Thursday, December 31, 2020

Cara Mendapatkan Diskon ketika Beli Obat/ Supplemen/ Multivitamin Secara Online di Apotek K-24

Kali ini, mimin akan memberitahukan tips untuk mendapatkan diskon ketika membeli pengobatan. Sebagaimana diketahui, pandemik korona yang berkepanjangan menuntut tubuh kita agar selalu fit. Sistem imun harus selalu terjaga agar bisa menangkal serangan penyakit yang masuk ke tubuh kita. Bisa jadi, suatu saat kita akan membutuhkan baik itu obat, supplemen maupun multivitamin. Tulisan kali ini bertujuan untuk memberikan tips cara mendapatkan diskon ketika membeli keperluan tersebut.

Salah satu cara untuk bisa mendapatkan potongan harga atau diskon ketika membeli obat, supplemen, multivitamin dan sejenisnya secara online adalah dengan menggunakan aplikasi apotek K-24

Setelah mendownload aplikasi tersebut, akan ada tulisan "tambah poin" di bagian atas atau "box kuning" yang terdapat pada bagian bawah aplikasi seperti terlihat dibawah.

Tampak depan aplikasi Apotek K-24

Klik tanda yang diberi kotak merah pada gambar diatas, maka akan diarahkan ke halaman selanjutnya. 

Halaman permainan untuk mendapatan poin

Nah, kita akan diarahkan ke halaman permainan, dimana kita diberi waktu beberapa detik untuk mengumpulkan poin. Klik "Mainkan Sekarang!" untuk masuk ke dalam permainan tersebut. Poin yang kita dapatkan bisa langsung dipakai untuk membeli keperluan yang kita inginkan di aplikasi tersebut. Berikut adalah contohnya:

Diskon Apotek-K24

Nah, pada contoh diatas memiliki sekitar 59ribu poin. Poin ini memotong harga yang harus dibayar ketika belanja di Aplikasi tersebut. Nah, mudah bukan. 

Demikian tulisan ini mimin buat. Semoga bermanfaat.  

Sunday, December 20, 2020

Ayo Main Saham

Trading mengajarkan kepada kita satu hal yang sangat penting dalam hidup yakni kerendahan hati. Kita tidak bisa mengontrol kemana harga saham yang kita beli bergerak kemana hari esok. Bergeraknya nilai sebuah saham juga tidak melulu berdasarkan metrik. Nilai fundamental yang bagus belum tentu menjamin bahwa harga saham akan terkerek naik, dan sebaliknya. Fundamental yang jelek juga belum tentu menjamin nilainya akan turun. Ada teori yang menyatakan bahwa nilai saham saat ini adalah mencerminkan nilai perusahaannya saat ini juga. Akan selalu ada bumbu-bumbu karena setiap manusia akan selalu mencari arti dari segala macam peristiwa. Jadi, ketika kita mencari saham "salah harga", belum tentu dalam setahun-dua tahun harganya akan naik. Ada lebih dari sekedar metrik. Orang bisa baca metrik, tetapi tiap trend yang terjadi memiliki influencernya. Tidak adanya bukti, bukan berarti menandakan bahwa bukti tersebut tidak ada. Trading tidak sekedar mekanik. Uang adalah sekedar di permukaannya saja. Tetapi sebenarnya jauh lebih dalam daripada hal tersebut. Sama seperti ketika kita membutuhkan air. Kita butuh air karena kita merasakan haus, bukan karena sekedar butuh. Segala posisi yang kita pilih dalam trading mencerminkan tidak lebih kurang kondisi psikologis kita.

Cara melatih intuisi dalam trading adalah dengan cara banyak trading. Ketika kita "loss" dalam trading bisa jadi kita kurang memberi banyak waktu untuk berlatih trading. Sama seperti ketika bermain game. Semua pasti berawal dari level-1. Di level ini musuhnya masih mudah dikalahkan. Kemudian naik level-10, mulai kelihatan agak susah. Naik level-20, perlu trik khusus agar bisa dikalahkan. Kalau kita masih berada di level-15, ingin mengalahkan level-20, kemungkinan kemenangan kita tipis sekali. Dampak kekalahan ini amat teramat besar jika kita tidak mampu mengatasinya karena hal ini bisa mengikis rasa kepercayaan diri kita. 

Dalam game, untuk dapat mengalahkan musuh level-20, yang perlu kita lakukan adalah kita harus berada di level diatasnya. Jika kita sudah berada di level-25, musuh level-20 sangat mudah untuk ditaklukkan. Kita kenal istilah "farming"/ "push-rank" dalam game.

Sebelum masuk ke saham tier-dua dan tiga, masuk dulu ke saham blue chip. Sebelum bermain dengan modal berjuta-juta, masuk dulu dengan modal ratusan ribu. 

Thursday, December 10, 2020

[Report]: Bagger Saham $ICON

Saham $ICON merupakan saham yang ada di portofolio mimin. Mimin sendiri telah memegang saham ini kira-kira sejak tahun lalu, sebelum kasus Jiwasraya maupun Asabri mencuat. Awal memegang saham $ICON adalah melihat dari laporan keuangannya yang cukup bagus.

Berita $ICON di Kontan
Waktu itu, $ICON masih dikisaran 90-an. Sesekali saham ini break-out hingga melebihi angka diatas 100-an. Kemudian selang tidak beberapa lama, balik lagi ke angka 90-an. Maka dari itu, saham ini cocok dibuat sebagai saham tek-tokan. Pasang order beli di 90-an, order jual di atas 100-an. 

Beberapa kali mimin mendapatkan untung puluhan hingga ratusan ribu dari tek-tok ini. Saham ini termasuk yang tidak likuid dengan tick di bid-offernya yang tidak rata. Hingga pada akhirnya, saham ini di longsorkan hingga mencapai angka 70-an. Disini, mimin mencoba average down hingga posisi saham di bawah 80-an. Tek-tokan lagi ketika harga mencapai diatas 80-an.

Di harga kisaran 70-an inilah terjadi sesuatu yang aneh di kolom bid. Tiap hari ada tiga tick bid berisi 50ribu lot. Tentu saja hal ini sangatlah tidak wajar. Selang beberapa minggu, bid tersebut hilang. Dan, harga kemudian dihajar hingga mencapai di zona 50-an oleh sekuritas XA.

Tidak lama berselang, terjadi perpindahan kepemilihan saham ke kerabat pemilik perusahaan. Harga tidak bisa kembali lagi ke-70an. Transaksi makin lama-makin sepi. Harga seolah tidur hingga dalam beberapa periode waktu yang cukup lama. Sesekali masih volatil, naik dengan sangat cepat, kemudian turun lagi ke range 50-an. Melihat yang demikian, mimin kemudian berinisiatif untuk average down dan mencoba untuk tektok kembali. Pasang bid di angka 50-an. 

Terkumpulkan beberapa ratus lot dengan average di 60-an. Melihat nilai bid dan offer yang tipis dengan transaksi yang jarang, amat sangat sulit menjual maupun membeli dengan jumlah lot yang banyak. 

Hingga, suatu saat terjadilah ARA 3x berturut-turut dalam waktu kurang dari satu minggu. Dor .... dan tidak lama saham ini menjadi bagger. 

ARA Saham $ICON

Perlu menunggu hampir dua tahun, untuk bisa mendapatkan bagger, setelah bolak-balik swing trading. Jadi, selalu ada cerita kesabaran dibalik keberhasilan seseorang dalam trading. Hal ini juga berlaku pada saham mimin yang lain yakni $PPRO, dimana mimin terus koleksi hingga average diangka 50-an. 

Kita berbekal pengalaman dan keyakinan saja ketika trading di bursa saham. Selanjutnya biarlah mekanisme pasar yang bekerja. Jika belum saatnya, pastinya tidak akan diterbangkan juga. 

Sunday, December 6, 2020

Ular - Tangga di Bursa Saham

Menurut sejarah, ular-tangga diciptakan di India oleh seorang spiritual guru. Permainan ini melambangkan akan ajaran kehidupan. Tangga adalah simbol perbuatan baik, sedangkan ular adalah simbol perbuatan buruk. Jika seseorang melakukan perbuatan baik, maka dia akan mendapatkan keselamatan. Angka 100 adalah lambang bahwa seseorang telah mencapai keselamatan. 

Ular Tangga

Bursa saham juga menggambarkan akan situasi permainan ular-tangga. Ratusan saham yang beredar di bursa adalah sebuah pilihan, ibarat dadu yang kita kocok dalam permainan ular-tangga. Ia bisa menjadi ular ataupun tangga dalam upaya kita untuk mendapatkan keselamatan yang berupa kebebasan finansial. Jika saham kita naik, maka kita sedang menaiki tangga, jika harga saham kita turun, kita sedang menginjak ular. Tetapi diantara dua waktu tersebut, ada waktu untuk merenungkan kembali, membangun momentum, yakni posisi sideways. Hanya waktu yang akan membuktikan kebenaran dari apa yang kita pilih. 

Ular Tangga Finansial

Terkadang banyak yang mengira saham "A" adalah ular, namun berbekal pengalaman, pada akhirnya ia menampakkan dirinya bahwa ternyata sebetulnya ia adalah "tangga". Tentu saja high risk- high return. Semakin besar pengorbanan yang kita lakukan, maka akan semakin tinggi anak tangga yang akan kita naiki. Dan, belum tentu juga, ketika kita sudah mencapai status yang tinggi, maka kita akan selamanya ada disana. Akan, selalu ada ular yang selalu mengintai kita. Jika kita tidak berhati-hati, maka kita akan dilempar kembali menuju ke posisi awal mula kita. Back to Square One.

Maka kunci untuk terus bertahan adalah dengan cara terus bermain. Dengan selalu melempar dadu. Di setiap langkah, ada tangga yang mampu membawa kita naik ke puncak, tetapi jangan lupa bahwa akan ada juga ular yang mengintai. Akan selalu ada naik dan turun di dalam kehidupan. Dualitas yang selalu ber-oposisi dalam sisi kehidupan kita. Untung-Rugi. Gelap-Terang. Pria-Wanita. Segala apa yang kita dapatkan adalah bergantung dari perspektif yang kita pilih. Bagaimana kita membenci ular, jika ular adalah bagian dari ciptaannya. Bagaimana kita mengharapkan tangga, jika kita tidak mampu memikul tanggung jawab ketika telah mencapai anak tangga teratas. Jika kita cuan lebar di sebuah saham misalkan, mendapatkan 3-5 bagger. Bagaimana uang tersebut kita belanjakan? Sebagaimana kita ketahui, hidup tidak berhenti disitu. Ular selalu mengintai.

Saturday, October 24, 2020

Leading dan Lagging Indikator Sebagai Sinyal ketika Trading di Bursa Saham (Teori)

Bicara tentang trading, tidak lepas dari momentum aliran jual dan beli. Seorang trader harus jeli dalam melihat bagaimana sebuah momentum bisa tercipta dan memanfaatkan hal tersebut demi meraup keuntungan. Bagi seorang trader, harga yang terbentuk saat ini adalah segala informasi yang menunjukkan prospek perusahaan dan bagaimana pergerakan harga kedepannya.

Hal ini didasari dengan teori bahwa pasar tidak benar-benar bekerja secara efisien. Segala informasi mengenai sebuah perusahaan misalnya. Informasi yang melintas mengenai prospek sebuah perusahaan tidak terdistribusi secara merata pada seluruh investor pada waktu yang sama. Hal ini menyebabkan, pergerakan harga yang volatil terlebih dahulu sebelum kita menyiapkan diri terhadap arah pergerakan harga tersebut.  

Leading dan Lagging indikator adalah sebuah alat yang bisa kita gunakan dalam hal memberikan kita informasi kemungkinan pergerakan harga kedepannya. Ia cocok digunakan dalam range waktu harian untuk memberikan informasi volatilitas sebuah harga dalam range tertentu. Leading dan Lagging indikator harus digunakan secara bersamaan karena fungsinya yang saling melengkapi satu sama lain.

Leading indikator berfungsi untuk memberikan sinyal kepada kita akan prediksi harga di masa depan tetapi tidak mengetahui seberapa besar volatilitas yang akan terjadi, sedangkan lagging indikator memberikan kita informasi mengenai seberapa besar volatilitas tersebut. Leading indikator ini memberikan kita sebuah "sebab", dan Lagging indikator memberikan kita sebuah "akibat".

Banyak sekali leading dan lagging indikator yang bisa kita gunakan ketika trading di bursa saham. Tentu saja tidak semua indikator teresbut bisa kita gunakan. Hal ini membutuhkan eksperimen untuk mengetahui indikator mana yang cocok untuk kita gunakan. 

Berikut adalah macam dari indikator Leading dan Lagging yang populer:

Lagging Indikator:
1. Moving averages
2. The MACD indicator
3. Bollinger bands

Leading Indikator:
1. The relative strength index (RSI)
2. The stochastic oscillator
3. Williams %R
4. On-balance volume (OBV)

Dengan membaca pergerakan harga masa lalu dicocokkan dengan indikator tersebut, kita bisa mengetahui kemungkinan pergerakan harga saham di masa depan.

Selamat bereksperimen.

Tuesday, October 20, 2020

Psikologi Trading: Menghajar Ketidakpastian di Bursa

Selain perasaan FOMO, yang pernah dibahas pada tulisan yang lalu, salah satu hal yang sering terjadi adalah perasaan down ketika saham yang kita prediksikan tidak sesuai dengan kenyataan. Dalam hal ini, misalkan saham yang kita buy, dengan harapan harganya akan naik, malah nyatanya turun.

Perasaan down jika tidak di manage dengan baik, maka pengaruhnya malah akan bertambah signifikan. Segala sesuatu yang ada di sekitar kita, tidak akan pernah berpengaruh kepada diri kita kalau kita tidak memberikan reaksi kepada sesuatu tersebut. Reaksi yang kita berikan pada sesuatu tersebut tergantung dari posisi kita. Kesadaran dalam hal mendeteksi mengapa kita bereaksi terhadap suatu trigger tertentu adalah sebuah langkah awal untuk mengembangkan diri. 

Kita mengembangkan diri bukan karena kita adalah seorang pecundang. Tidak sedikit yang menghubungkan kegagalan itu dengan nilai diri. Jika halnya demikian, tidak usah kaget ketika kita merasa putus asa ketika gagal karena pemikiran kita demikian. Kita kenal hukum pareto 20/80. Hal yang sedikit bisa mempengaruhi yang banyak. Perspektif atau paradigma berpikir kitalah yang menentukan bagaimana kita melakukan segala sesuatu. 

Kita butuh mengembangkan diri karena hidup ini begitu kompleks. Dalam skala trading, misalnya, kita butuh mempelajari teknik analisa fundamental, teknikal, bandarmologi dan sebagainya. Hal ini sebagai cara agar kita bisa menavigasi posisi trading kita dengan baik, berdasarkan arah angin, mau harga naik ke utara, atau turun ke selatan.   

Tentu saja kita akan menemui masalah ketika kita mengembangkan diri. Ketika menghadapi sebuah masalah, bukan dengan cara kita bergelut dengan masalah tersebut. Masalah itu kadang hanya sebagai gejala saja atas sesuatu yang kita abaikan. Ketika kita menekan sesuatu yang harusnya kita keluarkan, maka ia akan menjadi kompulsif dan keluar dalam bentuk lain. Hal ini yang kemudian kita sebut sebagai masalah, padahal hal itu hanya gejala saja.

Untuk menghadapinya adalah dengan cara kita berusaha jujur dengan diri kita sendiri. Misalkan, ketika kita membeli saham A, namun sahamnya anjlok. Kita rugi. Ya, kita harus jujur kalau ternyata kita salah prediksi sebanyak apapun ilmu yang sudah kita pelajari. Kalau kita masih jengkel terhadap orang yang tebar fear ataupun pom-pom, berarti kita belum sepenuhnya percaya dengan analisa sendiri. Kita masih butuh banyak belajar dan menambah jam terbang. 

Dalam trading, ada juga kasus "fat tail" artinya perusahaan bagus, namun sedang dalam fase mark-down. Nah, jika kita sudah masuk sayang untuk dijual. Kita masih bisa mendapatkan devidennya dan tambah posisi di waktu yang tepat. Cara agar supaya kita bisa menahan kerugian adalah dengan cara memakai uang dingin. Uang dingin ini adalah harus berasal dari hasil investasi kita di aset yang lain. Jadi, dalam pikiran kita, sebenarnya kita berinvestasi secara gratis. 

Kesimpulannya ==> Cara untuk menghajar ketidakpastian di bursa:

1. Dengan banyak bereksperimen

2. Diversifikasi untuk melindungi nilai

Sunday, October 18, 2020

P2P Lending Asetku: Upaya Mitigasi Resiko di Asetku dengan Mengenal Aset yang Dimilikinya

Jika Sobat Investor belum mengenal p2p lending Asetku, alangkah lebih baiknya membaca postingan berikut terlebih dahulu sebelum melanjutkan.

Asetku ini termasuk p2p lending yang kontroversial. Bagaimana tidak, Asetku memiliki return pendanaan yang sangat besar jika dibandingkan jenis p2p lending yang lain. Total hingga bisa mencapai 24% per tahun untuk jenis pendanaan dengan masa tenor 12 bulan. Dalam urusan investasi, kita kenal high risk, high return. Orang takut masuk Asetku karena ada resiko gagal bayar yang besar. Hal ini dilihat daripada pinjaman yang digunakan untuk kegiatan konsumtif (afiliasi dengan Akulaku). Namun demikian, tingkat keberhasilan pembayaran kewajiban yang dilakukan oleh debitur Asetku, yang dinyatakan dalam TKB90, selalu mencapai 100%. Artinya, pengembalian pinjaman tidak pernah mengalami masalah. Dua hal inilah yang kemudian menjadi perdebatan antara pihak yang pro dan kontra pada Asetku.   

Salah satu cara yang bisa digunakan sebagai informasi awal apakah bisnis Asetku ini berjalan dengan baik adalah dengan cara melihat respon publik yang terlibat pendanaan di Asetku. Ada grup di telegram yang berisi orang-orang yang menjadi lender di Asetku

Selain itu, kita juga bisa melihat lini bisnis yang menjadi satu kesatuan dengan Asetku sebagai alternatif cara untuk menilai kondisi keuangan mereka. Hal ini menjadi penting sehingga kita bisa melihat sesuatu sesuai dengan data yang ada. Diharapkan hal ini akan dapat membantu kita mengambil keputusan dengan lebih rasional.

Lini bisnis akulaku

Pada gambar diatas disajikan perusahaan Akulaku yang terbagi menjadi tiga bisnis yang saling berafiliasi:
1. Fintech P2P Company dengan nama perusahaan PT Pintar Inovasi Digital, yang menaungi Asetku
2. E-Commerce Company dengan nama perusahaan PT Akulaku Silvrr Indonesia.
3. Multifinance Company dengan nama perusahaan PT. Akulaku Finance Indonesia.

Thursday, October 15, 2020

Tribalisme di Bursa Saham

Tribalisme jika merujuk pada KBBI artinya adalah kesadaran dan kesetiaan atas kesukuan. Di sosial media saat ini, ketika informasi dari banyak sudut pandang bisa kita dapatkan dengan mudah, ironisnya tidak serta merta membantu kita untuk membuat keputusan dengan benar. Hal ini bisa jadi disebabkan karena kita telah berasumsi terlebih dahulu ataupun bertindak "memilah" informasi yang cocok dengan perasaan kita. Tribalisme di bursa saham merujuk pada sikap kita pada suatu saham dan menolak yang berseberangan karena kita memiliki kepentingan dengan saham tersebut.

Kita ambil satu contoh: Tidak jarang kita temui, si A menyampaikan sebuah opini bahwa suatu saham ABC berpotensi untuk turun, namun dengan mudahnya banyak pihak mengklaim bahwa pernyataan si A hanya bermaksud untuk "tebar fear" atau ia sudah "ketinggalan kereta".

Dari sudut pandang si pembuat medium, yakni pemilik sosial media, tentu hal yang menimbulkan konflik ini bisa memberikan nilai plus bagi platform mereka. Hal ini dikarenakan dengan adanya perdebatan antara dua kubu tersebut misalnya, malah bisa menambah retensi orang dalam mengakses sosial media tersebut.

Masalahnya adalah apa yang diperdebatkan tidak dalam upaya untuk mencari sebuah sudut pandang baru, namun lebih ke arah tribalisme. Inilah yang salah satunya terjadi di bursa saham. Ketika si A menyampaikan informasi mengenai saham ABC, apakah kita lebih banyak menilai tentang kualitas informasi yang disampaikan atau malah kita lebih banyak ingin bereaksi mengenai maksud di balik informasi tersebut karena kita juga mempunyai kepentingan di saham tersebut.

Kita tidak pernah tahu pasti masa depan sebuah perusahaan. Analisa teknikal maupun fundamental hanya sebagai dasar strategi. Di bursa saham, kita sebenarnya hanya setor modal saja, masa depan perusahaan bergantung daripada bagaimana management mengelola perusahaan tersebut. Jadi, ketika ada seseorang yang "tebar fear" maupun "pompom", kita harus melatih sikap kita untuk tidak bersikap reaktif terhadap orang tersebut. Tetap bersikap terbuka dan cari informasi yang dianggap penting. 

Dalam bursa, kita tidak selamanya harus bersikap sama dalam suatu saham karena perusahaan itu bersifat dinamis. Oleh karena itu, strategi kita juga harus fleksibel. Bisa jadi kita ingin investasi lama di sebuah perusahaan, namun ternyata perusahaan mengalami sebuah masalah di kemudian hari. Dalam hal ini, strategi kita juga harus menyesuaikan. Inilah mengapa, profesional pun juga bisa salah di bursa.  

Sunday, October 11, 2020

Bagaimana Supaya Perasaan Fear Of Missing Out (FOMO) Lebih Terkendali Ketika Trading?

Fear Of Missing Out (FOMO) adalah sebuah ilusi. Begitu cepat kita menyimpulkan sesuatu dengan hanya sekedar melihat dari potongan hal terkecil yang terjadi pada saat itu. Umpamanya disini adalah kenaikan harga saham dalam short term, padahal secara long term, tren harga sebuah saham masih bearish.

FoMO Experience

Hal ini terjadi karena kita masih terlalu mengandalkan stimulasi eksternal untuk segala apa yang kita ingin lakukan. Ini pertanda bahwa kita masih mengandalkan perasaan kita untuk mengambil alih diri kita dalam mengambil sebuah keputusan, daripada mencoba memahami apa yang saat itu tengah terjadi. 

Orang juga menggunakan perasaan untuk menghindari konflik. Seperti misalkan, kita tidak ingin mengatakan masakan istri kita tidak enak karena takut hal tersebut akan menyakiti hati istri kita. Kita menolak untuk mengatakan hal yang sejujurnya karena akan konsekuensi yang terjadi. 

Jadi, kita tidak bisa memegang dua hal yang sebenarnya bertolak belakang, tanpa kita menyembunyikan kebohongan diantara keduanya. Maka, ketika kita mengalami perasaan FOMO, kita harus menyadari bahwa ada sesuatu yang tersembunyi yang sebenarnya perlu diselesaikan pada diri kita.

Itulah mengapa psikologi dalam trading merupakan hal penting yang harus dimiliki. Lebih penting daripada metode dan money management. Psikologi yang baik akan membuat awareness kita menjadi lebih sensitif dan tidak mudah terpengaruh adanya pom-pom maupun tebar fear yang dilakukan oleh orang lain agar tidak terbawa perasaan FOMO. Meskipun demikian, kita juga wajib terbuka terhadap segala perkembangan informasi. Menjadi pribadi yang teguh, tapi juga open minded.

[Report] Hadiah Bonus dari Asetku - Investasi P2P Lending

Sobat Investor, kali ini mimin akan sedikit memberikan testimoni Asetku, yakni salah satu investasi P2P Lending yang ada di Indonesia. Untuk detail mengenai Asetku, pernah dibahas pada tulisan sebelumnya. Total peminjam yang ada di Asetku ini sudah lebih dari tiga juta orang.

Jika jenis investasi p2p lending adalah cocok sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan pribadi sobat investor, silahkan meneruskan untuk membaca tulisan ini. Jika memang tidak sesuai dengan keyakinan, alangkah lebih baiknya menghindari investasi ini karena mengandung unsur riba.

Nah, investasi Asetku ini termasuk yang beresiko besar. Jika Sobat Investor berminat berinvestasi di Asetku, maka pertimbangkan dari segi besaran pendanaan dan juga lama waktu tenor pembayaran. Meskipun demikian, sejauh ini, hingga kira-kira setahun lebih berjalan berinvestasi di Asetku, tidak pernah ada keluhan yang mimin rasakan. Malahan, Asetku lebih banyak memberikan hadiah bonus baik berupa barang maupun yang tidak berwujud seperti, kupon pendanaan.

Hadiah ulang tahun

Hadiah kupon ulang dari Asetku

Untuk Investor Asetku yang berulang tahun, akan mendapatkan dua kupon, yakni:

- Kupon uang kas sebesar 100 ribu rupiah. Dimana, uang ini bisa ditarik setelah jatuh tempo. 

- Kupon penambahan interest sebesar 1%

Hadiah promo periode waktu tertentu

Selain kupon ulang tahun yang khusus dibagikan ketika kita ulang tahun, ada juga bonus yang dibagikan dalam periode waktu tertentu sesuai dengan jenis promo yang saat itu tengah berlangsung. Salah satunya adalah "Paket Kesehatan Ekslusif" ketika kita melakukan pembiayaan dengan jatuh tempo tiga bulan. Nah, berikut adalah jenis hadiah yang mimin terima.

Hadiah pembiayaan tera 3 bulan

Jika penasaran dengan Asetku dan ingin membuktikannya sendiri, segera melakukan pembiayaan di platform ini, dengan download aplikasinya di Google Play atau Apple Store dan masukkan kode TNW97 di kolom referral untuk membantu mimin mengembangkan blog ini. 

Kunjungi situs resminya untuk mencari info lebih jauh mengenai Asetku melalui tautan berikut.

 

Friday, October 9, 2020

Metode Vs Peluang dalam Trading Saham

Jika ada sebuah koin, misalkan gambar kepala di satu sisi dan gambar buntut di sisi yang lainnya. Koin ini dilempar sebanyak 99 kali dan ternyata sebanyak 99 kali juga menunjukkan gambar yang muncul adalah gambar kepala. Pertanyaannya adalah ketika lemparan ke 100, berapakah kemungkinan koin akan menunjukkan gambar kepala?

Logika akan mengatakan kepada kita bahwa peluang gambar yang muncul di koin adalah gambar kepala sebanyak 50:50. Kita seolah mengabaikan fakta bahwa 99x kali dilempar menunjukkan gambar kepala. 

Ini jelas pasti ada sesuatu yang tidak beres dalam koin tersebut. Sangatlah tidak mungkin, sebuah koin yang dilempar hingga 99x dengan peluang 50:50 akan menghasilkan hasil yang sama. Disinilah, ilmu pengetahuan tidak semua bisa menjawab segala problematika. Hanya orang yang terlibat secara langsung yang mengetahui bagaimana sistem bekerja.

Begitupun juga dalam trading, hanya orang yang terlibat dalam tradinglah yang mengetahui bagaimana sebuah harga itu terbentuk. Pasar bursa bersifat acak, tidak terkontrol. Tetapi, bukan berarti kita tidak bisa memprediksi kemana harga saham akan melaju.

Banyak sekali metode yang bisa kita gunakan dalam memprediksi harga sebuah saham, tetapi sebenarnya hal yang paling penting sekali adalah peluang prediksi tersebut. Jika sebuah harga saham pernah di angka gocap, maka tentu saja peluang harga saham tersebut balik ke angka gocap juga besar.

Betapa canggihpun metode yang kita gunakan, jika peluangnya kecil, maka akan sulit untuk terkonversi sesuai dengan hasil yang kita inginkan. Inilah mengapa kita harus fokus kepada saham-saham yang memiliki peluang besar harganya untuk naik kembali. Metode akan menunjukkan bahwa apakah kita berada pada timing yang tepat ketika melakukan entry pada saham tersebut.

Tuesday, October 6, 2020

Bagaimana Cara Agar Mendapatkan Lebih Banyak Keyakinan Ketika Trading?

Pemula dalam trading cenderung memiliki pengambilan resiko yang begitu besar ketika mengambil sebuah posisi. Hal ini bisa dimaklumi karena mereka memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Rasa percaya diri ini diakibatkan dari kurangnya data yang bisa mereka jadikan referensi sebelum mulai trading. Data tidak ada karena jam terbang trading yang kurang. Hal ini berakibat mereka kurang cukup planning ketika berhadapan dengan pasar bursa. Mereka lebih fleksibel ketika melakukan entry.

Teori yang menjelaskan tentang mengapa seseorang yang tidak berpengalaman pada suatu bidang namun memiliki kepercayaan diri yang tinggi ketika mulai masuk ke dalam bidang tersebut adalah Dunning-Kruger Effect.  

Namun, kita tidak akan membahas mengenai teori tersebut. Tetapi, bagaimana pasar tidak langsung menghukum para pelaku pasar yang ceroboh ketika mengambil sebuah posisi. Disinilah uniknya. Kita gambarkan ilustrasi sebagaimana berikut: 

Satu kali masuk masih cuan, dua kali masuk masih cuan. Percaya diri makin meningkat. Porsi pasang posisi makin ditingkatkan. Namun, saat masuk ke ketiga kalinya, malah rugi yang besarannya melebihi dari cuan yang didapatkan sebelumnya. 

Kita ibaratkan bermain dadu. Setiap kita mengambil dadu untuk dilempar, maka semakin akan menambah resiko kita untuk kalah. Inilah kira-kira yang terjadi sesungguhnya tanpa kita sadari. Resiko itu tidak langsung terjadi begitu kita salah. 

Ketika dalam situasi inilah, pikiran kita ingin mengambil konteks mengenai apa yang sebenarnya tengah terjadi. Rasa percaya diri yang semula ada ketika kita baru memulai trading, bisa hilang ketika nyatanya data yang sudah kita peroleh tidak sesuai dengan apa yang kita ekspektasikan. Pasar bursa tidak menjanjikan sebuah kepastikan. Kita tidak akan pernah tahu kapan harga akan mengarah di hari esok.

Bagaimanakah Cara Untuk Mendapatkan Keyakinan Ketika Masuk ke Sebuah Posisi Trading?

Rasa percaya diri timbul jika ada kepastian. Kepastian bisa didapat jika ada progress yang kita lakukan. Untuk mendapatkan progress, dibutuhkan kedisiplinan. Jika kita ingin melangkah 1000 langkah. Maka tiap hari kita harus tetap melangkah, entah 10 langkah ataupun 100 langkah. Lama-lama akan tercapai 1000 langkah. 

Bagaimana cara agar lulus ujian jika kita gagal? Dengan cara terus mengikuti ujian tersebut. Selalu hadir. Evaluasi tiap kegagalan, ikut ujian lagi, maka pada akhirnya kita akan lulus juga. Ilustrasi ini adalah kebalikan dari permainan dadu sebelumnya. Semakin sering, kita melemparkan dadu, maka akan semakin besar kemungkinan kemenangan kita.

Hidup itu tidak seperti ruang kelas. Jika didalam ruang kelas, kita diberikan materi kemudian ujian diberikan. Tetapi, dalam hidup, ujian diberikan terlebih dahulu, kemudian kita belajar hasil daripada ujian tersebut.

Sunday, October 4, 2020

Memahami Posisi Anda Lebih Baik agar Naik Kelas dalam Investasi

Tidak jarang, kita menilai seseorang yang nyangkut di saham, salah satunya adalah karena money managementnya kurang baik. Gampang sekali kita menyatakan bahwa seolah-olah seseorang tidak lebih pintar daripada kita. Sering juga, kita merasa tidak suka dengan orang yang berbeda dengan kita. Padahal, orang lain tersebut tidak pernah memiliki masalah dengan kita. 

Hal diatas biasa disebut sebagai "coping mechanism". Katakan, jika ada orang yang lebih pintar ataupun populer dari kita. Kemudian, kita mendebatnya. Hal ini akan membuat perasaan kita merasa bahwa posisi kita seolah-olah adalah sama atau lebih tinggi daripada orang pintar tersebut. Kenapa hal tersebut dilakukan? Karena kita diciptakan dengan ego.

Lantas apa hubungannya dengan investasi saham? Tak jarang, kita yang mulanya terjun untuk berinvestasi dengan gol mendapatkan cuan. Malah ter-distraksi dalam hal yang tidak ada kaitannya dengan mendapatkan cuan tersebut. 
 
Money management berhubungan dengan posisi kelas sosial kita karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan kita dalam menanggung resiko:

1. Kelas Bawah
Kelas bawah adalah kelas yang paling sedikit memiliki kekayaan. Hal ini membuat mereka takut untuk mengambil sebuah resiko. Atau, malah menjadi sangat pemberani dalam mengambil sebuah resiko. Hal ini dikarenakan mereka nothing to lose. Jikapun ternyata mereka gagal, mereka akan tetap berada di kelas miskin.

2. Kelas Menengah
Kelas menengah agak berbeda dengan kelas miskin. Kelas ini adalah kelas yang sangat berhati-hati dalam mengelola resiko. Jika mengambil keputusan yang terlalu besar resikonya, bisa menjadi akan menjadi boomerang bagi diri mereka sendiri. Segala sesuatu sepadan antara resiko dengan reward. Tetapi, potensial reward tersebut tidaklah sepadan jika harus kehilangan apa yang mereka miliki saat ini. 

3. Kelas Atas
Kelas atas memiliki pengambilan resiko yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas menengah. Hal ini dikarenakan mereka memiliki buffer yang lebih banyak jika dibandingkan kelas menengah. Hal ini membuat mereka bisa lebih banyak bereksperimen dengan uang yang mereka miliki. Semakin banyak bereksperimen akan membuat mereka menjadi semakin piawai. 

Untuk naik kelas dari menengah ke atas, dua hal yang harus dilakukan.
A. Perbanyak eksperimen dengan resiko yang mampu kita mitigasi
B. Perbanyak Buffer

Jadi, anda harus memiliki dua pekerjaan yang terpisah satu sama lain. Kita tidak mungkin bisa memperbanyak buffer dibidang dimana kita masih melakukan eksperimentasi. Untuk memperbanyak buffer, ambil dari sesuatu yang tidak terlalu berpengaruh terhadap perkembangan aset anda. Contohnya adalah sisa gaji anda setelah disisihkan untuk uang tabungan, atau bisa juga deposito yang anda miliki.

Hal ini semata -mata untuk membuat anda bebas dalam ber-eksperimentasi karena tidak pernah ada yang tahu seberapa cepat investasi kita akan berbuah. Trial dan Error. Jika diperlukan, kita bisa membayar orang yang lebih berpengetahuan tentang bidang yang ingin kita dalami. Jangan sampai kita terburu-buru mengambil keputusan karena kita merasa sudah mengeluarkan investasi yang terlalu banyak di bidang tersebut. Sehingga lupa melakukan mitigasi yang malah berakibat buruk bagi aset yang kita miliki. 

Sekian.

Saturday, October 3, 2020

Tidak Takut Nyangkut di Saham Fundamental Bagus, Tapi Selalu Stalking Harga

Banyak media mengatakan, sekitar 90% trader mengalami kegagalan. Namun, nyatanya dari hari ke hari semakin banyak saja yang terjun ke dunia saham. Kalau tidak percaya, silahkan cek berita dari media KOMPAS berikut. Jika dilihat kembali, ternyata yang membuat artikel berjuluk "90% trader mengalami kegagalan" adalah kebanyakan operator yang juga menyediakan layanan sistem trading. 

Tentu ada alasan mengapa para operator layanan tersebut mengatakan hal yang demikian sebagai bagian dari strategi marketing mereka. Hal ini bisa terlihat di saham-saham yang sedang trending pada masanya, yang biasanya adalah saham-saham yang telah mengalami kenaikan yang cukup panjang. Dan, tak lama setelah itu mengalami kejatuhan harga. 

Mimin ingat tulisan seorang senior, yang mengatakan beli saham tidak seperti beli bahan pangan. Kita beli bahan pangan, atas dasar faktor kebutuhan. Barangnya habis karena kita konsumsi. Jadi, jika banyak permintaan, maka harganya naik. Hal ini tidak berlaku di saham. Kita beli saham, bukan untuk dikonsumsi. Tetapi, untuk dijual kembali ke harga yang lebih tinggi. Pada awalnya, kita gak butuh saham. Gak tertarik karena bukan bagian dari kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Bagaimana supaya tiba-tiba kita tertarik untuk membeli saham? Tentu, yang dibutuhkan adalah Stimulasi.

Stimulasi bahwa dengan membeli saham akan menghasilkan return yang besar. Lebih besar daripada sekedar deposito di Bank. Hal inilah yang kebanyakan menarik minat banyak orang untuk terjun ke dalam dunia saham. Ketika orang sudah masuk dengan tanpa memikirkan resiko, tinggal tunggu waktu saja maka mereka akan mengalami kerugian. Faktor ketakutan inilah yang salah satunya kemudian jadi bahan marketing penyedia layanan saham. Orang menjadi tertarik untuk mengikuti layanan tersebut. Stimulasi dari dua ekstrim yang berbeda: kesenangan dan ketakukan. Satu sisi yang merupakan bagian dari satu koin yang sama.

Jadi, pikiran manusia itu sebenarnya kongruen. Ia akan selalu kembali ke arah homeostatis. Ke sesuatu yang familiar bagi alam dirinya dan inilah yang terjadi pada kebanyakan orang. Mereka merasa nyaman dengan diri mereka. Ketika ada orang yang kedudukannya lebih tinggi dari mereka, mereka akan mengolok-olok orang tersebut. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bagi diri mereka sendiri bahwa orang tersebut derajatnya sama dengan mereka. Orang-orang besar itu juga memiliki banyak pembenci, meskipun di sudut yang lain banyak juga pencintanya.

Nah, jadi jangan heran ketika mereka bilang tidak takut nyangkut di saham fundamental bagus, tetapi selalu stalking mengenai harganya. Perusahaan bagus tidak perlu di pom-pom. Apalagi bilang kemana-mana mau "all in" jika saham turun harganya ketika hal yang tidak sependapat dengan dirinya. Orang yang sudah yakin, tidak hanya merasa yakin, tidak perlu pembuktian dari seluruh dunia. Ia puas dengan apa yang ia lakukan dan cukup dengan dirinya. 

Salam

Thursday, October 1, 2020

Seberapa dalam Saham $TLKM bisa Anjlok?

Ketika posting ini dibuat, pada 1 October 2020, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk atau dalam tickernya disebut dengan TLKM sedang mengalami down trend. Sebagaimana diketahui, TLKM merupakan perusahaan yang menawarkan layanan komunikasi dan jaringan dan merupakan market leader di bidangnya. 

Kita tidak perlu bahas fundamental TLKM. Tiap tahun TLKM selalu membagikan deviden. Ini menunjukkan bahwa perusahaan sehat. Saat tulisan ini dibuat posisi TLKM berada di harga 2560. Kalau kita memakai alat valuasi yang disediakan oleh stockbit, maka target price TLKM adalah sekitar 3500 atau memiliki margin of safety sekitar 38%. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah kenapa saham TLKM masih turun? 

Saham ini menjadi trending di media stockbit karena harganya yang terus meluncur turun. Hal ini tentu saja menarik minat para penggiat pasar saham mengingat intrinsik valuenya yang tidak tercermin di harga pasar pada saat ini. Tetapi, pertanyaannya kemudian, seberapa besarkah saham ini meluncur turun? Ini menjadi sebuah tanda tanya yang besar.

Jika kita tidak bersabar, nyangkut di saham ini bukan sebuah hal yang tidak mungkin. Mungkin kita berpikir tidak apa-apa nyangkut di saham berfundamental bagus seperti TLKM. Namun, jika bisa menawar pada harga yang serendah mungkin dan memanfaatkan cash yang ada pada saat ini untuk ditaruh pada saham-saham yang akan/ sedang mengalami kenaikan kenapa tidak. 

Mimin tertarik untuk memprediksi TLKM dengan menggunakan teori volume transaksi yang dihasilkan pada periode waktu tertentu. Tentu akan sangat sulit jika jangka periodenya pendek. Hal ini dikarenakan TLKM ini termasuk saham yang liquid dimana volume transaksinya antara satu sama lainnya sama. 

Chart TLKM 

Bisa dilihat pada gambar tersebut bahwa volume transaksi yang didevelop oleh saham TLKM berfluktuasi. Namun, jika ditarik rata-rata adalah hampir sama. Nah, jika volume transaksi ini ditaruh pada tiap fraksi harga, maka bisa diperoleh hal berikut ini:

Volume Price Analysis TLKM

Tuesday, September 29, 2020

(Tidak Pernah) Kapok Main Saham Gorengan

Goreng Saham

Mendengar kata "saham gorengan", apa yang terlintas di pikiran anda? Disukai ataupun tidak, pasar berjalan sesuai dengan kaidah supply and demand. Saham gorengan ada karena ada demandnya. Costumer yang menyukai high gain/risk akan cenderung menyukai saham gorengan. Kita berinvestasi di pasar modal, tentunya ingin mendapatkan return yang besar dan juga cepat. Dan, "saham gorengan" merupakan salah satu bentuk supply untuk menjawab jenis demand yang ada tersebut. 


Jika secara prinsip, orang tidak menyukai saham gorengan, maka saham gorengan tidak akan banyak diperbincangkan. Supply pun akan turun secara sendirinya 

Saham gorengan ini gerakannya liar, kacau, tidak bisa ditebak. Saham yang tidur, dalam hitungan menit bisa langsung lompat kodok mencapai target ARA pada hari itu. Bisa jadi juga, saham yang tadinya ARA, pada waktu menjelang penutupan, dihajar hingga ARB.

Saham gorengan tidak untuk semua orang. Seperti dijelaskan pada paragraf pertama, saham gorengan ini ada karena permintaan terhadap saham ini ada. Jika banyak yang meminta saham dengan fundamental yang bagus, tentunya permintaan terhadap saham gorengan akan menurun. Namun tentunya hal ini akan sangat sulit untuk dilakukan karena orang terjun ke pasar modal tentunya ingin mendapatkan gain semaksimal mungkin. 

Ketika terjun ke pasar modal, kita harus bersikap realistis. Semua yang masuk ke pasar modal pasti pernah merasakan untung ataupun rugi. Apapun hasilnya itu adalah bukti bahwa kita telah mencoba. Jikapun rugi, berarti ada sesuatu yang perlu diperbaiki dari metode trading kita. Pergerakan harga saham di pasar modal bukanlah sesuatu yang bisa kita kontrol. Tetapi, tidak semua orang bisa menerima kenyataan bahwa mereka telah "rugi" tersebut secara realistis. 

Tidak semua orang bisa lepas dari bayangan kejadian loss yang terjadi pada masa lampau. Hal inilah yang menjadi beban ketika akan memulai trading selanjutnya. Kita menjadi sangat berat untuk mencoba kembali masuk di pasar modal. Kegagalan masa lalu telah menghapus rasa kepercayaan diri kita dan menjadi limiting belief bahwa kita tidak mampu sukses di pasar modal. Jika hal ini terjadi, seberapa banyak teori yang kita gunakan, akan menjadi percuma karena kita tidak memiliki keberanian untuk mengaplikasikannya. Malah, semakin banyak teori, bisa jadi semakin menimbulkan keraguan.

Barangkali, anda pernah loss pada saham gorengan. Anda salahkan saham gorengan, bukan karena metode trading anda di saham gorengan. Padahal, sudah jelas, high reward-high risk. Eksekusi di saham gorengan harus cepat karena gerakannya liar, kacau, tidak bisa diprediksi. Anda membenci saham gorengan karena pernah rugi, dikecewakan. Bukan dari hal yang bersifat prinsip ataupun karena metode yang anda terapkan kurang cocok.

Masuk ke pasar modal dan berharap return yang besar itu tidak salah. Tetapi, jika memulai dari dasar dan ingin langsung berada di puncak dengan meraih gain setinggi-tingginya, maka itu adalah sesuatu hal yang sangat sulit. Perlu dorongan yang besar dan kebanyakan berakhir dengan tidak menyenangkan. Maka dari itu, harus dimulai dari hal yang bersifat kecil. Hal yang biasa lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Dari yang biasa, bisa nanti kita jadikan yang luar biasa. 

Jadi, kitalah yang menjadikan hal yang luar biasa tersebut. Tidak peduli sebanyak apapun modal kita, jika kita tidak mampu mengelolanya maka akan habis pula. Masuk ke saham gorengan karena ingin cepat kaya, tanpa mempelajari risk-reward dengan baik, pada akhirnya hanya akan membawa kerugian.

PS: Tidak usah masuk saham gorengan.

Sunday, September 27, 2020

Atur Ulang Sikap dengan Lebih Baik Ketika Nyangkut di Saham

Ketika kita nyangkut di saham, otomatis menggambarkan bahwa analisa kita salah terhadap prediksi saham tersebut di masa depan. Mimin kasih contoh saham $TLKM.   

Konsolidasi saham $TLKM

19 Juli 2020, prediksi mengenai harga $TLKM telah mimin buat. Jika dilihat dari pembentukan harga ketika itu, $TLKM memiliki pola descending triangle. Emiten ini berada dalam fase konsolidasi atau antisipasi. Harga $TLKM ketika itu masih di 3060. 

Hal yang menarik adalah poling dari prediksi tersebut menunjukkan hampir 50:50. 54% berharap harga $TLKM turun, sedangkan 46% berharap harga $TLKM naik. Sebagian besar waktu, market akan berada dalam fase konsolidasi. Perbandingannya antara 70% berada dalam fase konsolidasi dan 30% berada dalam fase tren. 

Mengambil posisi pada waktu konsolidasi dianggap lebih baik karena ketika lompat ke atas, maka akan mendapatkan gain yang tinggi dan menghindari false break-out ketika saham naik, apalagi di pasar yang sedang tren turun. 

Nah, persoalannya adalah ketika prediksi kita salah. Ternyata saham malah turun. Per-hari ini (27 Sept 2020), harga $TLKM sudah menyentuh angka di bawah 2700 per lembar saham. 

Bagaimana mengatur ulang sikap anda ketika nyangkut di sebuah saham? Hal ini harus sobat lakukan karena anda sudah salah dalam menganalisa pergerakan harga.

Friday, September 25, 2020

Wyckoff Method - Akumulasi

Pada bahasan sebelumnya, mimin telah jelaskan mengenai metode Wyckoff untuk menandai sebuah fase distribusi. Pada kesempatan kali ini, kita akan belajar mengenai metode Wyckoff untuk mengenali fase akumulasi.

Fase akumulasi adalah fase dimana terjadi proses pembelian yang dilakukan oleh market maker, relatif pada harga bawah, dimana pada akhir fase nanti akan mengakibatkan kenaikan harga. Mari lihat grafik dibawah untuk mengenali metode Wyckoff pada fase akumulasi. 
Metode Wyckoff - Anatomi Akumulasi

Pada grafik diatas dapat diketahui struktur anatomi akumulasi berdasarkan metode Wyckoff. Dapat diketahui bahwa ada lima fase untuk menentukan bahwa sebuah emiten masuk dalam fase akumulasi oleh market maker

Mari kita kupas satu-persatu anatomi fase akumulasi berdasarkan metode Wyckoff:

Fase A ==> Stopping Trend

Fase akumulasi dimulai dengan berakhirnya tren penurunan harga. Ditandai dengan terbentuknya preliminary support (PS) dan dilanjutkan dengan adanya selling climax (SC). Jika dilihat dari grafik, SC kadang ditunjukkan dengan spread yang lebar dan volume yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa ada ketertarikan dari market maker untuk menampung emiten tersebut. Ketika tekanan jual yang sangat tinggi telah terpenuhi, maka akan dilanjutkan dengan adanya automatic rally (AR), yakni masuknya demand ke dalam sebuah emiten dan dilanjutkan dengan secondary test (ST). ST bertujuan untuk mengecek tekanan jual dengan cara menurunkan harga pada titik sedikit di atas/ sama dengan SC.

Disini kita sudah bisa mulai menarik garis untuk menentukan trading range (TR).  

Pada fase re-akumulasi, yakni akumulasi yang terjadi pada fase up-trend, point PS, SC dan juga ST tidak seberapa kentara. Namun, adanya re-akumulasi masih bisa dilihat dari fase B-E dengan sedikit perbedaan, yakni durasi dan trading range (TR) yang pendek, jika dibandingkan dengan akumulasi yang terjadi pada fase downtrend. 

Fase B ==> Market Test (Anticipation)

Ketika sudah masuk ke dalam TR, market masuk ke dalam sebuah masa antisipasi. Harga mudah sekali berayun melebihi dari TR yang dibuat di fase A. Hal ini untuk mengecek adanya supply dan demand yang masih bersisa. Maka dari itu, fase ini memerlukan waktu yang lama untuk bisa menuju ke fase selanjutnya. Overall, terjadi proses net pembelian dari emiten tersebut. 

Fase C ==> Strength

Proses upswing dan downswing ini pada akhirnya akan mencapai titik kesetimbangan di dalam TR, dimana harga akan tertahan dengan spread yang tidak terlalu lebar. Untuk memvalidasi bahwa sebuah emiten siap untuk dimark-up ke harga yang lebih tinggi, maka harga akan dibawa ke support atau bahkan lebih dalam lagi untuk mengecek adanya supply tersisa. Orang bisa berpikir bahwa fase downtreand akan berlangsung kembali dan menjual emiten yang dia miliki. Namun, nyatanya, ini adalah tanda mulainya sebuah uptrend.  Inilah yang disebut sebagai "Shake-Out". Supaya berhasil, maka pada point ini harus disertai dengan volume yang kecil dan biasanya disertai spread yang juga pendek. Indikasi yang bagus bahwa market test ini berhasil adalah adanya sign of strength (SOS) yang terjadi setelah shake-out, yakni naiknya harga dengan spread dan volume yang relatif lebih tinggi.

Fase D ==> Market test (Begin of Uptrend) 

Paling kentara fase ini ditunjukkan dengan peristiwa "Break-out". Yakni, menembus TR dengan spread dan volume yang tinggi. Yang sebelumnya resistan akan menjadi support yang baru. Setelah "break-out", akan  terjadi market test lagi yakni harga akan pull back ke arah support yang baru tersebut. Ini bertujuan untuk mengecek reaksi market. Jika pada saat pull back volume dan spread mengecil. Maka uptrend akan mulai terjadi.

Fase E ==> Mark-up

Harga emiten naik dan market maker mendistribusikan barang yang ia miliki.

Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat. Salam.

Sunday, April 12, 2020

Wyckoff Method - Distribusi

Pada kesempatan kali ini, mimin akan menerangkan metode Wyckoff untuk menjelaskan mengenai pola distribusi pada sebuah saham. Metode Wyckoff ini bertumpu pada analisa volume transaksi dan spread yang timbul dari transaksi tersebut. Maka dari itu, untuk bisa mempelajari anatomi distribusi dengan metode Wyckoff, Sobat Investor harus mengetahui terlebih dahulu mengenai volume spread analysis (VSA). 

Menurut metode Wyckoff, terdapat dua anatomi distribusi: 
1) Distribusi tanpa tipuan 
2) Distribusi dengan tipuan

1) Distribusi Tanpa Tipuan

Mari tengok schematic berikut:

Anatomi distribusi Wyckoff tanpa tipuan
Ada lima fase dalam anatomi distribusi tersebut: A hingga E. Terdapat juga beberapa macam istilah untuk menggambarkan tanda-tanda sebuah distribusi dimulai.Fase A hingga E merupakan tahap konsolidasi sebelum sebuah emiten kembali melanjutkan trendnya kembali, entah continue atau reversal. Fase A hingga E disebut sebagai trading range

Mari kita kupas beberapa istilah yang ada dalam fase tersebut:

Fase A ==> Stopping trend
- PSY (Preliminary Supply) ==> Titik awal dimana supply mengalahkan demand. Di titik ini timbul resistansi harga untuk beranjak naik.  
- BC (Buying Climax) ==> Titik puncak dimana terjadi overbought, yakni para bandar menjual secara besar-besaran saham yang mereka miliki. Sehingga harga saham kembali turun setelah rally.
- AR (Automatic Reaction) ==> Supply yang mengalahkan demand akan mencapai titik keseimbangan. Dimana, pada titik ini akan menjadi dasar dari trading range. Dilanjut, kenaikan sebagai reaksi untuk mengetest kembali apakah supply masih ada. Biasa kita sebut ada yang "take profit".

Fase B ==> Market test (end of uptrend)
- ST (Secondary test) ==> Reaksi market untuk mengetest area buying climax. Jika puncak telah terkonfirmasi, maka supply akan mengalahkan demand. Pada saat market melakukan test, volume dan spread akan menurun pada area test.

Fase C ==> Weakness
- SOW (Sign of Weakness) ==> Ketika reaksi untuk naik terkalahkan oleh gerakan menerobos support dari trading range. Pada gambar diatas, support digambarkan oleh garis bergelombang dan dianalogikan sebagai es (ICE). Jika es ditembus maka akan ada reaksi untuk naik. 
- LPSY (Last point of supply) ==> Jika es telah dijebol (note: support), maka akan terbentuk spread yang menipis yang menunjukkan market mengalami kesulitan untuk naik kembali. Volume yang ditunjukkan juga ringan. Pada LPSY inilah gelombang supply akan digelontorkan ke market sebelum masuk ke masa mark-down.

Fase D ==> Market Test (begin of downtrend)
Pada fase ini, support telah jebol, rally terjadi untuk naik kembali ke es yang saat ini telah menjadi resistance untuk mengecek demand. Pada fase inilah, gelombang terakhir dari supply masuk dan masuk fase mark-down.

Fase E ==> Mark-down

2) Distribusi dengan Tipuan  

Bentuk kedua dari pola distribusi. Silahkan simak gambar dibawah:

Anatomi distribusi Wyckoff dengan tipuan
Beda dengan sebelumnya adalah pada fase C:

Fase C ==> Weakness
UTAD (Upthrust after Distribution) ==> Setelah terjadinya SOW, emiten malah terbang untuk naik keatas. Disinilah test definitif terjadinya untuk menguji kekuatan demand. Bisa juga untuk mengelabui seolah-oleh trend berlanjut. Terkadang juga menembus hingga resistance dari trading range. Kenaikan biasanya tidak dengan dibarengi volume yang tinggi. Atau, jika dengan volume yang tinggi, cuma tertahan di pertengahan trading range. Jika kita melakukan "buy" pada UTAD dan menyangkan bahwa akan uptrend, maka kita sudah terjebak.

Pada bagian selanjutnya akan kita bahas mengenai anatomi trading Wyckoff untuk akumulasi.

Wednesday, April 8, 2020

Cara Monitor Saham yang Dibeli

Monitor Saham
Sobat Investor, sebenarnya mau berapa pun jumlah saham yang kalian punya itu bisa di-manage, asalkan duitnya ada. Salah satu sebab kenapa pegang saham jangan banyak-banyak adalah ketika terjadi crash, kecenderungan duit kalian habis untuk average down ataupun cut loss bisa sangat tinggi. Salah keduanya, terlalu banyak melakukan trade, margin keuntungan bisa berkurang karena fee dan tidak sepadan dengan resikonya. Kenapa tidak sepadan dengan resikonya? Karena ada momen-momen tunggu terhadap sebuah saham atau istilahnya fase konsolidasi untuk membuktikan bahwa dia konfirm penguatan atau pelemahan. Momen ini adalah krusial. Jika anda paksa masuk, anda akan menjadi pihak terlemah karena gampang terjadi swing pada posisi ini. 1,2 trade anda bisa lolos dan cuan. Namun ketika salah, modal anda bisa terkurung dalam sebuah saham. Dan, pilihannya adalah inject modal lagi atau cut loss. Bisa jadi setelah cut loss, saham malah naik. Nah untuk itulah perlu konfirmasi dari market, sebelum masuk. Tidak usah takut ketinggalan kereta. Ada ratusan saham di IHSG. Yang terpenting adalah menyiapkan modal dan masuk di waktu yang tepat.

Kembali lagi mengenai topik yang akan kita bahas, mengapa dan bagaimana memonitor saham yang dibeli?  

Monitor saham yang dibeli itu penting karena untuk menunjukkan kapan saya harus masuk, kapam saya harus out dan kapan saya harus average. Bagaimana caranya? 

Pertama yang harus dilakukan anda "keker" saham yang mau anda beli. Ketika masuk radar dan sinyal beli muncul, jangan ragu untuk beli. Jika ternyata turun, anda perlu belajar lagi kenapa metoda saya salah. Siap untuk cut loss atau average down. Tergantung saham yang anda beli, kalau gorengan ya buang, kalau fundamental bagus, ya siap untuk average down. Untuk tahu kapan posisi beli, salah satu caranya adalah metode fibo. Bisa dilihat pada tulisan berikut.

Kedua, 
Buat tabel list saham yang anda beli, bisa di excel atau di cloud. Kalau pakai excel, taruh flash disk. Jadi bisa dibawa kemana-mana jika misalkan anda harus pakai komputer. Kalau pake cloud, misalkan google drive, lebih mudah. Dimanapun anda berada, bisa monitor posisi anda dalam sebuah trade. Cuma butuh komputer dan sambungan internet.

Contoh item yang ada di dalam list tersebut adalah sebagaimana berikut.

Item list dalam tabel monitor saham

Code ==> Nama Emiten
Avg    ==>  Jumlah Average
Last     ==> Harga terakhir
Lot        ==> Jumlah saham yang dibeli

Empat informasi diatas adalah bisa didapat dari sistem online trading kamu. Kalau kamu pakai Mirae, bisa langsung ekstrak dalam bentuk excel. Jadi, setelah itu tinggal copi paste data yang kamu dapat. Selanjutnya adalah data yang digunakan untuk monitoring.

Gain/Loss ==> Pakai formula fungsi "if" di excel, jika nilai "last" melebihi "Avg" maka GAIN. Fungsinya adalah untuk memberitahu kamu apakah saat ini kamu berada dalam kondisi untung atau rugi.
Value ==> Jumlah modal yang kamu miliki. Nilai "Last" dikalikan dengan "Lot" kali "100".
Total In ==> Jumlah modal yang sudah kamu keluarkan. Nilai "Avg" dikalikan dengan "Lot" kali "100".
Gain/Loss  ==> Berapa jumlah untung rugi. Nilai "Value" dikurangi "Last".
% Loss  ==> Jumlah untung/ rugi. Nilai "Gain/Loss" dibagi dengan "Total in"
Setting  ==> Pivot point dimana kamu akan menengok tradingmu. Entah untuk cut loss, average dsb. Pada bagian ini, nilainya disambungkan dengan alarm trading anda. Dan, dua posisi harus diisi, batas bawah dan batas atas. Antisipasi ketika naik maupun turun.  
Trigger ==> Fungsi "if" untuk memberitahu ketika setting alarm tercapai. Hal ini sebagai pre-caution ketika alarm trading lupa untuk anda aktifkan. Nah, trigger ini diisi dengan kondisi, ketika nilai setting terpenuhi, maka akan menunjukkan "wording yang berbeda". Pada contoh diatas adalah sebagai berikut: =if(D4 < P4,"ALERT","KEEP") untuk setting "low".
Ketika kondisi tercapai, maka wording trigger akan berubah menjadi "ALERT". 

Tabel diatas bisa diupdate tiap pagi atau sore (satu hari sekali) atau seminggu sekali, tergantung dari cara trading anda. Tabel ini akan memberitahu anda akan tindakan yang akan dilakukan ketika pivot ter-trigger.

Selamat Mencoba

Tuesday, April 7, 2020

[Report] Average Down Untuk Keluar dari Nyangkut di Saham

Pada kesempatan kali ini, mimin ingin sedikit menjelaskan mengenai contoh pengaplikasian average down untuk keluar dari sebuah saham. 

Kenapa kita keluar dari saham? 
Menimbang dari fenomena naik-turunnya IHSG saat ini dengan dibayangi sentimen perekonomian yang kurang baik terhadap situasi yang sedang terjadi. Alangkah baiknya, mengamankan modal terlebih dahulu saat terjadi rebound. Segala keputusan ada di tangan Sobat Investor sekalian. Namun, apabila ingin keluar dari sebuah saham yang nyangkut, tulisan kali ini mungkin perlu untuk disimak.

Contoh salah satu average down yang berhasil dilakukan mimin adalah average down dari saham WIIM.

Kondisi awal:
Mimin membeli WIIM ketika mencapai angka 139, all time low WIIM pada saat itu 40 lot di harga tersebut.

Saham WIIM sebelum dibeli
Setelah Pembelian:
Saham WIIM ternyata meluncur turun hingga dibawah 100 dan rebound kembali. Pada saat rebound itulah penulis memutuskan untuk average down saham WIIM diangka 96 dengan 2x modal dari pembelian pertama. Average menjadi 108 dan minus ketika itu menjadi -10%

Sebelum average down minus masih -30%. Panduan untuk mengukur berapa banyak modal average down dibutuhkan untuk mengurangi minus hingga ke angka tertentu, bisa dilihat pada tulisan berikut.

Saham Wiim setelah dibeli

Setelah Average Down:
Saham WIIM melanjutkkan kenaikan hingga pernah mencapai angka 120. Kemudian berbalik arah di kisaran 108-110 as per 7 April 2020
Average down untuk lolos dari Saham WIIM
Mudah-mudahan tulisan ini bisa membantu kalian untuk keluar dari bad trade.      

Popular Posts