adalah modal kita. Berapapun duit kita alokasikan di pasar saham, usahakan tetap memiliki fresh money. Berinvestasi di pasar modal harus dipahami sebagai sebuah bisnis, karena notabene segala sektor finansial itu berhubungan antara satu dengan lainnya.

Antara deposito, inflasi, surat hutang, harga saham, emas, tanah dsb memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Tingkat inflasi yang tinggi karena ekonomi yang berkembang misalnya, akan juga mempengaruhi naiknya suku bunga deposito. Hal ini secara tidak langsung bisa mengurangi harga saham karena banyak orang akan menarik duitnya di pasar bursa dan lebih memilih untuk menempatkannya di Bank kerena return deposito yang tinggi.

Sebaliknya, di saat krisis, harga emas akan cenderung naik, Hal ini dikarenakan nilai mata uang tergerus akibat dampak terjadinya krisis tersebut, misalnya terjadinya perang, force majeure akibat bencana alam dsb. Sehingga mata uang lokal menjadi tak bernilai.

Selain diatas, juga ada kasus spesifik yang berhubungan dengan emiten. Misalnya, pengaruh harga minyak dunia, logam dsb yang bisa jadi mempengaruhi emiten tertentu karena lini bisnisnya berhubugan dengan sumber daya tersebut, misalkan produser, pemasok ataupun konsumen. Contohnya, pengaruh naiknya harga minyak dunia terhadap emiten transportasi, dsb.

Jika semua keadaan bagus, maka sebuah emiten niscaya akan tumbuh dan laba akan datang dengan sendirinya. Inilah yang perlu kita lihat. Kita harus memandang sebuah emiten pasar saham sebagai sebuah makhluk hidup, dimana jika dikasih makan makanan bergizi, diatur oleh managemen yang profesional, tentunya perusahaan akan tumbuh dengan pesat. Semua nantinya akan dipelajari dalam bab fundamental.

Terakhir, jika kita memandang sebuah investasi di bursa saham adalah sebuah bisnis karena kita melihat potensi sebuah emiten di dalamnya. Maka, cara kita membelanjakan uang kita adalah kita mengalokasikannya dalam tiga post sebagaimana berikut:

- Uang untuk pembelian secara normal. Misalkan, untuk transaksi saham secara reguler.
- Uang untuk belanja ketika harga bahan baku murah. Misalkan, saham fundamental bagus, tetapi harganya jatuh.
- Uang untuk keadaan darurat. Misalkan, pasar saham crash, kita masih memiliki uang sebagai jaga-jaga dan menunggu momentum ketika ia siap untuk naik.

Dalam pasar bursa, teknikal adalah sebuah hal yang terlebih dulu didahulukan ketimbang fundamental. Dari fundamental kita mengetahui nilai riil sebuah perusahaan, tetapi dari teknikal kita mengetahui berapa harga beli saham dari para pemain saham. Histori dari harga menunjukkan hal tersebut. Inilah yang pada akhirnya membentuk pola-pola tertentu pada pergerakan harga saham, meskipun kita juga tidak bisa memperkirakan berapa jumlah saham dan modal yang mereka miliki, yang pada akhirnya menentukan nilai beli saham.

Teknikal juga menentukan kapan potensi sebuah saham akan berbalik arah. Hal ini dikarenakan pergerakan harga saham seperti layaknya sebuah kapal tanker. Momentumnya harus dibangun terlebih dahulu agar dia bisa jalan. Jika ia mau berhenti, tidak serta merta begitu saja akan berhenti, tetapi harus ditunggu hingga momentumnya habis terlebih dahulu agar dia bisa berhenti secara sempurna.

Diantara fundamental dan juga teknikal, salah satu hal terpenting lainnya adalah psikologi. Psikologi adalah sebuah hal yang lebih penting jika dibandingkan dengan kedua analisa diatas. Kita akan bahas lebih jauh mengenai psikologi trading dalam tulisan berikutnya.

Keep Stay Tuned. 

Saturday, October 19, 2019

Trading Saham bagi Pekerja Penuh Waktu - Sebuah Perkenalan

Saya pekerja penuh waktu dan juga melakukan trading saham. Jika mimin bisa, kamupun juga bisa. Pada tulisan yang akan dibuat berseri ini, mimin akan berbagi pada kamu semua bagaimana cara trading saham untuk pekerja penuh waktu.

Well, silahkan tengok beberapa tulisan dibawah yang menceritakan tentang laporan return dari investasi saham yang mimin lakukan:


Kebanyakan dari laporan tersebut kesemuanya menunjukkan bahwa trading yang dilakukan mimin menghasilkan profit. Dibawah adalah screenshot laporan gain-loss mimin yang terbaru, dimana mimin memakai fasilitas trading dari Mirae.

Gain-Loss satu bulan terakhir porto mimin
Diatas adalah return satu bulan terakhir dari trading yang diambil tepat saat tulisan ini dibuat. Target yang mimin buat di tahun ini adalah sebesar minimal 500ribu gain tiap bulan, dengan kira-kira modal sebanyak 50 juta. Jika dihitung, 500X12 = 6juta. 6/50*100% = 12% net return pertahun. Tentu saja hal ini belum termasuk gain yang bisa didapat dari hasil deviden yang tidak bisa dilihat di tabel tersebut karena ia hanya menghitung capital gain. Well, kita bisa mendapatkan lebih dari 12% pertahun dari saham, namun tentu saja dibutuhkan waktu ekstra juga untuk melakukan pekerjaan rumah, misalkan screening saham, dsb. Untuk mendapatkan gain diatas, cuma butuh waktu satu-dua jam tiap minggu, atau malah satu-dua jam tiap bulan. Semuanya tergantung dari tingkat kesibukan mimin dan cara memanfaatkan sela-sela waktu luang.

Trading saham masih belum menjadi major income bagi mimin. Tetapi, melihat dari potensi yang ia hasilkan, bisa jadi merupakan best option untuk bisa menarik pundi-pundi rupiah bagi kita semua. Di tengah kecanggihan teknologi, kita harus memanfaatkan segala kemajuan teknologi sebagai leverage untuk mencapai apa yang kita inginkan. Salah satunya adalah kemajuan teknologi di dunia pasar modal. Perusahaan moden bisa dikatakan adalah sebuah makhluk hidup. Ia bisa berkembang baik itu naik maupun turun. Dengan melihat potensi dari berbagai macam parameter fundamental, didukung analisis teknikal, yang akan kita pelajari di kemudian hari, maka resiko loss akan dapat kita minimalkan se-sedikit mungkin.

Mungkin cukup segini saja, seutas kata dari mimin untuk mengawali perkenalan Trading Saham bagi Pekera Penuh Waktu. Mudah-mudahan sharing ini akan bermanfaat bagi kita semua dan bersama kita bisa memanfaatkan momentum di pasar modal untuk meraih cuan semaksimal mungkin.

Sampai jumpa di posting berikutnya.   

Popular Posts