Monday, December 23, 2019

Mengamati Saham ARB MAMI


Fenomena saham ARB di bursa saham Indonesia IHSG semakin marak belakangan ini. Tak cukup sekali ARB, bahkan beberapa saham tersebut mengalami ARB hingga berkali-kali. Mimin tak ingin membahas mengapa suatu saham mengalami ARB. Tetapi, lewat tulisan ini, kita mencoba menganalisa potensi dari suatu saham untuk mengalami peristiwa ARB dan apa yang terjadi ketika ARB.

ARB atau auto rejection bawah adalah harga saham terendah yang diperbolehkan dalam satu hari. Lawanya adalah ARA atau auto rejection atas, yang merupakan kebalikan dari ARB. Jika satu saham mengalami ARB artinya terjadi penjualan suatu saham yang sangat signifikan. Biasanya pada harga terendahnya, jumlah offer akan berjumlah sangat fantastis, untuk menjaga agar saham harganya tidak bergerak. Mari kita lihat, contoh bid-offer sebuah saham yang mengalami ARB.


Jika dilihat pada harganya, ada tanda panah mengarah kebawah. Itu merupakan sebuah pertanda bahwa suatu saham mengalami ARB pada aplikasi bawaan Mirae tersebut. Total perubahan harga adalah sebesar 64 poin, dengan persen perubahan adalah sebesar (minus) 34%. Mari kita lihat offer terakhirnya, yakni 121. Jumlah lot yang ditawarkan adalah sekitar 2,3 juta lot. Saham ini seperti dikunci agar tidak naik. Siapa gerangan yang memiliki 2,3 juta lot kalo bukan sebuah institusi. Jumlah keseluruhan saham MAMI sendiri adalah sebesar 123 juta. Dengan lebih dari 50% kepemilikan sahamnya adalah milik publik. Ini merupakan sebuah hal yang tidak bagus. Artinya, bisa jadi, management perusahaan atau investor besar di saham tersebut sudah tidak percaya lagi dengan masa depan perusahaannya sehingga ia jual porsi kepemilikan di perusahaan tersebut.

2,3 juta bukanlah jumlah yang besar jika dibandingkan dengan 123 juta. Artinya, siap-siap harga akan dijatuhkan lebih dalam lagi. ARB berkali-kali. 

Mari kita lihat secara teknikal.


Secara teknikal, saham itu tidaklah terlalu bagus. 

1. Saham ini pernah penjadi penghuni LQ-50, atau sebutan bagi saham yang harganya pernah menyentuh angka 50. Jika pernah menyentuh harga tersebut, maka bisa jadi sejarah akan terulang dimana saham ini memiliki kemungkinan untuk menuju ke angka tersebut.

2. Volume transaksi yang tidak wajar.
Hingga pertengahan 2018, volume transaksi saham ini masih wajar. Namun, setelah itu, volume transaksi meningkat, tetapi tidak sejalan dengan volatilitas harga yang ditimbulkan. Selama tidak mengakibatkan kenaikan harga, tidak akan menarik perhatian para trader untuk menaruh posisi. Namun, inilah poinnya. Harga dijaga tidak naik terlalu tinggi, supaya tidak ada yang tertarik untuk pasang posisi dan proses akumulasi bisa dilakukan. Kita bisa melihat proses akumulasinya dari fitur bandar detektor Stockbit Pro.



Nah akumulasi dilakukan pada saat harganya 87 rupiah sampe kemudian harga mencapai 167 rupiah. Bisa dilihat indikator bandar movement dibawah yang nilainya terus naik. Bandar movement menunjukkan tingkat volume transaksi yang dilakukan oleh top broker.

Lepas daripada harga 167, bisa dilihat volume transaksi menurun dan indikator bandar movementnya juga mulai menurun. Disini, bandar hanya memantain harga agar tidak jatuh, biasa dengan cara memasang bid yang banyak. Posisinya tentu sudah cuan karena dia sudah mulai akumulasi di harga bawah.

Ketika barang sudah berkurang separuhnya, barulah dimark-up hingga harga mencapai angka 400, sambil buang barang. Ketika barang mulai habis, dilihat dari nilai bandar movement sejajar dengan nilai pada saat awal akumulasi, barulah harga dibanting habis-habisan. Bandar out dari $MAMI.

Yup, ini contoh saham yang berhasil digoreng. Salut pada bandar yang mampu memantain harga dan tentunya menghasilkan cuan. Jika sudah cuan, buat apa harganya ditahan. Barang yang tersisa langsung dibuang semua, dari angka 400 langsung menuju gocap.    

Wednesday, November 6, 2019

Trading Saham - Melakukan Trading untuk Pekerja Kantoran (Analisis Teknikal)

Setelah analisis fundamental, kali ini akan dibahas mengenai analisis teknikal. Analisis teknikal membahas mengenai kecenderungan pergerakan harga dilihat dari historikal harga yang terbentuk di pasar modal. 

Banyak sekali indikator yang bisa digunakan untuk memperkirakan pergerakan harga, namun pada kesempatan kali ini, yang dibahas oleh mimin adalah lima hal yang juga sering digunakan mimin dalam menentukan untuk masuk tidaknya ke dalam sebuah trade, yakni:

1. Volume  
2. Candle-Stick
3. MACD
4. Fibonacci
5. Time frame

Kita akan bahas satu-persatu. Untuk softwarenya, memakai yang gratisan, yakni https://www.investing.com/. Di investing.com yang gratis ini ada delay sekitar 15 menit dari trading normal. Jadi, misalkan, jika jam menunjukkan pukul 15.00, maka trading yang ditampilkan adalah trading pada pukul 14.45.

Pertama, Volume
Volume ini merupakan salah satu indikator terpenting dalam sebuah trade. High volume dalam sebuah sesi trade bisa mengindikasikan awal mula sebuah trend bermulai ataupun berakhir. Sobat Investor pasti mengenal istilah Break Out, dimana ketika harga menembus garis support maupun resistennya disertai volume yang tinggi. Mari kita lihat contoh berikut:

Volume
Bisa dilihat pada gambar dibawah, bahwa harga IMAS mulai menunjukkan trend naik ketika ia menunjukkan volume yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga sebelumnya dan memulai trend turun disertai dengan volume yang juga tinggi. Jadi, volume ini adalah indikator yang harus selalu dipakai.

Kedua, Candle-stick
Ilmu tentang bentuk lilin dapat dipelajari di internet. Bentuk lilin memperlihatkan antara supply dan juga demand yang terjadi dalam sebuah pasar bursa. Namun, lilin ini hanya benar-benar valid jika disertai dengan volume yang juga tinggi. Tidak usah mempelajari nama-nama lilin karena saat ini sudah ada program yang bisa mengidentifikasi hal tersebut berikut kecenderungan harganya. Berikut adalah contoh program yang menyebutkan tipe lilin dan kecenderungan harganya. Emiten masih sama IMAS.

Candlestick
Ketiga, MACD
MACD adalah salah satu indikator yang juga penting untuk digunakan karena mengidetifikasikan sebuah reversal. Yang perlu dicari adalah divergentnya. Jika harga MACD naik, namun harga saham turun, maka bisa jadi harga emiten tersebut akan segera naik. Selain divergent, yang juga perlu diamati adalah golden cross (GC), yang artinya terjadi persilangan antara dua garis dimana garis MACD menembus dari bawah garis signal. Sedangkan, bila garis MACD menembus dari atas, maka kebalikannya, harga akan turun. Ini disebut dengan death cross (DC).
  
MACD golden and death cross

MACD divergent

Keempat, Fibonacci
Fibonacci ada berbagai macam. Tetapi, yang akan dibahas disini adalah yang tipe retracement. Fungsinya bisa dijadikan pivot point atau point dimana secara historikal, biasanya harga akan mengalami rebound maupun reversal. Simak pada gambar dibawah ini.

Fibonacci
Pada gambar diatas djelaskan kondisi pivot point berdasarkan fibonya. Untuk membuat garis fibo, harus ditarik dari harga yang tertinggi sampai harga yang terendah. Pada sebelah kanan, ketika kita buy, namun harga turun, kita bisa beli lagi pada harga yang terendah untuk average. Disinilah keputusan mengenai money management dan juga analisa fundamental mengambil peranan penting. Ketika secara fundamental masih bagus, kenapa tidak melakukan average down?

Kelima, Time frame
Time frame ini penting dan menentukan tipe trader. Untuk pekerja kantoran, yang tradingnya swing, bisa memakai timeframe jam, harian dan juga mingguan. 
- Time frame mingguan akan lebih menjelaskan gambaran besar arah pergerakan harga kemana
- Time frame harian lebih menjelaskan mengenai posisi harga saat ini dengan lebih banyak candle, yang menyiratkan adanya perubahan lebih dahulu, jika dibandingkan dengan time frame mingguan.
- Time frame jam, lebih banyak candle lagi jika dibandingkan time frame harian dan juga mingguan. Disinilah awal mula terjadi reversal maupun rebound bisa diketahui sebelum diketahui di time frame harian maupun mingguan.

Silahkan simak contoh dibawah sebagai panduan.

Time frame mingguan
Pada time frame mingguan, bisa diketahui bahwa garis fibo telah tertembus dan kemungkinan rebound ada pada titik support yang bisa diketahui pada awal 2018. Ini bisa tampak dengan jelas jika menggunakan timeframe mingguan. Mari, kita perbesar lagi, dengan menggunakan time frame harian.

Time frame harian
Menggunakan timeframe harian, bisa diketahui bahwa harga langsung turun dengan volume yang tinggi ketika menyentuh resisten yakni garis fibonya. Penurunan harga ketika mendekati garis support, yakni yang didapatkan pada timeframe bulanan, mendapatkan demand yang cukup tinggi, bisa dilihat dari volumenya yang naik.

Time frame lima jam
Pada timeframe lima jam, malah muncul signal candlestick bullish yang menyatakan adanya reversal ke arah bullish. Nah, jika belum melakukan buy, bisa langsung masuk ke area buy dengan range buy 1200-1270. Jika ingin average down, tunggu hingga candle membentuk posisi golden cross (GC) agar lebih valid. 

Mudah-mudahan kelima hal diatas yang bisa dijadikan sebagai indikator untuk analisa teknikal bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Sobat Investor semua.

Pada bagian selanjutnya, akan dibahas mengenai cara melakukan trade.

Keep Stay Tuned

Tuesday, November 5, 2019

Trading Saham - Melakukan Trading untuk Pekerja Kantoran (Analisis Fundamental)

Sobat Investor, bagaimana caranya melakukan trading namun tetap bisa beraktivitas sebagaimana biasanya? Jika Sobat Investor belum bisa membagi waktu dengan baik, maka tulisan ini bisa menjadi sebuah referensi bagi Sobat Investor untuk memulai trading khususnya bagi kamu yang pekerja penuh waktu. Sobat Investor paling tidak harus mengerti terlebih dahulu basic trading, mulai psikologi, money management dan juga menguasai pengoperasian dari perangkat trading bawaan dari sekuritas.


Jika ketiga hal diatas sudah dikuasai, maka cara selanjutnya adalah melakukan analisa terhadap emiten yang akan dipilih. Tulisan ini terinsipasi dari KakDr. Bisa dilihat situsnya disini.

Analisa fundamental dan historikal yang wajib diketahui:
- Shareholder composition, baca tulisan terdahulu, management atau insider perusahaan harus memiliki jumlah kepemilikan yang besar jika dibandingkan dengan kepemilikan publik. Artinya, jika perusahaan itu bagus, tentunya management tidak akan menjual kepemilikannya di perusahaan tersebut.
- PBV atau harga buku, jika nilainya kurang dari satu, maka jika perusahaan itu bangkrut, masih akan ada sisa modal. Perusahaan yang PBVnya lebih dari satu, belum tentu perusahaan yang jelek, malah bisa saja perusahaan yang bagus karenanya dihargai premium oleh pasar.
- DER atau perbandingan antara utang dengan sisa modal. Nilai ini harus sekecil mungkin, artinya perusahaan tersebut tidak memiliki utang.
- ROE atau tingkat pengembalian modal. Nilai ini harus lebih besar jika dibandingkan dengan DER. Setiap perusahaan biasanya memiliki utang sebagai salah satu upaya untuk mendongkrak kinerjanya. Nah jika ROE lebih besar dari DER, maka perusahaan berkembang.
- Deviden, laba yang dibagi ke pemegang saham. Artinya perusahaan tidak pelit. Kalau kamu nyangkut, maka tiap tahun masih dapat deviden.

Lima elemen diatas merupakan ciri perusahaan yang sehat. Tidak butuh waktu lima menit untuk melakukan analisa tersebut. Anda bisa menggunakan RTI business untuk mencari informasi tersebut. Berikut adalah salah satu contoh, kita ambil emiten UNVR atau Unilever Indonesia Tbk.

Berikut adalah rincian fundamental dan historikalnya.

Dari segi kepemilikan OK. Masyarakat hanya memiliki 15% saham. Kita lanjutkan ke segi valuasinya.
Dari segi deviden, UNVR membagikan deviden. PBV = 48x. Sudah mahal. ROE, modal yang dikeluarkan investor tumbuh 2x dalam setahun (106%). Wow. Pantas saja PBVnya tinggi. Namun, sayangnya DERnya juga tinggi sekali. Jika modal kita balik 2x karena ROEnya >100%, maka semuanya impas buat bayar utang. 

UNVR ini tipe perusahaan premium, yang dilihat dari segi valuasinya sudah sulit tumbuh lagi, dilihat dari valuasinya diatas. Mari, kita lihat dari segi perubahan harga sahamnya di pasar modal.


Yups, jika kamu megang saham ini dari tiga tahun yang silam, maka saat ini masih minus 4%. Beda ketika pegang dari lima tahun silam, maka masih cuan sekitar 47%. Artinya, harganya sudah stagnan. 

Dilihat dari DPR atau deviden payout ratio, yang nilainya lebih dari 100%, artinya adalah seluruh keuntungan dibagikan ke pemegang saham, dengan deviden yield cuma 2,7%. Masih lebih besar jika dibandingkan dengan deposito bank, artinya perusahaan ini sudah tidak menarik. Tentu saja untuk saat ini.

Jika dilihat dari rumus valuasi Stockbit (program ini berbayar).


Yups, margin of safetynya cuma 6%. Sudah mendekati harga wajar perusahaan. 

Ini dari segi fundamental ya kawan-kawan. Tetepi dari segi teknikal bisa berkata lain. Karena harga yang terbentuk di pasar adalah harga yang menurut persepsi masing-masing orang. Orang bisa berkata barang A mahal, sedangkan yang lain berkata itu murah. 

Kita sambung mengenai analisa teknikal pada tulisan selanjutnya.

Sunday, November 3, 2019

Trading Saham - Lot, Tick and Budget

Money management adalah satu hal yang penting untuk dikuasai supaya bisa bertahan di pasar modal. Beberapa tulisan sebelumnya, juga pernah mengupas mengenai pentingnya money management ini. Tanpa money management yang baik, Sobat Investor hanya akan buang uang saja di pasar modal dan pada akhirnya bangkrut. Dengan money management yang baik, kita bisa menangkap setiap opportunity yang ada dan meminimalisir resiko "nyamgkut". Tidak sedikit trader menjelek-jelekkan, tidak bisa move-on dari suatu saham karena terlanjur percaya bahwa saham itu akan mendatangkan profit bagi mereka. Hal ini membuat mereka melupakan money management, sehingga begitu saham yang diharapkannya naik, tetapi malah turun, mereka menjadi jengkel dan kesal. Apalagi ketika semakin ditahan, saham itu semakin turun. Ketika kesal dan marah tidak menyelesaikan masalah dan malah memperburuk keadaan, maka untuk menanggulangi rasa sakit tersebut, terkadang muncul sikap "denial". Sebuah sikap yang ingin menunjukkan bahwa sebenarnya yang dia lakukan ketika masuk ke dalam saham tersebut adalah sebuah sikap yang benar. Maka ia munculkan beberapa teori untuk mendukung sikapnya tersebut. Biasanya mereka akan menyoroti bahwa perusahaan ini, meskipun harga sahamnya turun, tetapi dari segi fundamental bagus, tidak ada isu miring terkait perusahaan dan lain sebagainya. Hingga pom-pom untuk menarik trader lain masuk ke dalam saham dimana dia nyangkut tersebut. Yups, penderitaan membutuhkan kawan.

Untuk menghindari hal tersebut, tentulah money management dibutuhkan. Dan, metode ini sangatlah spesifik orang-perorang Sobat Investor. Tidak bisa satu orang menerapkan money management yang sama karena style trading dan jumlah modal tiap orang juga berbeda. Lebih dari itu, money management adalah strategi, dimana permainan trading adalah zero sum game. Artinya, tidak ada orang yang bisa memperoleh keuntungan, tanpa yang lainnya mengalami kerugian. Namun, pasar adalah mengenai tentang persepsi. Mahal dan murah sebuah saham adalah persepsi. Dan, untung maupun rugi tidak akan terealisasi sebelum transaksi dilakukan. Tidak ada yang pernah tahu bagaimana nasib perusahaan tersebut di masa depan. Yang bisa kita lihat adalah sejarah angka-angka dan juga pencapaian perusahaan saat ini, tanpa diketahui bagaimana di masa depan. Berita bagusnya, semua hal tersebut sudah bisa diprediksi dan dengan money management yang baik,akan mencegah kejadian yang diceritakan pada paragraf sebelumnya.

Sobat Investor, setelah modal trading kamu siapkan, bagilah uang kamu menjadi tiga bagian sesuai dengan tulisan terdahulu. Tidak harus sama rata dan uang yang dibelanjakan untuk membeli saham disarankan lebih dari satu saham dan tidak berada pada pemilik yang sama maupun jenis usaha yang sama.

Pemilihan saham harus disesuaikan dengan modal kamu dan kemampuan kamu dalam melakukan analisa. Jangan memilih saham yang harga per lotnya sudah mencapai puluhan ribu jika modal kamu cekak. Aturan Lot and Tick berikut akan mempermudah Sobat Investor dalam memilih sebuah saham. Sebagai perhatian, mimin lebih senang menggunakan cara average piramiding dalam membeli sebuah saham. Hal ini untuk menghindari over-trade dan gerakan tipuan yang dilakukan oleh trader besar.

Misalkan, dana untuk satu saham, Sobat Investor tetapkan sebesar lima juta rupiah. Maka, aturan Lot  and Tick adalah sebagaimana berikut:


Tabel diatas menunjukkan fraksi harga tiap tick yang ditunjukkan oleh golongan harga saham. Kita ambil contoh, misalkan untuk harga saham 200-500, fraksi harga yang diperbolehkan dalam bid dan offer adalah kelipatan dua. Misalkan saham SRIL berikut

Nah, semakin kecil harga saham, maka akan semakin kecil tingkat fraksi dalam bid-offer, namun perubahan harga rata-rata menjadi semakin signifikan. Perubahan 4 tick di SRIL, atau 8 rupiah adalah sama dengan gain/loss sebanyak 2%. Kita juga bisa mendapatkan lot yang lebih banyak untuk harga saham yang rendah. Dengan modal lima juta, kita bisa mendapatkan lebih dari 100 lot untuk saham dengan kisaran harga 200-500, sedangkan jika harga sahamnya diatas 10ribu, malah tidak ada yang bisa dibeli. Jumlah lot yang banyak ini penting, karena kita bisa melakukan average. Misalkan, ketika mengetahui harga saham di kisaran 200-500 dan modal 5 juta, Kita bisa melakukan pembelian pertama 20, pembelian kedua 30 dan pembelian ketiga 50. Tentunya bisa disesuaikan, tidak mesti demikian. Piramiding ini penting dalam money management karena misalkan,

- Harga awal saham 1000, kamu beli 10 lot denga harga 1 juta.
- Harga turun menjadi 500, kamu beli 20 lot dengan harga 1 juta (turun 50%)
- Maka, rata-rata harga saham kamu adalah 2juta/30 = 666
- Ketika, harga saham rebound 30% ke harga 667, maka kamu sudah impas. Dan, dari angka 667, masih ada space untuk kenaikan ke 1000 lagi.

Berbeda ceritanya, jika pada saat turun ke 500, cuma beli 10 lot saja. Maka rata-rata adalah 1.5jta/20 = 750. Ketika naik kembali 50%, ke 750, maka baru impas. Satu hal yang perlu dicermati adalah naik 50% tidak sama dengan turun 50%. Maka dari itu, pedoman ketika membeli saham, janganlah jumlah lot, tetapi jumlah modal.

Mimin harap penjabaran kali ini bisa membantu Sobat Investor semua dalam memahami dasar aturan tick and lot dalam money management. Pada kesempatan selanjutnya, akan dibahas mengenai dasar bagaimana melakukan trading khususnya untuk para pekerja kantoran.

Keep Stay Tuned

Friday, November 1, 2019

Kenali Saham yang Anda Beli - Menyelusuri Emiten Saham

Sobat Investor dimanapun kalian berada, Saya ucapkan terimakasih kepada yang telah mengikuti tulisan ini dari awal. Setelah sebelumnya, dibahas mengenai overview dari pasar modal, kali ini akan secara khusus kita ambil emiten untuk dibahas pada kesempatan kali ini. 

Saya harap, Sobat Investor sekalian membaca tulisan terdahulu pada tautan diatas, untuk memahami secara implisit apa yang akan mimin utarakan pada kesempatan kali ini. Mimin akan ambil, emiten MPMX atau Mitra Pinasthika Mustika Tbk. 

Masih menggunakan program RTI, mari kita lihat profil perusahaannya.


Kita bisa lihat dari historical data tersebut bahwa perusahaan mulai tercatat di bursa pada 29 Mei 2013. Harga yang ditawarkan kepada publik adalah 1500 dengan jumlah saham yang dibagikan adalah 970 juta. Dan seterusnya ... Informasi yang paling penting adalah Shareholders Composition

Shareholders Composition menjelaskan siapa pemegang saham dan sekaligus turut menentukan arah kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Perusahaan yang dikelola dengan bagus, tentu saja tidak akan "menjual" sahamnya ke masyarakat. Sebagaimana diketahui, sebagian laba perusahaan akan disetor ke Shareholder dalam bentuk deviden. Maka, jika partisipasi publik sebagai shareholder cukup banyak jika dibandingkan dengan investor maupun managemen, maka kita wajib curiga mengenai performa sebuah perusahaan. 

MPMX memiliki tingkat outstanding saham yang dimiliki oleh publik sebesar 22% atau sekitar 1 milyar saham. Yang kita perhatikan saat ini adalah persennya. Angka tersebut bisa dikatakan masih rendah, mengingat yang dipegang PT. Saratoga adalah diatas 50%. Jadi, masih ada kepercayaan di tangan investor bahwa perusahaan ini akan terus menghasilkan laba bagi mereka.

Mari lihat perbandingan dengan saham yang lannya. Ambil contoh, yakni emiten BIPI atau Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk.  Harga saham BIPI saat ini adalah 50 rupiah, yakni harga terendah yang diperbolehkan oleh BEI. Mari dilihat Shareholders Composition-nya: 


Hampir 50% dikuasai oleh publik. Jadi, tidak heran jika harga sahamnya juga jatuh. 

Setelah mengetahui pentingnya shareholder, saatnya kini mengamati bagaimana peredaran saham tersebut di pasar bursa. Kita perhatikan angka jumlah saham MPMX yang dimiliki oleh publik, yakni sebesar 1 milyar saham. Saham yang dimiliki oleh publik ini kita anggap identik dengan saham yang ditransaksikan secara reguler. Mari kita lihat, berapa volume saham MPMX yang ditransaksikan tiap hari.


Rata-rata adalah sebesar 3,3 juta saham. Dari 1 milyar saham yang dipegang oleh publik, tiap hari hanya sekitar 3,3/1000 *100% = 0,33% saham berpindah tangan atau tidak sampai 1 persen dari total keseluruhan saham. 

Apa artinya? Misalkan kita asumsikan hukum pareto terjadi, bahwa 20% orang menguasai 80% aset. Maka dari 1 milyar saham, sebanyak 800 juta saham dikuasai oleh segelintir orang. Orang-orang inilah yang menentukan trend kemana harga saham akan dibawa. Lebih jauh lagi, berapa orang yang berada di 20% tersebut. Mari kita lihat frekuensi perdagangan dalam satu hari


Kita bulatkan jadi 200, untuk mempermudah perhitungan. Jika frekuensi mewakili tiap orang yang bertransaksi. Maka 20% dari 200 adalah 40 orang. Maka ada 40 orang yang menguasai 800 juta saham. Tiap orang menguasai 20 juta saham. Kita ganti kata orang dengan institusi. 

Jika misalkan satu institusi ingin out, maka bisa jadi butuh satu minggu barang dia baru habis karena jumlah transaksi setiap hari rata-rata cuma 3,3 juta. Namun, hal ini tidak mungkin terjadi, pasalnya institusi tersebut harus membuat demand, karena jika tidak, harga akan jatuh dan mereka jual rugi. Sama dengan ketika mereka ingin beli, tentu harus buat supply yang besar. Inilah yang kemudian memunculkan gerakan-gerakan yang dipelajari dalam ilmu teknikal mengenai gerakan saham. Harga pergerakan harga saham memiliki arti historis dimana para institusi ini melakukan aksi baik jual maupun beli. Hal ini memunculkan istilah trend, support-resistan, break-out etc. 

Tentunya contoh diatas adalah sebuah perumpamaan, namun hal ini bisa jadi sebuah guide bagi kita semua bahwa sebagai Investor ritel kita tidak bisa menentukan harga sebuah saham karena kita jelas kalah jauh segalanya. Software yang kita pakai pun gratisan hehehe....

Namun, jangan salah, kita juga memiliki kelebihan, bahwa kita bebas menentukan saham mana yang kita pilih, kita tidak dikejar oleh target, kita memiliki waktu yang lebih longgar dan sebagainya. Hal inilah keistimewaan yang dimiliki oleh investor ritel dan harus benar bisa dimanfaatkan.

Mimin kurang setuju dengan aturan yang membatasi kita dalam trade, misalkan pasang trailing stop di harga ini, cut loss disini dan sebagainya. Hal ini dikarenakan cara ini sangat tidak fleksibel dan beresiko over-trade. Ingat, ada potongan komisi tiap kita melakukan transaksi jual-beli saham. Jangan sampai komisi ini malah membebani kita. Untuk saham dengan fundamental bagus atau istilahnya overvalue, tentunya average down adalah hal yang kudu dilakukan. Inti dari paragraf ini sebenarnya adalah money management harus kita lakukan. Ingat, contoh diatas, satu institusi menguasai 20 juta saham. Tiap hari transaksi sekitar 3 juta saham. Ada possibility bahwa supply dan demand yang terjadi bersifat artifisial, yang sebenarnya hanya untuk menarik para investor ritel untuk masuk ke dalam suatu saham. Ini bisa saja terjadi, harga dinaikkan seolah-olah terjadi break-out. Hal ini untuk memancing ritel masuk ke dalam sebuah saham. Setelah masuk dan BOOM, harga dihancurkan. Lihat grafik dibawah:

      
Banyak yang menyangka PGAS akan naik terus karena sudah lewat area resisten, setelah beberapa hari tertahan dan BOOM, harga jatuh dua hari belasan persen.  

Pada bagian selanjutnya, kita akan mulai masuk ke dalam tick harga. 

Keep Stay Tuned




Thursday, October 31, 2019

Kenali Saham yang Anda Beli - Menyelusuri Pasar Saham

Sobat Investor, mimin harap apa yang telah disampaikan di posting sebelumnya, bisa di-internalisasi dengan baik. Kita akan melanjutkan perjalanan kita mengenai pasar saham. Kali ini akan membahas mengenai apa yang sebenarnya terjadi di bursa saham. BEI sendiri selaku otoritas yang ditunjuk oleh pemerintah sebenarnya sudah menyediakan fasilitas kursus buat kamu apabila ingin belajar pasar saham, lewat Sekolah Pasar Modal. Silahkan tengok tulisan terdahulu yang telah dibuat oleh mimin, melalui tautan berikut, yang juga memuat cara daftar dan materi apa yang diajarkan di Sekolah Pasar Modal.

Yups, dari tautan diatas, mimin sudah tidak perlu lagi menjelaskan panjang lebar mengenai istilah dan juga cara kerja pasar modal. Kita akan langsung terjun ke praktek. Silahkan download aplikasi RTI business karena aplikasi ini gratis, lengkap dan membantu kita untuk memahami akan hal-hal yang sudah dijelaskan di Sekolah Pasar Modal. Untuk kepentingan penulisan, mimin memakai yang versi web, bisa diakses melalui tautan berikut: https://analytics2.rti.co.id/

========================================================================

Mari lihat gambar dibawah: 


Gambar diatas adalah overview dari pergerakan pasar bursa dalam satu hari. Grafik atas, adalah nilai IHSG versus jam. Bisa dilihat bahwa data ini diambil pada jam tiga sore dan menunjukkan IHSG mengalami penurunan sebesar 0,88% atau sekitar 55 poin. Jam 12.00 - 13.30, grafik cenderung datar karena jam makan siang. Dibawahnya adalah grafik volume yang menunjukkan seberapa banyak transaksi terjadi. Amati bahwa transaksi paling banyak terjadi pada fase datar setelah mengalami penurunan

- Berapa uang yang mondar-mandir di pasar saham indonesia? Lebih dari tujuh trilyun rupiah.  
- Berapa banyak emiten saham di IHSG? 125+284+131 =  540 saham 

Melihat begitu besarnya uang yang ditransaksikan, tentu saja ini adalah sebuah kesempatan yang besar. Yang perlu kita lakukan adalah memilih saham yang tepat. Kamu dan mimin, tentunya ingin berada di 125 saham yang naik, bukan berada 284 saham yang turun ataupun 131 saham yang tidak bergerak, karena kunci untuk memperoleh untung adalah saham yang bergerak. Namun, di pasar bursa bisa jadi saham yang turun adalah saham yang bagus. Amati transaksi yang besar ketika harga saham jatuh.

Sebuah emiten, begitu sebelum dilahirkan di pasar bursa melalui Initial Public Offering (IPO) tentunya sudah memiliki "investor besar". Mereka sebagai "penjaga" yang akan melukiskan sejarah kemana harga saham sebuah emiten akan dibawa. Untuk tipe saham-saham dengan pemilik yang sama, ataupun melalui "underwriter" yang sama, biasanya memiliki pola pergerakan yang hampir sama. Karena lagi-lagi, di pasar modal, satu-satunya hukum yang berlaku selain supply-demand adalah hukum siapa yang terkuat. 

Berikut adalah contoh beberapa emiten yang dimiliki oleh Uob Kay Hian Pte. Mari kita lihat, emiten apa saja yang dimiliki oleh Investor tersebut: 

Insider: Uob- Sumber StockBit

Kemudian akan kita ambil, pergerakan harga dari beberapa emiten yang dimiliki oleh Investor tersebut 






Nah, kira-kira sudah tau kan persamaannya dari kelima gambar tersebut. Mengapa bisa terjadi? Kita akan bahas lebih jauh lagi di posting berikutnya, mengenai "emiten saham".

Keep Stay Tuned

Tuesday, October 29, 2019

Cara Memulai Trading - Kenyataan di Pasar Modal

Mimin berharap, Sobat Investor bisa memahami apa yang mimin tulis sebelumnya mengenai psikologi trading yang dibahas pada dua tulisan sebelumnya, yakni mindset bahwa:

Ini adalah contoh riil siklus trading yang mengambil contoh emiten MTDL. Mari simak, pergerakan harganya dari tahun ke tahun:


Yups, dibutuhkan waktu tiga tahun hingga saham ini pada akhirnya mampu melonjak hampir mencapai 200% dari harga awalnya. Tiga tahun, adalah waktu bagi innovator untuk mengakumulasi saham tersebut dan satu tahun selebihnya untk membangun momentum dan masuk ke dalam fase mark-up.   

Jika kita pasang posisi pada awal 2015 dan hold hingga hari ini, estimasikan lima tahun, maka  capital gain kita adalah 200%/5 tahun = 40%/ tahun. Yups, hasil yang sangat besar jika dibandingkan dengan hasil investasi manapun. Namun, apakah Sobat Investor tahan untuk menunggu tiga tahun tanpa mengetahui ke arah mana saham ini akan bergerak? Apalagi, jika mulai bermunculan kabar negatif ataupun banyak para retail di kanan-kiri yang juga mengatakan bahwa saham ini tak layak untuk dikoleksi. Masih banyak lagi contoh lainnya, misalkan adalah deviden trap, yang pernah mimin bahas melalui tautan berikut: 

Tentunya setelah mengetahui hal tersebut diatas, tidak cukup hanya dengan membaca saja, tetapi Sobat Investor harus turun langsung ke pasar bursa saham. Ini untuk membuktikan apakah kita bisa konsisten dengan apa yang telah kita pelajari sebelumnya.

Banyak sekali media untuk kita belajar mengenai saham. Apalagi saat ini, perkembangan telekomunikasi sudah sangat pesat, sehingga penyebaran informasi sudah begitu mudahnya. Berjuta informasi mengenai cara mengungkap rahasia pasar modal banyak sekali ditemui di media internet. Berpuluh-puluh metode analisa banyak dijabarkan. Ratusan rekomendasi saham tiap hari dipublish oleh banyak sekuritas, grup saham, bahkan individu-individu. Tentu saja ini tidak sebanding dengan apa yang mampu kita olah.

Dengan banyaknya informasi yang beredar, tentunya akan membawa kebisingan dan tanpa kita mampu mengolah informasi dengan tepat, maka yang terjadi adalah dampaknya bisa sangat merugikan diri kita. Salah satu hal yang bisa terjadi adalah over-trade. Terlalu banyak melakukan trading. Kita berasumsi, saham A, B, C, ... etc. bagus, dan kita membeli saham itu semua dan tanpa disadari, kita secara tidak sadar memposisikan diri kita di posisi yang rentan. Dengan membelanjakan semua modal kita di pasar saham, kita seperti bertaruh dan memberi harapan bahwa saham itu semua akan naik. Tentu ini adalah sebuah hal yang lazim, namun jika secara berlebihan dan tanpa memperhitungkan bahwa pasarlah yang menentukan bahwa saham ini naik atau turun. Pada akhirnya, kita akan menghabiskan banyak waktu hanya untuk mengkhawatirkan harga saha tersebut. Kita akan menjadi seperti orang kebanyakan, mulai melakukan pom-pom, menjelek-jelekkan satu saham, bolak-balik melihat harga saham dan kegiatan yang kurang produktif lainnya.

Semakin banyak yang dipertaruhkan di pasar saham, maka akan sering kita menghabiskan waktu di pasar saham tersebut. Dan, semakin sering kita melihat pasar saham, akan semakin besar potensi kita untuk melakukan over-trade. Over-trade ini bagus bagi broker karena mereka digaji berdasarkan dari transaction fee.

Untuk menjauhkan dari hal yang tidak diinginkan, maka Sobat Investor, hal-hal yang perlu kamu miliki adalah

1. Miliki tubuh yang sehat. Kenapa? Keputusan kamu untuk masuk ke dalam sebuah saham ditentukan dari daya konsentrasi kamu ketika melakukan analisa. Hal ini didukung dari tubuh yang sehat. Ingat, banyak sekali informasi di luar sana dan mereka punya obyektif masing-masing yang bisa saja berbeda dari apa yang kita inginkan. Jangan sampai kita ter-trigger tanpa sebuah alasan yang jelas.     
2. Pelajari dasar pasar modal. Tidak perlu melakukan analisa sendri. Sudah banyak program maupun aplikasi yang melakukan screening untuk kita. Tinggal kita memilih, mana yang kita pilih sesuai kriteria yang kita buat.
3. Gunakan automatic trade order. Hindari sebisa mungkin menggunakan market order, fast trade. Hal ini untuk menghindari kamu melakukan over-trade ataupun trading berdasar atas emosi. 

Yups, tiga hal diatas adalah adalah cara bermain di pasar modal. Ingat, Sobat Investor, kamu tidak sedang bertaruh di pasar modal dan kamu tidak adu kepintaran di pasar modal. Yang kamu lakukan di pasar modal adalah menginvestasikan modal kamu pada emiten sesuai dengan aturan yang telah kamu buat sebelumnya. Cuan akan datang pada mereka yang telah siap untuk menerimanya.

Tulisan berikutnya, mimin akan membahas mengenai pergerakan harga saham pada saat jam bursa.

See you next time 

Sunday, October 27, 2019

P2P Lending - Kenapa Saya Taruh Dana di Investree?

Hi para calon investor sukses, kali ini mimin akan memberikan testimoni untuk platform p2p lending yaitu Investree. Mimin tertarik untuk mengupas lagi mengenai Investree karena mimin termasuk lender lama di Investree dan puas terhadap fasilitas yang ada di Investree

Sudah lebih dari setahun yang lalu mimin mendaftar di Investree. Total bunga yang mimin dapatkan dari Investree sendiri sudah cukup lumayan. Investree ini menjadi salah satu backbone investasi dari mimin. Maksud dari backbone investasi adalah dimana uang yang didapat dari modal yang mimin keluarkan, dipergunakan kembali untuk investasi. Salah satu hasil investasi lain yang dibiayai dari hasil return Investree ini adalah Koinworks.

Apa yang membuat investasi di Investree ini menarik?

1. Borrower atau pihak yang meminjam adalah kebanyakan dari perusahaan yang bisa dikatakan sudah mapan. Hal ini bisa dilihat dari sistem peminjamannya yang menggunakan invoice financing untuk penagihan ke perusahaan yang sudah terkemuka di Indonesia. Oleh karena itu, bisa dikatakan cukup aman.

2. Jika tidak ada pinjaman yang menarik hati kamu, maka kamu bisa mengalihkan uang yang ada di rekening Investree ke dalam reksadana yang sudah disediakan agar tetap mendapatkan bunga. Tidak ada biaya transfer. Dan, bisa langsung dipergunakan untuk membiayai pinjaman dengan menggunakan reksadana. Secara otomatis, reksadana akan dicairkan dan masuk ke dalam pinjaman yang ingin kamu biayai. Info lebih jauh, tengok tautan berikut.

3. Ada fitur pinjaman berbasis Syariah, jika kamu tidak ingin membiayai pinjaman konvensional. Info lebih jauh, tengok tautan berikut.

4. Merupakan salah satu agen distribusi Surat Utang Negara (SUN) yang ditunjuk oleh pemerintah. Melayani pembelian SUN pada waktu ketika pemerintah melakukan penawaran. Info lebih jauh, tengok tautan berikut.

Dengan banyaknya fasilitas yang ditawarkan, maka Investree ini sangat menarik untuk dicoba. Namun, minimal pembiayaan yang dibutuhkan untuk sekali investasi adalah sekitar 1juta rupiah, berikut kelipatannya. Tentu saja, mengingat klien yang menjadi borrower adalah kebanyakan dari perusahaan yang sudah mapan.

Lagi-lagi, seperti pepatah, ada harga-ada rupa. Tidak dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan pencairan pinjaman dari mulai tanggal listing sebuah pinjaman. Resiko pengembalian pinjaman yang tidak tepat waktu juga sangat sedikit. Jika ada yang telat, maksimum setelah 90 hari, maka pokok pinjaman beserta bunga sudah masuk ke rekening. Pernah saya tulis di tautan berikut, mengenai pinjaman telat bayar.

Tipsnya untuk menghindari hal tersebut adalah dengan mencari pinjaman dengan tenor yang pendek. Hindari pinjaman dengan tenor 12 bulan, meskipun bunganya cukup tinggi karena resikonya juga besar. Dan, selama ini meskipun telat, akan selalu diinfokan melalui mail dan tidak pernah gagal bayar.

Dari uraian yang telah disebutkan diatas, maka sobat sekalian, para calon investor sukses, jadikan Investree ini menjadi salah satu backbone investasi kalian. Dimana, kamu bisa menaruh porsi investasi yang agak tinggi di Investree. Tingkat returnnya juga cukup lumayan- 12%- 20 per tahun. Investasi dan setelah itu tinggalkan. Tidak perlu lakukan hal lain seperti di saham. Tunggu pengembalian pinjaman, investasikan ulang pokok pinjaman, taruh return-nya di reksadana. Jika reksadana sudah mencukupi sekitar 2juta, maka sudah bisa ditaruh di pinjaman Investree. Dengan cara ini, maka kamu sudah menerapkan prinsip bunga-berbunga. Dan, modal anda akan naik tidak secara linear, namun secara eskponensial.

Silahkan daftar di Investree, jika berkenan gunakan referal dari saya dengan cara meng-klik tautan berikut ketika kamu mendaftar di Investree.

Selamat Berinvestasi

Friday, October 25, 2019

Psikologi Trading- The Innovator

Memulai langkah untuk menginjakkan kaki di dunia bursa adalah sebuah lompatan yang cukup besar bagi sebagian besar orang, termasuk saya. Teori saja tidak akan pernah cukup, tanpa diimbangi dengan psikologi yang cukup kuat. Melihat sebuah harga saham meluncur turun dengan sangat drastis, sensasinya sangat berbeda sekali ketika kita telah menaruh posisi di saham tersebut. 

Bayangan hilangnya uang hasil kerja keras kita, apalagi jika dikumpulkan sedikit demi sedikit akan bisa menimbulkan perasaan putus asa. Hari esok tidak ada yang tahu, apakah harga saham tersebut akan terus tergerus ataukah akan naik. Mereka yang optimis, akan tetap menahan, namun apabila harga akan terus-menerus turun, tentu saja akan terlihat seperti memegang bara api. Mau dijual, loss sudah terlalu tinggi, tidak dilepas, kemungkinan harga bisa lebih anjlok lagi.

Maka, kemudian, kelak kita jumpai, baik individu maupun institusi yang melakukan aksi yang jamak dikenal dengan istilah pom-pom. Yakni, sebuah ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Dengan harapan, tentu saja untuk mengubah harga saham demi keuntungannya. Media pun punya peran dalam hal mempengaruhi psikologis kita dalam kegiatan jual-beli saham. Dalam dunia saham, rumor terkadang malah memiliki dampak yang cukup besar jika dibandingkan dengan berita.

Berita yang bagus, tidak serta merta akan meninggikan harga sebuah saham, malah bisa menurunkan. Hal ini bisa terjadi karena kita adalah orang yang terakhir menerima info tersebut. Beberapa individu ataupun institusi telah menerima info terlebih dahulu dan telah memasang posisi sebelum kita. Ketika berita keluar, maka mereka bisa menjual sahamnya karena meningkatnya demand karena timbulnya perasaan optimis para peggiat bursa, padahal sebelumnya harga sudah dimark-up oleh para market maker tersebut. 

Siapakah market maker tersebut? Mereka adalah inovator di bursa saham. Mari kita lihat grafik dibawah;
Banyak yang mengatakan inovator itu adalah bandar, meskipun kita tidak pernah mengetahui hal tersebut persisnya, kecuali di saham-saham gorengan akivitas mereka ini sangatlah kelihatan. Kita memang bisa mengetahui bahwa memang ada institusi yang menaruh dananya dalam sebuah emiten. Tentu saja, dengan penempatannya yang sangat tinggi, mereka bisa saja mengatrol harga saham. Namun, hal itu tidaklah terlalu penting, jika dibandingkan dengan harga pergerakan harga sahamnya tersendiri. 

Ada empat fase dalam pergerakan harga sebuah saham: 

1. Fase Akumulasi ==> Dimana inovator menaruh posisi disebuah saham. Harga cenderung datar. Diikuti oleh banyaknya sentimen negatif sehingga tidak banyak orang mau membeli saham tersebut. Maka dengan mudah, para inovator ini mengisi "barang" di "gudang".
2. Fase Mark-up ==> Fase awal kenaikan harga sebuah saham, dimana momentum dibentuk disini. Dimana, para inovator mulai menjual "barang" di "gudang" diikuti oleh berita-berita positif yang muncul sehubungan dengan emiten tersebut.
3. Fase Distribusi ==> Fase dimana terindikasi jenuh beli. Demand telah banyak berkurang karena tiap orang telah membeli "prospek cerah" saham tersebut.
4. Fase Mark-down ==> Fase kejatuhan harga ketika supply telah mengalahkan demand, diikuti berita buruk yang mungkin muncul.

Sebelum memulai fase mark-up dan fase mark-down, biasanya akan dilakukan market test oleh para market maker untuk mengetahui posisi demand-supply, kecuali jika saham sudah tidak liquid. Dikatakan liquid, jika memang saham yang diperjual belikan dalam sebuah bid harga berjumlah banyak. Dan, tidak liquid jika bid harga hanya sedikit sekali. Saham yang tidak liquid akan mudah sekali dimanipulasi harganya. Maka, hindarilah bertransaksi pada saham yang tidak liquid. Silahkan tebak, saham dibawah termasuk liquid atau tidak?


Tidak ada patokan pasti berapa nominal perdagangan saham dikatakan liquid atau tidak liquid. Namun, bagi mimin, bertransaksilah di saham dengan volume bid atau offer lebih dari 10ribu dan bukan saham gorengan.

Jumlah bid dan offer akan menyesuaikan dengan pergerakan harga saham. Saham yang cenderung datar bid dan offernya akan cenderung tebal ketika mendekati titik support dan resistennya. Untuk saham yang sedang trend, pada saat telah mencapai momentumnya, di fase mark-up maupun mark-down, maka bid dan offernya akan menjadi rendah. Sehingga pergerakan harga saham menjadi sangat signifikan. Hal ini dapat dikatakan saham memiliki volatilitas yang cukup tinggi, hingga pada akhirnya mencapai kondisi jenuh, dimana bid dn offenya akan menjadi tebal kembali. Kira-kira, dari siklus pergerakan harga saham, 30% waktunya ia akan naik ataupun turun dan 70% waktunya ia akan tetap datar/ sideways. Maka sangat penting, ketika kita menaruh posisi pada timing yang tetap. 

Dari, semua yang telah disampaikan diatas, kita telah banyak menyinggung segala hal mengenai dunia bursa dalam sudut pandang psikologis melalui "Life Cycle Model of Crowd Behavior". Kita tidak mungkin bisa menjadi inovator, tetapi paling tidak, kita berada di belakang inovator tersebut dengan menggunakan cara trading yang benar dan menjauhi trading yang dilakukan oleh kebanyakan massa. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas cara mendapatkan informasi untuk mulai masuk ke dalam dunia bursa.

Keep Stay Tuned      

Thursday, October 24, 2019

Psikologi Trading- Investasi di Bursa Saham adalah Sebuah Bisnis

Salah satu hal paling penting sebelum memulai trading adalah psikologi trading. Tetapi, pembicaraan mengenai psikologi trading ini kurang menarik untuk dibahas sebenarnya. Gerakan naik-turun harga saham adalah sesuatu yang tidak bisa kita kontrol. Cara orang menyikapi naik-turun harga ini merupakan salah satu hal penting yang akan menentukan apakah kita akan berhasil atau tidak dalam menghasilkan cuan ketika sudah masuk dalam sebuah saham. Misalkan, kita sudah pasang posisi di sebuah saham, kemudian harga meluncur turun dengan drastis, kita menjadi panik akan hal tersebut. Lantas, kita menambah porsi kita dalam saham tersebut untuk mengurangi potensial loss kita. Namun, sayangnya harga malah meluncur turun. Hal ini membuat loss kita dalam bilangan jumlah naik berkali lipat karena kita sudah memasang porsi yang cukup tinggi di saham tersebut, dsb.

Cara trading seperti diatas, dengan menimbulkan perasaan fear ataupun greed, sering dialami oleh para pemula. Bagi para trader yang merupakan pekerja kantoran atau penuh waktu, tentu saja trading seperti ini akan sangat counter-productif karena pikiran kita sudah sewajarnya berada di tempat kerjaan kita. Namun, karena perasaan kuatir, kita malah bolak-balik membuka aplikasi trading kita untuk sekedar melihat sampai dimana harga saham yang kita beli. Apakah kamu juga saat ini merasakan hal yang demikian? 

Tentu saja hal ini jeli dilihat oleh para trader kawakan, yang biasanya full time trader untuk memberikan potensi profit kepada mereka. Yakni, melalui media berbentuk langganan rekomendasi saham berbayar. Tentu saja tidak ada yang salah dari cara ini,i.e: jualan rekomendasi. Tetapi, kembali ke misi awal kita masuk ke dunia bursa, yakni ingin mendapatkan profit. Tentunya, salah satu caranya adalah kita harus mampu membatasi pengeluaran kita.

Salah satu kunci untuk bertahan di dunia saham adalah modal kita. Berapapun duit kita alokasikan di pasar saham, usahakan tetap memiliki fresh money. Berinvestasi di pasar modal harus dipahami sebagai sebuah bisnis, karena notabene segala sektor finansial itu berhubungan antara satu dengan lainnya.

Antara deposito, inflasi, surat hutang, harga saham, emas, tanah dsb memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Tingkat inflasi yang tinggi karena ekonomi yang berkembang misalnya, akan juga mempengaruhi naiknya suku bunga deposito. Hal ini secara tidak langsung bisa mengurangi harga saham karena banyak orang akan menarik duitnya di pasar bursa dan lebih memilih untuk menempatkannya di Bank kerena return deposito yang tinggi.

Sebaliknya, di saat krisis, harga emas akan cenderung naik, Hal ini dikarenakan nilai mata uang tergerus akibat dampak terjadinya krisis tersebut, misalnya terjadinya perang, force majeure akibat bencana alam dsb. Sehingga mata uang lokal menjadi tak bernilai.

Selain diatas, juga ada kasus spesifik yang berhubungan dengan emiten. Misalnya, pengaruh harga minyak dunia, logam dsb yang bisa jadi mempengaruhi emiten tertentu karena lini bisnisnya berhubugan dengan sumber daya tersebut, misalkan produser, pemasok ataupun konsumen. Contohnya, pengaruh naiknya harga minyak dunia terhadap emiten transportasi, dsb.

Jika semua keadaan bagus, maka sebuah emiten niscaya akan tumbuh dan laba akan datang dengan sendirinya. Inilah yang perlu kita lihat. Kita harus memandang sebuah emiten pasar saham sebagai sebuah makhluk hidup, dimana jika dikasih makan makanan bergizi, diatur oleh managemen yang profesional, tentunya perusahaan akan tumbuh dengan pesat. Semua nantinya akan dipelajari dalam bab fundamental.

Terakhir, jika kita memandang sebuah investasi di bursa saham adalah sebuah bisnis karena kita melihat potensi sebuah emiten di dalamnya. Maka, cara kita membelanjakan uang kita adalah kita mengalokasikannya dalam tiga post sebagaimana berikut:

- Uang untuk pembelian secara normal. Misalkan, untuk transaksi saham secara reguler.
- Uang untuk belanja ketika harga bahan baku murah. Misalkan, saham fundamental bagus, tetapi harganya jatuh.
- Uang untuk keadaan darurat. Misalkan, pasar saham crash, kita masih memiliki uang sebagai jaga-jaga dan menunggu momentum ketika ia siap untuk naik.

Dalam pasar bursa, teknikal adalah sebuah hal yang terlebih dulu didahulukan ketimbang fundamental. Dari fundamental kita mengetahui nilai riil sebuah perusahaan, tetapi dari teknikal kita mengetahui berapa harga beli saham dari para pemain saham. Histori dari harga menunjukkan hal tersebut. Inilah yang pada akhirnya membentuk pola-pola tertentu pada pergerakan harga saham, meskipun kita juga tidak bisa memperkirakan berapa jumlah saham dan modal yang mereka miliki, yang pada akhirnya menentukan nilai beli saham.

Teknikal juga menentukan kapan potensi sebuah saham akan berbalik arah. Hal ini dikarenakan pergerakan harga saham seperti layaknya sebuah kapal tanker. Momentumnya harus dibangun terlebih dahulu agar dia bisa jalan. Jika ia mau berhenti, tidak serta merta begitu saja akan berhenti, tetapi harus ditunggu hingga momentumnya habis terlebih dahulu agar dia bisa berhenti secara sempurna.

Diantara fundamental dan juga teknikal, salah satu hal terpenting lainnya adalah psikologi. Psikologi adalah sebuah hal yang lebih penting jika dibandingkan dengan kedua analisa diatas. Kita akan bahas lebih jauh mengenai psikologi trading dalam tulisan berikutnya.

Keep Stay Tuned. 

Saturday, October 19, 2019

Trading Saham bagi Pekerja Penuh Waktu - Sebuah Perkenalan

Saya pekerja penuh waktu dan juga melakukan trading saham. Jika mimin bisa, kamupun juga bisa. Pada tulisan yang akan dibuat berseri ini, mimin akan berbagi pada kamu semua bagaimana cara trading saham untuk pekerja penuh waktu.

Well, silahkan tengok beberapa tulisan dibawah yang menceritakan tentang laporan return dari investasi saham yang mimin lakukan:


Kebanyakan dari laporan tersebut kesemuanya menunjukkan bahwa trading yang dilakukan mimin menghasilkan profit. Dibawah adalah screenshot laporan gain-loss mimin yang terbaru, dimana mimin memakai fasilitas trading dari Mirae.

Gain-Loss satu bulan terakhir porto mimin
Diatas adalah return satu bulan terakhir dari trading yang diambil tepat saat tulisan ini dibuat. Target yang mimin buat di tahun ini adalah sebesar minimal 500ribu gain tiap bulan, dengan kira-kira modal sebanyak 50 juta. Jika dihitung, 500X12 = 6juta. 6/50*100% = 12% net return pertahun. Tentu saja hal ini belum termasuk gain yang bisa didapat dari hasil deviden yang tidak bisa dilihat di tabel tersebut karena ia hanya menghitung capital gain. Well, kita bisa mendapatkan lebih dari 12% pertahun dari saham, namun tentu saja dibutuhkan waktu ekstra juga untuk melakukan pekerjaan rumah, misalkan screening saham, dsb. Untuk mendapatkan gain diatas, cuma butuh waktu satu-dua jam tiap minggu, atau malah satu-dua jam tiap bulan. Semuanya tergantung dari tingkat kesibukan mimin dan cara memanfaatkan sela-sela waktu luang.

Trading saham masih belum menjadi major income bagi mimin. Tetapi, melihat dari potensi yang ia hasilkan, bisa jadi merupakan best option untuk bisa menarik pundi-pundi rupiah bagi kita semua. Di tengah kecanggihan teknologi, kita harus memanfaatkan segala kemajuan teknologi sebagai leverage untuk mencapai apa yang kita inginkan. Salah satunya adalah kemajuan teknologi di dunia pasar modal. Perusahaan moden bisa dikatakan adalah sebuah makhluk hidup. Ia bisa berkembang baik itu naik maupun turun. Dengan melihat potensi dari berbagai macam parameter fundamental, didukung analisis teknikal, yang akan kita pelajari di kemudian hari, maka resiko loss akan dapat kita minimalkan se-sedikit mungkin.

Mungkin cukup segini saja, seutas kata dari mimin untuk mengawali perkenalan Trading Saham bagi Pekera Penuh Waktu. Mudah-mudahan sharing ini akan bermanfaat bagi kita semua dan bersama kita bisa memanfaatkan momentum di pasar modal untuk meraih cuan semaksimal mungkin.

Sampai jumpa di posting berikutnya.   

Friday, July 5, 2019

My Porto - Juni'19: Best Move in Trade is Doing Nothing (Saham Nyangkut)

Para Sobat Investor, sebelum masuk ke dalam pembahasan mengenai topik kali ini yang cukup menarik. Sedikit Unpopular Opinion, yaitu langkah terbaik adalah tidak melakukan apa-apa untuk kasus saham nyangkut, kita akan bahas perolehan cuan selama setengah tahun di 2019 ini.

Berikut adalah laporan porto penulis. 


O.. ya, laporan porto ini cuma sebagai media evaluasi penulis saja. Akan dipertimbangkan di edisi mendatang, laporan porto ini mungkin akan dipublish di blog tercinta ini secara triwulan saja. Bisa dilihat ada kenaikan capital gain dari bulan Mei ke Juni, meskipun bulan Juni kita memiliki waktu lebih sedikit dalam trading karena satu minggu libur hari raya Idul Fitri. 

Sedikit informasi, Februari akhir 2019 adalah dimana penulis sudah melakukan trading secara mandiri, tidak bergantung pada omongan orang lain. Pada saat itu, dengan sangat terpaksa beberapa porto harus dijual sehingga bisa dilihat gain yang begitu tinggi hingga jutaan. Tentu saja, high gain-high risk. Maret adalah pembelajaran bagi penulis, bagaimana cara memasang sebuah trade, balancing trade, dan lebih penting lagi adalah pemilihan sebuah emiten. Jadi, Maret adalah saat penulis mengevaluasi sistem trading selama ini, berikut perubahan paradigma bahwa trading saham adalah sesuatu hal yang harus dijalankan secara jangka panjang.

Satu hal yang belum diketahui dari para pembaca saya, bahwa meskipun bulan februari gain saya tinggi. Namun, penulis sedang memegang tiga saham yang tidak bisa dijual. Inilah yang terjadi jika kita tidak mengenali saham apa yang kita beli. 

Saham tidak bisa dijual karena bermacam-macam sebab:
- Harga sudah mentok 50 rupiah per saham, sehingga kolom bidnya kosong.  
- Tidak mau jual karena lossnya sudah terlalu tinggi.

Kondisi seperti ini, biasa dikatakan orang sebagai kondisi nyangkut. Tentu saja, hal ini tidak akan terjadi jika kita memegang saham dengan fundamental bagus. Banyak orang tidak bisa bertahan di dunia saham karena ingin mengincar untung yang tinggi tanpa mempertimbangkan resikonya. Untuk bisa untung, paling tidak jangan sampai rugi. Sayangnya, terkadang kosakata rugi ini tidak melintas di kepala kita karena dibutakan oleh ego kita sendiri. Jika dilihat memang, saham-saham dengan fundamental tidak bagus sangat mudah untuk bergerak naik hingga belasan bahkan puluhan persen dalam sehari. Siapa yang tidak mau? Kita biasa menyebut saham ini dengan sebutan saham gorengan. Celakanya, di zaman modern seperti sekarang ini, sistem trading digerakkan secara cepat oleh robot. Kenaikan saham gorengan, bisa menjadi penurunan nilai saham dalam hitungan menit bahkan detik. Akibatnya, banyak orang menjadi nyangkut. 

Nah, oleh karena itulah, penulis menganjurkan untuk mencari saham berfundamental bagus dan meng-average down ketika posisinya turun. Jika terpaksa tidak memiliki modal, jangan melakukan trade. Ingat pelajaran di April 2019cukup satu satu saham saja, salah predik, resiko lossnya besar sekali.

Salah satu hal penting dalam dunia trading adalah Best Move in Trade is Doing Nothing. Jika ragu, jangan melakukan trading. Jika sudah loss, diamkan saja dulu, hingga ketemu sinyal rebound. Seni untuk menahan ketika harga naik dengan tidak terburu-buru jual dan harga turun dengan tidak terburu-buru average down.  
  
Semua harus dilakukan secara otomatis menggunakan order booking, tidak dengan HAKA = Hajar kanan dan HAKI = Hajar kiri. Lepas dari bulan Maret, bisa dilihat, penulis telah sanggup menghasilkan capital gain yang konsisten hingga Juni. Dan porto yang semula minus hingga delapan persen, saat ini tinggal minus dibawah dua. Tiga bulan penulis berusaha mem-balancing porto dengan membuang emiten yang termasuk high risk dan menambah posisi emiten berfundamental bagus.

Salah satu contoh nyata manfaat mencari emiten berfundamental bagus adalah kasus emiten ERAA yang dialami oleh penulis. Penulis telah nyangkut di saham ERAA ini. Sila cek tulisan terdahulu mengenai kasus nyangkutnya penulis di ERAA ==> https://invest-pemula.blogspot.com/2019/05/my-porto-april19.html

Nah, itu posisi ERAA pada APRIL 2019, bagaimana dengan JUNI 2019, bisa dilihat dibawah:

ERAA Chart
ERAA yang sampai menginjak harga dibawah 1000 rupiah, pada akhir JUNI sudah balik lagi ke angka 2000. Ini contoh saham fundamental bagus yang berhasil rebound. Tidak rebound pun, kita masih bisa mendapatkan deviden. 

Mungkin kita tidak akan cepat kaya dengan safe trading, menghindari saham gorengan dsb, namun disisi lain tidak akan cepat bangkrut juga. Namun dari satu trading ke trading yang lainnya, seirig berjalannya waktu, skill kita akan cepat terasah. Income kita akan terus mengalir. Modal trading semakin banyak dan suatu hari kita bisa hidup dengan hanya melakukan trading saja. 

Analisa saham cuma butuh kira-kira paling lama waktu sejam sehari. Gainnya bisa lebih dari investasi macam apapun. Salah satu seni dalam trading, ingat untuk menahan ego kita. The best move sometimes is doing nothing. Let the flow goes.  

Popular Posts