Selain perasaan FOMO, yang pernah dibahas pada tulisan yang lalu, salah satu hal yang sering terjadi adalah perasaan down ketika saham yang kita prediksikan tidak sesuai dengan kenyataan. Dalam hal ini, misalkan saham yang kita buy, dengan harapan harganya akan naik, malah nyatanya turun.
Perasaan down jika tidak di manage dengan baik, maka pengaruhnya malah akan bertambah signifikan. Segala sesuatu yang ada di sekitar kita, tidak akan pernah berpengaruh kepada diri kita kalau kita tidak memberikan reaksi kepada sesuatu tersebut. Reaksi yang kita berikan pada sesuatu tersebut tergantung dari posisi kita. Kesadaran dalam hal mendeteksi mengapa kita bereaksi terhadap suatu trigger tertentu adalah sebuah langkah awal untuk mengembangkan diri.Kita mengembangkan diri bukan karena kita adalah seorang pecundang. Tidak sedikit yang menghubungkan kegagalan itu dengan nilai diri. Jika halnya demikian, tidak usah kaget ketika kita merasa putus asa ketika gagal karena pemikiran kita demikian. Kita kenal hukum pareto 20/80. Hal yang sedikit bisa mempengaruhi yang banyak. Perspektif atau paradigma berpikir kitalah yang menentukan bagaimana kita melakukan segala sesuatu.
Kita butuh mengembangkan diri karena hidup ini begitu kompleks. Dalam skala trading, misalnya, kita butuh mempelajari teknik analisa fundamental, teknikal, bandarmologi dan sebagainya. Hal ini sebagai cara agar kita bisa menavigasi posisi trading kita dengan baik, berdasarkan arah angin, mau harga naik ke utara, atau turun ke selatan.
Tentu saja kita akan menemui masalah ketika kita mengembangkan diri. Ketika menghadapi sebuah masalah, bukan dengan cara kita bergelut dengan masalah tersebut. Masalah itu kadang hanya sebagai gejala saja atas sesuatu yang kita abaikan. Ketika kita menekan sesuatu yang harusnya kita keluarkan, maka ia akan menjadi kompulsif dan keluar dalam bentuk lain. Hal ini yang kemudian kita sebut sebagai masalah, padahal hal itu hanya gejala saja.
Untuk menghadapinya adalah dengan cara kita berusaha jujur dengan diri kita sendiri. Misalkan, ketika kita membeli saham A, namun sahamnya anjlok. Kita rugi. Ya, kita harus jujur kalau ternyata kita salah prediksi sebanyak apapun ilmu yang sudah kita pelajari. Kalau kita masih jengkel terhadap orang yang tebar fear ataupun pom-pom, berarti kita belum sepenuhnya percaya dengan analisa sendiri. Kita masih butuh banyak belajar dan menambah jam terbang.
Dalam trading, ada juga kasus "fat tail" artinya perusahaan bagus, namun sedang dalam fase mark-down. Nah, jika kita sudah masuk sayang untuk dijual. Kita masih bisa mendapatkan devidennya dan tambah posisi di waktu yang tepat. Cara agar supaya kita bisa menahan kerugian adalah dengan cara memakai uang dingin. Uang dingin ini adalah harus berasal dari hasil investasi kita di aset yang lain. Jadi, dalam pikiran kita, sebenarnya kita berinvestasi secara gratis.
Kesimpulannya ==> Cara untuk menghajar ketidakpastian di bursa:
1. Dengan banyak bereksperimen
2. Diversifikasi untuk melindungi nilai
No comments:
Post a Comment
Leave your comment !