Sunday, October 18, 2020

P2P Lending Asetku: Upaya Mitigasi Resiko di Asetku dengan Mengenal Aset yang Dimilikinya

Jika Sobat Investor belum mengenal p2p lending Asetku, alangkah lebih baiknya membaca postingan berikut terlebih dahulu sebelum melanjutkan.

Asetku ini termasuk p2p lending yang kontroversial. Bagaimana tidak, Asetku memiliki return pendanaan yang sangat besar jika dibandingkan jenis p2p lending yang lain. Total hingga bisa mencapai 24% per tahun untuk jenis pendanaan dengan masa tenor 12 bulan. Dalam urusan investasi, kita kenal high risk, high return. Orang takut masuk Asetku karena ada resiko gagal bayar yang besar. Hal ini dilihat daripada pinjaman yang digunakan untuk kegiatan konsumtif (afiliasi dengan Akulaku). Namun demikian, tingkat keberhasilan pembayaran kewajiban yang dilakukan oleh debitur Asetku, yang dinyatakan dalam TKB90, selalu mencapai 100%. Artinya, pengembalian pinjaman tidak pernah mengalami masalah. Dua hal inilah yang kemudian menjadi perdebatan antara pihak yang pro dan kontra pada Asetku.   

Salah satu cara yang bisa digunakan sebagai informasi awal apakah bisnis Asetku ini berjalan dengan baik adalah dengan cara melihat respon publik yang terlibat pendanaan di Asetku. Ada grup di telegram yang berisi orang-orang yang menjadi lender di Asetku

Selain itu, kita juga bisa melihat lini bisnis yang menjadi satu kesatuan dengan Asetku sebagai alternatif cara untuk menilai kondisi keuangan mereka. Hal ini menjadi penting sehingga kita bisa melihat sesuatu sesuai dengan data yang ada. Diharapkan hal ini akan dapat membantu kita mengambil keputusan dengan lebih rasional.

Lini bisnis akulaku

Pada gambar diatas disajikan perusahaan Akulaku yang terbagi menjadi tiga bisnis yang saling berafiliasi:
1. Fintech P2P Company dengan nama perusahaan PT Pintar Inovasi Digital, yang menaungi Asetku
2. E-Commerce Company dengan nama perusahaan PT Akulaku Silvrr Indonesia.
3. Multifinance Company dengan nama perusahaan PT. Akulaku Finance Indonesia.
Perlu diketahui bahwa perusahaan diatas merupakan pemegang saham dua perusahaan terbuka yang ada di Indonesia, yakni Bank Neo Commerce (BBYB) dan juga Trimuda Nuansa Citra (TNCA). 

Perusahaan terbuka dengan shareholder akulaku

Dengan kita menilai perusahaan tersebut dimana akulaku menanamkan modalnya, maka bisa memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan akulaku secara tidak langsung, yang juga menaungi Asetku. Dari sini juga, bisa kita dapat info tentang hal strategis yang dilakukan akulaku dimasa depan. Salah satunya adalah upaya penanaman modal di asuransi Staco, yang masih ditunda hingga awal tahun 2021. Hal ini dikarenakan akan ada perubahan kepengurusan di Asetku.

Hal ini tercantum di laporan permintaan penjelasan laporan keuangan TNCA kepada Bursa Efek Jakarta, dikirim pada 10 Agustus 2020, yang kutipannya sebagaimana berikut:

File aslinya bisa didownload melalui tautan berikut. Jadi, dengan mempelajari dua perusahaan tersebut, selama masih dipegang oleh akulaku, kita bisa mengetahui mengenai kondisi Asetku secara tidak langsung. Informasi ini bisa dijadikan tambahan untuk menambah perspektif kita terhadap p2p lending tersebut.

No comments:

Post a Comment

Leave your comment !

Popular Posts